Eternal Love - Bab 47 Menelanjangi Sang Wanita

Waktu berlalu perlahan menit demi menit, dan di luar sama sekali tidak ada niat untuk menyelesaikan masalah.

Miranda Wen memaki dalam hati sepanjang hari, sudah kehilangan kata dari awal, duduk di atas closet sungguh menderita, menahan keinginan untuk menerobos keluar, beritahu diri sendiri harus menunggu lagi.

5 menit kemudian, dia menatapi jam tangannya tanpa berkedip, bahkan keinginan untuk memukul orang pun ada, sudah 40 menit berlalu, pasangan di luar masih belum selesai juga!

Jika nanti Elisha Yu menyadari dirnya menghilang, tidak tahu dia akan secemas apa, dia tidak bisa menelepon dalam situasi ini, ketika kehabisan cara, suara benturan di luar semakin kencang, suara nafas sang wanita semakin kencang.

Miranda Wen membelalakkan mata secara diam-diam, kali ini sudah beres kan!

Seiring suara rintihan sang wanita, suara benturan semakin berkurang.

Setelah 1 kurun waktu, dari luar terdengar suara merapikan pakaian.

“Tuan Muda Chen, kamu jangan melupakan saya, tunggu telepon kamu……”

Sang pria menertawakan, “Kenapa sayang, baru selesai sudah ingin lagi?”

“Sebal, kamu jahat, lain kali ingat cari aku!”

Pasangan tidak tahu malu ini masih menginginkan lain kali! Miranda Wen marah hingga berasap, tidak boleh, dia harus beritahu kakak pertama jangan sampai menikahi wanita ini.

Tetapi kemudian berpikir urusan ini sulit dijelaskan, dia tidak bisa berkata langsung kepada kakaknya bahwa tunangannya selingkuh, aku mendengar semuanya di toilet.

Kemanakah harga diri kakak? setelah dipikir bolak-balik tetap tidak menemukan ide cemerlang, semua ini ulah wanita sialan itu makinya dalam hati, toh wanita ini belum menikah masuk keluarga Li sekarang, kelak pasti ada kesempatan untuk mengingatkan kakak……

Demi keamanan, Miranda Wen menunggu beberapa saat di kamar toilet.

HIngga di luar sama sekali tidak ada suara, yakin sudah tiada orang, Miranda Wen baru menarik nafas lega, membenahi baju, mendorong pintu keluar.

Siapa sangka begitu keluar terlihat seorang pria bersandar pada wastafel memandangnya dengan nakal, sungguh menggagetkannya.

Pria di hadapannya memakai setelan jas santai bermerek, berbadan tinggi besar, rambut ikal coklat mudanya disisir ke belakang sekenanya, panca inderanya menawan, sepasang mata burung phoenix dengan ujung mata sedikit naik dengan sedikit berkesan menggoda, terutama tahi lalat di bawah matanya memberikan kesan menggoda.

Ganteng sih ganteng, sayangnya hawa kejahatan di tubuhnya terlalu keras, membuat orang merasakan bahaya, bukan orang baik-baik.

Dari semua penampilannya serta lipatan di bajunya, Miranda Wen bisa memastikan dia adalah pria yang barusan!

Tetapi kenapa pria ini belum pergi, apakah sengaja menungguku?

Miranda Wen mendadak berkeringat dingin punggungnya, jangan-jangan dia ingin memukul dirinya……

“Bagaimana, apakah puas dengarnya di dalam? Maukah memberikan penilaian kepadaku?” Sang pria memandangnya dengan merendahkan, wajahnya tanpa ekspresi.

Hati Miranda Wen kaget mendengar perkataannya, belum pernah bertemu orang yang sama sekali tidak tahu malu seperti dirinya.

Dia sungguh tidak percaya di dunia ini ada orang menjijikkan seperti dia, selain itu sepertinya orang ini dari awal sudah tahu dirinya berada di toilet.

Sudah tahu ada orang di toilet tetapi tetap melakukan hal tersebut, ini sudah tidak terduga, masalahnya malah sengaja menunggu untuk menanyakan bagaimana perasaan orang yang mendengarnya, jangan-jangan orang ini berniat jahat!

“Aku tidak sengaja.” Miranda Wen segera menjelaskan.

Lagipula orang baik tidak akan menelan kerugian di depan matanya, orang yang tidak sakit tidak akan perhitungan dengan orang yang sakit.

Sang pria tersenyum miring, “Aku tentu tahu kamu bukan sengaja, tetapi karena sudah dengar, setidaknya harus bayar ongkos dengar!” Sambil berkata mendesak ke arahnya.

Melihat gerakan dia, Miranda Wen mundur 2 langkah dengan tidak tenang, teringat orang ini baru saja merusak tunangan kakaknya, muncul kebencian dalam hatinya, berbalik badan ingin pergi.

“Ingin pergi begitu saja?” Sang pria maju selangkah menghadangnya, menilainya dari atas ke bawah dengan niat tidak baik, “Ha, aku pikir mengapa begitu akrab, bukankah kamu istri baru Bernando Ji si bodoh?”

Sang pria memandang dengan sorotan ingin menyerang, membuat Miranda Wen ingin menjauhinya tanpa sadar, setelah mendengar perkataannya, dia segera membantah jati dirinya untuk menghindari masalah.

“Maaf, kamu salah mengenali orang.” Miranda Wen berkata dengan datar.

“Jika kamu tidak mengakui ya sudahlah.” Sang pria mencibir, selanjutnya nada bicaranya berubah “Tetapi aku sangat penasaran apakah orang bodoh seperti itu bisa memuaskan hasratmu? Maukah aku memberimu sensasi, apa artinya jika hanya mendengarkan saja?”

Biarpun dia sangat penyabar, mendengar perkataan memalukan dan menghina seperti ini juga akan marah besar.

Ternyata memang preman kecil, Miranda Wen merasakan kejijikan yang tidak terkatakan, mengejek saat itu juga “Jarum kecil milikmu jangan dipamerkan keluar, hanya akan memalukan saja!”

Pria mana yang bisa menerima keraguan seperti ini, perkataan ini jelas-jelas membuat dia marah besar.

“Jarum kecil? Bagus sekali, hari ini biar kamu coba apakah benar jarum kecil!” Mata sang pria marah, menjulurkan tangan memegang lehernya.

“Singkirkan tanganmu!’

Miranda Wen kaget hingga pucat pasi, hatinya takut, tidak disangka akan bertemu masalah ini di sini, sadar takkan berhasil berontak, dia menggigit leher pria itu, lari keluar dari kamar mandi ketika pria itu melonggarkan tangannya.

“Belum ada wanita yang berhasil lolos dari tanganku!”

Mata sang pria penuh amarah, sama sekali tidak berniat melepaskannya, setelah keluar dari toilet segera memerintahkan 2 pengawal yang berada di sekitar sana, “Tangkap wanita di depan itu, bawa ke kamarku!”

Miranda Wen tentu saja mendengar teriakan di belakangnya, kaget setengah mati terus belari, detak jantungnya sangat kencang, hancurlah dia jika tertangkap!

Seiring dengan semakin dekatnya jarak antara dia dengan kedua pengawal, rasa takut Miranda Wen semakin besar, sama sekali tidak berani berhenti, beberapa kali hampir menabrak orang, membuat semua porak poranda.

Kemudian tanpa sadar menabrak benda keras, Miranda Wen tertabrak hingga pusing, ketika angkat kepala, tidak disangka di depannya adalah Alberto Ji!

“Kakak, selamatkan aku!”

Miranda Wen memeluknya bagaikan menemukan juru penyelamat.

……

Alberto Ji mengernyitkan dahi, tadinya sedang minum arak bersama teman di box, pas ingin pergi ke toilet, tidak disangka ditabrak keras oleh orang, kemudian dipeluk erat.

Pas sedang tidak senang, mendadak terdengar suara orangnya, dengan bingung menundukkan kepala, tidak disangka wanita yang pucat pasi di pelukannya adalah adiknya.

“Apa yang terjadi, mengapa kamu di sini?” Alberto Ji bertanya dengan curiga.

Miranda Wen memeluknya erat, wajahnya panik, “Kak, ada seorang preman yang ingin menggangguku, juga ada 2 pengawal yang sedang mengejarku, ada di belakang……”

Wajah Alberto Ji agak dingin, matanya melihat ke arah yang ditunjuk, kebetulan kedua pengawal sudah tiba di sana.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu