Eternal Love - Bab 264 Pertandingan Besar Dimulai

Sebelumnya sudah diperintah dari awal, bahwa tamu yang duduk di posisi tengah baris pertama tidak boleh didekati wartawan manapun. Perintah itu pun selalu terngiang di telinga para pelayan.

“Mohon maaf, tidak diperkenankan wawancara disini, juga tidak diperkenankan mengambil foto disini, mohon maaf.”

Begitu perkataan pelayan terucap, wartawan pun mengerti maksudnya, kedudukan laki-laki yang duduk di bagian tengah itu pasti tidak biasa, jangan sampai mengorbankan nyawa sendiri hanya demi sebuah berita kecil.

Setelah menimbang-nimbang, wartawan itu pun berkata menghadap arah Zayn Shen: “Mohon maaf telah mengganggu, Tuan.”

Tidak lama kemudian, pembawa acara pun mulai bersuara: Apa kabar, semua penonton stasiun televisi, selamat sore, ini adalah babak final Kompetisi Akbar yang ditayangkan secara langsung, hari ini kita akan…..”

Karena Kompetisi Akbar masuk dalam siaran langsung saluran televisi, semua orang di dalam dan luar negeri pasti sedang menyaksikannya.

Dan kini, para petugas di balik panggung pun berbondong-bondong menerka, siapa yang akan memenangkan juara satu.

Seorang pelayan melihat para desainer yang berdiri di atas panggung, dalam hati timbul rasa penasaran, segera berkata pada laki-laki di sampingnya: “Menurutmu siapa yang akan memenangkan juara satu?”

Pelayan laki-laki itu hanya sedikit menggelengkan kepala, menunjukkan senyum misterius. Benar saja, saat seorang laki-laki sudah ingin bergosip, maka pasti akan sangat menakutkan: “Aku tidak tahu soal itu, tetapi lebih berpihak pada Perusahaan Besar Ji.”

Begitu perkataan terucap, perempuan di sampingnya pun terheran-heran: “Kenapa kamu begitu yakin.”

Mendengar perkataan pelayan perempuan, laki-laki itu melihatnya bagai melihat seorang idiot, merasa sangat heran: “Ini saja kamu tidak tahu? Astaga, kamu terlalu ketinggalan deh.”

Melihat sikap laki-laki itu, pelayan perempuan pun semakin kebingungan: “Apa maksudnya, apaan, aku tidak mengerti.”

Nampaknya perempuan itu benaran tidak tahu, pelayan laki-laki pun mengangguk dengan pelan: “Karena kamu benar-benar tidak tahu, aku beritahu saja. Yang mengikuti babak final kali ini hanya berjumlah 30 orang, kamu pasti tahu di seluruh dunia ada 30-an negara, namun sebanyak 5 jatah di antaranya sudah menjadi milik kandidat dalam negeri, dan sesungguhnya 2 telah diambil alih Perusahaan Besar Ji.”

Perusahaan Besar Ji hebat sekali, perempuan itu sangat terkejut mendengarnya, “Ini terlalu menakjubkan deh, seingat aku adalah satu desainer mereka, yang bernama Ki…..”

Sebelum perempuan itu selesai berbicara, laki-laki di sampingnya malah memotong dengan tidak sabar: “Benar, Kiara Tsu namanya, apakah belakangan ini kamu tidak membuka media sosial? Banyak sekali yang membahas Kiara Tsu akan menang…”

Mendengar perkataan laki-laki itu, pelayan perempuan pun menghela nafas, terlintas kekaguman pada kedua matanya.

“Kelihatannya untuk sementara sorakan terbesar diberikan pada Kiara Tsu, pasti tidak akan membuat mereka kecewa, biasanya aku juga pernah melihat karya dia, dan aku rasa cukup bagus, gayanya juga sangat unik.”

Pelayan laki-laki itu mengangguk menyetujuinya, berkata: “Dia pasti juara satu, tidak akan salah lagi.”

Di saat keduanya masih terus berbincang-bincang, terdengar sebuah menggelegar, menarik perhatian semua orang dalam lokasi acara, membuat semua pengunjung terdiam, fokus melihat ke arah pembawa acara.

“Malam ini adalah malam yang indah dan istimewa, mari kita nikmati dan beri apresiasi terbesar pada Kompetisi Akbar kali ini….”

Setelah pembawa acara selesai berkata, terdengar suara tepuk tangan yang membanjiri tempat acara.

“Aku umumkan, babak final Kompetisi Akbar resmi dimulai!”

Mendengar pengumuman itu, semua orang pun bersemangat, sel-sel darah dalam tubuh ikut terbangkit, tidak bisa tinggal diam lagi.

Setelah itu, semua model pun menggiring para desainer bersama karya-karyanya berjalan ke depan.

Harus diakui ini memang sebuah babak final tingkat internasional yang sangat meriah, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan lomba-lomba kecil yang biasa diadakan.

Tak berapa lama, tiba pada giliran Lili Yang, terlihat Lili Yang berpakaian gaun bernuansa klasik berjalan ke depan panggung. Melihat Lili Yang seperti itu, Miranda pun mengangguk kecil, entah kenapa dia merasa seolah seorang anak perempuan yang baru menginjak usia dewasa, sangat berkesan.

Lili Yang juga menyadari tatapan Miranda padanya, segera membalasnya dengan senyuman. Melihat Lili Yang seperti itu, meski berekspresi sangat santai pada wajah, hatinya mungkin saja sangat tegang.

Miranda adalah seorang yang cerdas, ditambah dengan Lili adalah orang yang sudah bekerja lama dengannya, bagaimana mungkin tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Berpikir demikian, Miranda Wen pun memberikan senyuman penenang untuk Lili Yang, tersenyum berkata: “Semangat.”

Setelah mendapati dukungan penuh dari Miranda, entah kenapa Lili Yang tiba-tiba merasa ketegangan dalam hati berkurang banyak dengan ajaib.

Beralih melihat model yang menemani Lili Yang di samping, yang sedang dipegangnya adalah sebuah kalung dengan model sedikit berbeda dengan kerumitan desain-desain internasional yang ditunjukkan sebelumnya, sebagian besar kalung itu juga dibuat menggunakan bahan-bahan dalam negeri, membuat para penonton berbondong-bondong tepuk tangan.Bersamaan dengan pengenalan di depan dunia internasional, kalung itu juga menunjukkan budaya dalam negeri yang pekat, membuat para penonton merasa sangat kagum.

Dalam seketika, terdengar suara tepuk tangan bergemuruh di dalam lokasi acara yang tinggi dan besar, banyak orang bersorak: “Bagus, luar biasa.”

Mendengar suara tepukan tangan, Lili Yang yang tadinya sangat tegang, kini menjadi sangat lega, hati yang menggantung tinggi pun bisa diturunkan dengan pelan.

Melihat karya milik Lili, Miranda memberikan ekspresi puas, “Kelihatannya bimbingan Elis memang sangat berguna, juga menambahkan unsur-unsur dalam negeri ke dalamnya, benar-benar unik.” Sebelumnya karya Lili memang tidak seberani itu, hanya mempertahankan gaya lama, hingga akhirnya menjadi sangat kaku dan terbatas.

Mata Zayn Shen berputar, melihat karya Lili Yang sekilas, lalu berkata pada Miranda: “Kali ini karya dia memang sangat bagus.”

Miranda setuju dengan yang Zayn katakan, segera mengangguk berkata: “Bagus, sudah ada kemajuan, sepulangnya nanti kamu harus mengapresiasi Elis dengan baik, dia telah sangat berjasa.”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu