Eternal Love - Bab 486 Ini bukan bekas ciuman

Elisha Yu di rumah terus sampai sore, baru kemudian pergi ke Perusahaan. Karena terus memikirkan soal Zayn Shen di benaknya, sehingga Elisha Yu tidak fokus bekerja.

Di saat Elisha Yu sedang melamun, Miranda Wen masuk dengan membawa sketsa desain. Sekali membuka pintu, tampak Elisha Yu sedang menatap luar jendela dengan pandangan kosong, awalnya dia berencana untuk tidak mengungkit, tapi melihat kondisi demikian, dia merasa lebih baik bertanya sebentar.

Miranda Wen menarik nafas dalam-dalam, perlahan duduk di hadapan Elisha Yu, “Elisha, kamu kenapa, hari ini sudah beberapa kali sketsa desain kamu salah.”

Mendengar perkataan Miranda Wen, Elisha Yu pun agak gugup dan mengulurkan tangan hendak menerima desain yang ada di tangan Miranda Wen. Harus diketahui, desain ini sudah dia perbaiki tiga empat kali hari ini, wajah Elisha Yu tampak patah semangat, “Salah lagi? Aku perbaiki lagi sebentar.”

Melihat Elisha Yu yang demikian, Miranda Wen tebak pasti ada sesuatu yang terjadi, kalau tidak, dia tidak akan seperti ini. Miranda Wen menghela nafas dan berkata : “Tidak perlu, aku sudah memperbaikinya.”

Elisha Yu mengangguk dengan sedikit tidak tenang, “Baiklah kalau begitu…….”

“Elisha, apakah kamu ada masalah? Tadi pagi tidak masuk kerja dan tidak beritahu, sekarang masuk kerja juga tidak fokus.”

Usai Miranda Wen berbicara, Elisha Yu langsung teringat kejadian semalam, bagaimana dia harus memberitahu Miranda Wen tentang ini, berpikir sampai di sini, refleks muka Elisha Yu memerah.

Dia segera menggeleng, “Tidak apa-apa, bagaimana mungkin aku ada masalah, tenang saja.”

Melihat Elisha Yu demikian, hati Miranda Wen yang cemas baru lebih tenang, Elisha Yu juga tampak tidak seperti ada masalah, baguslah kalau begitu.

Di saat Miranda Wen hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba matanya melihat bekas ciuman di leher Elisha Yu, seketika Miranda Wen menatap Elisha Yu dengan tatapan sudah paham.

Menyadari tatapan Miranda Wen, Elisha Yu segera menarik leher bajunya, serta mengomel dalam hati : ada apa ini, jelas-jelas tadi pagi masih ada aku tutup dengan bedak, kenapa tetap disadari oleh Miranda.

Melihat tindakan Elisha Yu, Miranda Wen menutup mulutnya dengan tangan seperti sedang menyembunyikan senyumnya, kemudian pura-pura berdehem, “Elisha, ini ada apa?”

Elisha Yu berpura-pura seolah tidak ada apa pun yang terjadi, dengan tertawa ia menjawab Miranda Wen : “Ini digigit sama nyamuk, lihat seperti apa kamu, pasti berpikir yang tidak-tidak.”

Melihat Elisha Yu yang sepertinya tidak akan mengaku, Miranda Wen mengulurkan jari menunjuk kepalanya, “Sudahlah, jangan pura-pura lagi, sejak kapan ada pacar, bagus sekali merahasiakannya.”

Ucapan Miranda Wen sampai ke telingan Elisha Yu, hatinya langsung tersentak dan termangu sejenak. Elisha Yu tahu, tidak mungkin Miranda Wen tidak menyadarinya, karena sudah sampai begini, mau tidak mau dia mengaku.

Elisha Yu mengangguk, “Hm.”

Setelah Elisha Yu mengaku, tatapan iseng Miranda Wen semakin menjadi, “Coba beritahu dari awal, sudah kuduga, orang yang begitu profesional seperti Elisha kami, kenapa sampai bolos kerja pagi ini tanpa sebab, ternyata sedang menemui sang pacar.”

Mendengar ucapan Miranda Wen, Elisha Yu mau menjelaskan bagaimana pun tidak akan bisa, tatapan Miranda Wen tampak semakin iseng, membuat wajah Elisha Yu memerah karena malu.

Tiba-tiba seolah terpikir sesuatu, mata Miranda Wen berbinar dan berkata kepada Elisha Yu, “Oh iya, Elisha, kapan-kapan kenalkan pacar kamu itu, supaya aku bisa bantu kamu menyeleksi.”

Seketika Elisha Yu tertegun di tempat. Memperkenalkan pacarnya ke Miranda? Muncul wajah familiar Zayn Shen di benak Elisha Yu.

Tubuhnya refleks agak bergetar, membawa Zayn Shen menemui Miranda Wen, lelucon apa ini? Apalagi dia dan Zayn Shen juga sama sekali belum sampai tahap hubungan seperti itu…….

Berpikir sampai di sini, Elisha Yu tersenyum pahit, seketika perasaan hatinya berkecamuk. “Ketemu apaan, Miranda, tunggu beberapa waktu lagi baru kita bicarakan.”

Miranda Wen agak kebingungan, tidak terlalu mengerti maksud Elisha Yu, bukankah hanya bertemu dan kenalan saja? “Kenapa?”

Elisha Yu hanya menggeleng kecil, “Tidak bisa ketemu, dia juga lumayan sibuk……”

“Sesibuk apa pun juga harus menemani kamu bukan, tidak mungkin hanya untuk dijadikan pajangan, kalau misalnya demikian, untuk apa sama dia.”

Ekspresi wajah Elisha Yu tampak rumit, dia hanya menunduk tanpa mengatakan apa pun.

Melihat Elisha Yu demikian, Miranda Wen menghela nafas tidak berdaya, kelihatannya tidak sesimpel yang dia pikir, pasti ada persoalan lain dalam hal ini.

Tapi Elisha Yu tidak bersedia memberitahunya, dia juga tidak mungkin mau bagaimana. Berpikir sampai sini, Miranda Wen merasa agak bingung, tapi kalau memang Elisha Yu tidak ingin memberitahu, dia juga tidak akan memaksa.

Miranda Wen mengulurkan tangan memijat pundak Elisha Yu, serta tersenyum lebar, “Sudahlah, aku masih ada urusan lain, nanti kerjanya yang fokus.”

Elisha Yu mengangguk, Miranda Wen pun keluar dari ruangannya.

Tidak berapa lama kemudian, sudah waktunya pulang kerja, Miranda Wen mengulik pundaknya, lalu mengambil tas dan keluar dari perusahaan.

“Hari ini selesai kerjanya lumayan awal, nanti makan sebentar lalu malamnya baik-baik merilekskan diri.” Miranda Wen merencanakan jadwalnya malam ini sambil berjalan.

Di saat dia sampai di pintu utama, tiba-tiba satu sosok muncul di hadapan Miranda Wen dan menghadang jalannya. Miranda Wen berjalan ke mana, orang itu juga mengikuti ke mana.

Melihat sosok tubuhnya yang gagah besar, dalam hati Miranda Wen agak getar-getir, “Kamu siapa? Kenapa mengikuti aku.”

Pria itu seperti menyadari kepanikan Miranda Wen, segera dia meminta maaf kepadanya, “Maaf, Nona Wen, sudah membuatmu panik, bos kami yang menyuruh untuk menjemput kamu, mengundang kamu untuk makan.”

Mendengar perkataan pria tersebut, Miranda Wen mengerutkan dahi, dia tidak ingat kapan ada mengenal seorang bos, apalagi dia benar-benar tidak ada bayangan mengenal pria di hadapannya ini. “Siapa bos kalian, apakah orang yang kukenal?”

“Anda pasti kenal bos kami, yaitu Alberto Ji, dia yang menyuruh aku untuk menjemput anda.”

Mendengar jawaban pria itu, tatapan mata Miranda Wen semakin curiga, dia tidak ingat kapan dia ada janjian dengan Alberto Ji, untuk apa mengutus orang untuk datang menjemput. Tapi setelah dipikir-pikir, Miranda Wen tetap ikut masuk ke mobil.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu