Eternal Love - Bab 208 Suka Pada Laki-Laki Dan Perempuan

Violet Qin menatap perempuan di samping yang berdandan agak fashionable dan sengaja memprovokasi, "Adik iparku ini benar-benar sangat beruntung ya. Terjatuh dari tempat yang begitu tinggi, bukan hanya baik-baik saja, tapi juga bertambah satu teman. Benar-benar membuat orang sangat iri."

Miranda Wen tersenyum kecil, "Nona Qin, kalau iri boleh lompat dari tebing juga. Tidak ada orang yang menghalangi, yang jelas bukan semua orang menyayangimu juga."

Ekspresi wajah Violet Han seketika berubah. Dia tahu yang dimaksud oleh Miranda Wen adalah Alberto Ji, tapi hanya bisa pura-pura tidak peduli.

"Benar-benar tidak terpikir ya. Ternyata adik ipar adalah orang yang suka pada laki-laki dan perempuan." Violet Qin pura-pura memuji dan sedikit terkejut. "Hanya saja apa adik ipar tidak merasa membiarkan seseorang di sisi yang bisa kapan saja mengkhianati diri sendiri adalah satu hal yang sangat berbahaya?"

Violet Han tersenyum sambil mengatakan perkataan yang mengandung maksud tersembunyi di belakangnya.

"Nona Qin, kalau kamu ada waktu aku sarankan sebaiknya kamu pergi ke dokter psikologi dan mencari tahu apa perbedaan pertemanan dan cinta sesama jenis."

Miranda Wen tersenyum dan berkata dengan kecepatan pas.

Violet Qin sedikit tidak bisa tahan, melihat di sekeliling tidak ada orang yang dikenal, dia pun mendekatkan diri dan berkata di samping telinga Miranda Wen, "Jangan ungkit ini denganku. Miranda, apakah kamu menyukai barang di mulutku? Kenapa kamu sangat menjijikan?"

Setelah itu Violet Qin mendorong salah seorang teman yang berdiri di tidak terlalu stabil di sampingnya, sang perempuan yang tidak mempunyai persiapan apapun langsung menabrak Miranda Wen yang kurus.

"Ah ..." untuk melindungi diri, tangan Miranda Wen langsung menimpa di kunci belakang troli toko, karena sangat tajam, tangannya langsung berdarah.

"Miranda! Bagaimana denganmu! Ayo pergi ke rumah sakit!" Jasline Xie yang ada di samping menatap Miranda Wen dengan sedih. Bisa-bisanya dulu dia bermain bersama orang-orang seperti Violet Qin.

Melihat Miranda Wen terluka, Violet Qin senang, tapi pura-pura panik dan teriak, "Adik ipar apakah kamu baik-baik saja, semua ini salah temanku. Kamu baik-baik saja 'kan?"

Miranda Wen tersenyum dingin, "Aku sangat baik, Nona Qin tidak perlu khawatir." lalu Miranda Wen pergi dengan Jasline Xie. Rasa yang sangat sakit membuat dia merasa agak panik.

Jasline Xie menemani Miranda Wen mengobati luka, tidak sampai ke tulang, tapi karena luka terlalu dalam, tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat juga.

Tiba-tiba ponsel berdering.

Dari Alberto Ji.

Alberto Ji telepon karena Bernando Ji tidak bersedia tidur, ingin menunggu Miranda Wen pulang, makan snack, baru bersedia tidur.

"Kakak, ada masalah apa?" Miranda Wen dibuat kesal oleh telepon ini, "Aku sekarang baru keluar dari rumah sakit, bersiap pulang ...."

Alberto Ji yang berada di ujung sambungan tiba-tiba menjadi panik, "Ke rumah sakit? Apakah kamu sakit?"

"Tidak, hanya .... hanya ditendang oleh seekor keledai menyebalkan saja." Miranda Wen benar-benar ingin langsung memberitahu Alberto Ji wajah sesungguhnya dari Violet Qin, tapi begitu terpikir setiap kali karena dia melanggar haknya, dia hanya bisa menahan diri saja.

"Terluka dimana? Perut ... maksudku apakah perutmu baik-baik saja?" Alberto Ji hampir saja bertanya apakah melukai anak dalam perut.

Miranda Wen mendengar kata perut, juga takut Alberto Ji mengetahui sesuatu. Mendengar kekhawatiran kakak, Miranda Wen hanya berkata sambil tersenyum, "Tidak kenapa-napa, Jasline menemani aku di sini. Sebentar lagi kita pulang bersama saja."

"Kamu sekarang ada dimana." seperti tidak mendengar perkataan Miranda Wen, Alberto Ji hanya ingin langsung pergi ke sisi Miranda Wen, dan memeluk wanita itu di sisinya. Jelas-jelas sudah hamil kenapa tidak menjaga diri baik-baik. "Ok, lima menit." setelah selesai berkata, Alberto Ji mematikan sambungan.

"Benar-benar baik- ..." belum selesai berkata, sambungan sudah terputus.

Memikirkan penjagaan kakak padanya, Miranda Wen benar-benar merasa sangat beruntung. Alberto Ji mungkin adalah satu-satunya dorongannya untuk hidup dengan tenang di Keluarga Ji.

Setelah selesai mengobati luka, anestesi rata-rata sudah berlalu. Sekarang dampak anestesi yang terjadi sudah mulai masuk dalam kepalanya. Miranda Wen tanpa bisa ditahan menarik napas dingin.

"Kenapa begitu tidak hati-hati?" suara berdengung di kepala berhenti, dan terdengar suara dingin yang khawatir dari belakangnya.

"Kakak ...."

"Kedepannya tanganmu itu masih harus menggambar, sayang kalau sampai tidak bisa digunakan lagi." Alberto Ji memegang tangan Miranda Wen yang sudah dibalut kain kasa, mengelus luka dengan lembut, sambil meniup sambil berkata, "Beberapa hari ini jangan pergi ke perusahaan lagi, tubuhmu juga tidak nyaman."

Perkataan Alberto Ji memiliki khasiat menenangkan. Miranda Wen merasa luka dalam ini, menjadi sama sekali tidak berarti.

Setelah mengelus luka, Alberto Ji bertanya, "Siapa?"

Mendengar perkataan Alberto Ji, Miranda Wen seketika berubah gugup. Kalau dikatakan, apakah kakak akan membuangnya, lalu bersikap dingin dan tidak peduli lagi padanya?

Kalau begitu dia lebih baik membantu si jalang itu menjaga rahasia.

Miranda Wen tidak bermaksud untuk mengatakannya, jadi Alberto Ji juga tidak lanjut bertanya lagi. Memanfaatkan Miranda Wen yang sedang tidak memperhatikan, menyuruh Winsen Yan bertanya pada Jasline Xie.

Winsen Yan mengangguk mengerti dan langsung berjalan ke arah Jasline Xie.

........

Dalam perjalanan pulang, Miranda Wen tertidur dalam bujukan Alberto Ji.

"Kalau tidur, luka lebih tidak sakit." dalam mimpi Miranda Wen, masih ada perkataan Alberto Ji yang manis. Seperti madu yang baru diambil dari sarangnya, enak dan tidak membuat bosan.

Miranda Wen yang tertidur tersenyum, Alberto Ji yang melihatnya tanpa sadar juga ikut tersenyum.

Setelah sampai di rumah, Alberto Ji menyuruh Winsen Yan turun dari mobil.

"Katanya sore ini mereka jalan-jalan dan bertemu dengan ... bertemu dengan Nona Qin."

"Violet?"

"Iya, Nona Qin dan nyonya muda sedang ... bertengkar, lalu Nona Qin mendorong nyonya muda."

"Baik, aku mengerti." wajah Alberto Ji masam. Alberto Ji selalu tidak peduli pada Violet Qin karena tidak ingin terlalu ikut campur, tapi sekarang Violet Qin malah inisiatif menindas orang Keluarga Ji. Kalau begitu jangan salahkan dia tidak sungkan lagi.

Sedangkan perkataan Winsen Yan juga memang ada yang dikurangi.

Di saat berpikir seperti ini, masuk pesan singkat dalam ponselnya.

Dari Violet Qin.

"Apa kamu sudah tidur? Aku ingin mengakui satu kesalahan padamu ... sore ini aku jalan-jalan lalu bertemu dengan adik sepupu, tapi temanku tanpa sengaja menabrak adik ipar ... saat itu tubuhku benar-benar kurang nyaman baru tidak menemaninya ke rumah sakit. Tidak tahu sekarang bagaimana kondisi adik ipar? Besok aku akan menjenguknya ke rumah kalian. Apa kamu akan ada di rumah besok?"

Alberto Ji membaca pesan itu dengan wajah tanpa ekspresi dan langsung menghapusnya. Baginya, sekarang tidak ada maksud baik sedikitpun pada wanita itu. Karena berani menyakiti keluarganya, maka jangan minta maaf karena takut.

Melihat Miranda Wen yang bersiap bangun setelah tidur pulas, Alberto Ji menjadi santai. Miranda Wen seperti malaikat, selalu dapat membuatnya bangkit dari kegelapan.

Hanya saja melihat tangan Miranda Wen yang terluka, sebenarnya kapan baru gadis ini bisa menjaga dirinya sendiri baik-baik?

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu