Eternal Love - Bab 488 Kenapa tidak langsung mati

Dia tidak mengerti, sekian tahun ini begitu banyak pria mengejarnya, banyak juga yang hebat, dari berbagai aspek kurang lebih sama seperti Alberto Ji, tapi bagaimana pun juga dirinya tetap tidak ada perasaan dengan mereka, hanya saat bersama Alberto Ji baru jantungnya berdegup kencang.

“Kenapa? Kenapa tiba-tiba tidak senang.” Melihat Miranda Wen duduk saja tanpa merespon, Alberto Ji berlutut satu kaki di hadapan Miranda Wen, ini sangat mengejutkan Miranda Wen.

“Apa yang kamu lakukan ini? Aku kaget sekali.” Miranda Wen menepuk dadanya, jelas sekali ia terkejut setengah mati oleh tindakan Alberto Ji.

“Justru kamu yang membuat aku kaget, sudahlah, bagus kalau kamu tidak apa-apa.” Alberto Ji mengusap kepala Miranda Wen dengan lembut, tindakan kecil ini kembali membuat dirinya tersentak.

Setelah menghembuskan nafas panjang, Miranda Wen perlahan berkata : “Alberto Ji, aku sedang memikirkan suatu hal, kenapa di sekian banyak orang, hanya persaanku ke kamu yang berbeda, sini aku sangat sakit, seolah pernah terjadi sesuatu.” Miranda Wen menunjuk hatinya, menatap Alberto Ji dengan berlinang air mata.

“Bodoh, jangan menangis, aku yang paling menderita kalau kamu menangis.” Alberto Ji mengusap air mata Miranda Wen, serta menarik dia ke dalam pelukannya sendiri.”

“Miranda, kamu tidak perlu mengetahui semua ini, asalkan kamu ingat, tidak peduli kapan pun, aku Alberto Ji akan selalu berada di sisimu untuk melindungi kamu, tidak akan membiarkan orang lain menyakitimu sedikit pun, dan sejak hari ini, kamu hanya milikku sendiri, siapa pun tidak boleh membawa kamu pergi dari sisiku.”

Sambil bicara, pelukan Alberto Ji semakin erat, seolah mau memasukkan Miranda Wen ke dalam tubuhnya. Awalnya Miranda Wen masih menahan sakit, sampai akhirnya tidak tahan dan meringis.

“Kenapa? Miranda.” Mendengar ringisan Miranda Wen, Alberto Ji akhirnya melepaskan dia dan mengamati apa yang sakit darinya.

“Tidak kenapa-kenapa, aku hanya agak tidak bisa bernafas karena dipeluk terlalu erat.” Melihat Alberto Ji begitu mencemaskannya, Miranda Wen tersipu malu. Tapi tangan Alberto Ji di Miranda Wen masih belum lepas.

Wajah mereka berdua kian mendekat, mendekat, Miranda Wen memejamkan mata dengan malu. Ketika bibir keduanya semakin mendekat, Alberto Ji mengeluarkan suara puas dan bahagia.

Keduanya saling berpelukan dan ciuman dengan mesra, awalnya Miranda Wen agak takut dengan serangan agresif Alberto Ji, tapi karena dibimbing pelan-pelan olehnya, ia pun tidak bisa menahan diri untuk melingkarkan tangan ke pundaknya.

Keduanya tenggelam dalam kemesraan, seolah di dunia ini hanya ada mereka berdua, yang lainnya tidak terlihat. Tubuh keduanya mulai memanas, tangan Alberto Ji sudah masuk ke dalam pakaian Miranda Wen, keduanya begitu nyaman sampai mengeluarkan suara desahan.

Nafsu keinginan membara dalam tubuh mereka, keduanya berpelukan semakin erat.

Kancing kemeja Miranda Wen sudah terbuka beberapa.

Saat ini Miranda Wen seolah terpikir sesuatu, didorongnya Alberto Ji. Ia menundukkan kepala menatap tubuhnya, sebagian pundaknya sudah tampak, pakaiannya berantakan, dengan canggung ia merapikan pakaiannya dan melototi Alberto Ji.

Untung tidak ada orang di restoran, sudah dipesan semua oleh Alberto Ji, kalau tidak, Miranda Wen mungkin malunya sampai ingin menyembunyikan diri ke celah lubang.

Tapi meskipun tidak ada orang di restoran, namun ini semua tetap dilihat oleh Violet Qin yang membuntuti dari belakang. Awalnya mengira asalkan Miranda Wen mati, Alberto Ji hanya akan menjadi miliknya, hanya bisa mencintai dirinya.

Tapi tidak disangka sekian banyak tahun dirinya merencanakan dengan susah payah, malah tidak ada hasil sedikit pun. Setelah Miranda Wen hilang pun Alberto Ji tetap dingin terhadapnya, malah yang ada semakin membencinya, apakah hanya ini yang bisa ia dapat dari penantiannya sekian tahun ini? Bagaimana dia bisa menerima ini semua.

Dengan susah payah dia mendapatkan perhatian paman dan bibi, hanya untuk berharap bisa menjadi istri Alberto Ji, walaupun dia sangat dingin kepadanya, tapi dia percaya asalkan terus berusaha pasti ada harapan, suatu hari nanti Alberto Ji akan melihat ketulusan hatinya jauh lebih banyak daripada Miranda Wen yang sialan itu.

Tapi hati Alberto Ji tidak tergerak oleh ketulusannya, dia menenangkan diri dan tidak buru-buru, karena Miranda Wen juga sudah mati, tidak ada yang akan merebut dengannya, dia cukup menunggu dengan sabar saja.

Tapi takdir begitu aneh, kemenangan yang tadinya dikira sudah di tangan malah tiba-tiba berubah, Miranda Wen yang sialan itu kembali, bagaimana dia bisa menerima ini semua?

“Miranda Wen, aku benci kamu, kenapa kamu kembali, kenapa tidak langsung mati saja? Kenapa merebut Alberto Ji denganku?” Violet Qin mengepalkan tangan.

Hari ini ketika keluar dari perusahaan, dia mendengar beberapa karyawan perusahaan berbisik-bisik, awalnya tidak ia hiraukan, saat akan beranjak pergi, tiba-tiba dia mendengar nama Alberto Ji.

Kalau hanya nama Alberto Ji sendiri itu tidak ada apa-apa, tapi anehnya yang dia dengar itu Alberto Ji memesan satu ruangan khusus, ini yang bermasalah.

Oleh karena itu dia pun mendekati beberapa karyawan tersebut dan bertanya ke mereka dengan suara keras, dia memang terkenal congkak dan galak di perusahaan, orang-orang di perusahaan takut dengannya, sekarang melihat dia mendekat, karyawan-karyawan tersebut langsung gemetar.

“Kamu bilang apa tadi? Apanya yang pesan ruangan khusus? Dengar dari mana? Lebih baik jangan membohongi aku, kalau tidak, kalian tahu jelas bagaimana sifatku.” Violet Qin melototinya dengan bengis, seolah akan mengeruk dirinya.

“Aku dengar……dengar dari supir direktur, aku tidak tahu benar atau tidak, aku bicara sembarangan……” Karyawan tersebut sampai terbata-bata, awalnya hanya ingin pamer dirinya mengetahui banyak hal, kenapa sampai menimbulkan masalah seperti ini, ini harus bagaimana?

“Di restoran mana?”

“Menara Oriental Pearl.” Jawab karyawan tersebut dengan takut-takut.

Tanpa memandang karyawan itu, Violet Qin langsung beranjak pergi, karyawan yang tadinya bermuka bangga langsung melemas tubuhnya, bersandar ke tubuh teman kerja di sampingnya.

Oleh karena itu Violet Qin pun datang ke Menara Oriental Pearl, awalnya ingin langsung masuk, tapi dihadang oleh manajer yang memberitahunya bahwa restoran ini sudah dipesan, tadinya dia masih tidak percaya ucapan karyawan itu, sekarang dia sudah yakin. Tapi mau bagaimana pun juga, manajer tidak memberinya masuk.

Dipelototinya manajer dengan bengis, Violet Qin pun berjalan ke samping jendela dengan tidak berdaya, dia yang seorang nona besar di Keluarga Qin malah diperlakukan seperti ini, tunggu ada kesempatan pasti akan beri pelajaran ke manajer itu.

Untung usahanya tidak sia-sia, akhirnya ia melihat Alberto Ji dan Miranda Wen sialan itu, dipelototinya mereka dengan tatapan dingin.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu