Eternal Love - Bab 449 Setidaknya Tidak Akan Mencelakainya

Kembali menginjak pesawat pulang ke China, Miranda Wen mengingat kembali ekspresi Christian yang seperti menyembunyikan sesuatu ketika berpisah dengannya, kembali muncul kecurigaan di dalam hatinya.

Apa sebenarnya yang membuat Christian selalu mencoba menghentikannya ketika dia mau pulang, dan juga apa yang membuat Christian selalu bersikeras tidak setuju dengan pendapat teman baiknya ini?

Mendengar suara mesin pesawat menyala, Miranda menutup matanya, tidak ada orang yang memberinya jawaban atas pertanyaannya ini.

Setelah perjalanan yang panjang berakhir, tidak lama setelah pesawat melandas dia pun melihat Elisha Yu yang sudah disana untuk menjemputnya.

Melihat Elisha tersenyum senang sambil melambaikan tangan ke arahnya, hati Miranda terasa hangat dan terharu.

"Miranda, kamu berjalan sangat lambat! Begitu banyak turis berjalan keluar, aku melihat sampai mataku sudah mau keluar baru melihat sosokmu!" Elisha merangkul lengan Miranda, mengeluh manja.

"Maaf ya, aku tertidur di pesawat, aku sepertinya setiap naik pesawat selalu bisa tidur dari awal sampai akhir........" Miranda tersenyum minta maaf, kemudian meninggalkan bandara dengan Elisha.

Di perjalanan pulang, dia melihat kehijauan di luar jendela, semua ini terasa sangat familiar.

Meskipun masih dalam perjalanan, tapi Miranda tiba-tiba merasa seperti pulang ke rumah.

Kehidupan selama bertahun-tahun di luar negeri meskipun membuatnya lebih familiar dengan Paris daripada China, tapi perasaan di dalam hati dan juga nostalgia terhadap kampung halaman terukir jelas di jiwanya.

Sore harinya, Elisha sengaja memasak semeja penuh makanan, Miranda juga ikut membantu, di bawah kerja sama mereka, meja makan pun dipenuhi dengan makan malam yang mewah.

Saat makan, mereka berdua pun mengobrol santai, Miranda mengarahkan pembicaraan ke arah tujuannya pulang kali ini.

"Elisha, sebenarnya aku kali ini pulang ingin melihat peluang mengembangkan bisnisku disini."

Miranda mengambil sepotong iga asam manis yang dimasak Elisha, saus kental dan mengkilat membungkus daging iga yang lembut sangat meningkatkan nafsu makan.

"Terus?" Elisha sedang sibuk mengambil makanan.

Dia bahkan sudah lupa beberapa hari yang lalu berjanji mau menurunkan 10 kg dari berat badannya, tapi Miranda tiba-tiba pulang, dia pun lagi-lagi menunda dietnya.

Miranda memakan tulang iga dengan anggun, kemudian berkata santai: "Begini, aku ingin memastikan untuk terakhir kalinya, kalau memang potensi berkembang disini bagus, aku akan mempertimbangkan untuk menaruh pusat bisnisku di sini, karena bagaimanapun disini adalah asalku, sebagus apapun Paris, tetap bukan kampung halamanku."

Sumpit Elisha terhenti di udara, dia kaget mendengar kata-kata Miranda.

Apakah Christian tidak mengurus dengan baik mental Miranda di Prancis? Bisa-bisanya membiarkan Miranda pulang untuk memulai perusahaan disini?

Elisha sedang bergumam di dalam hati, tiba-tiba mendengar suara kaget Miranda: "Kamu kenapa? Ini hanya sebuah rencana, kenapa terkejut seperti itu? Mungkin saja potensi bisnis disini tidak bagus, maka aku akan segera kembali ke Paris."

Sebenarnya Miranda juga sadar, tidak hanya Christian, sebenarnya Elisha juga tidak ingin dia terlalu lama disini, tapi dia tetap tidak menemukan alasannya.

Elisha tersenyum dan menaruh makanan yang dia ambil ke mangkuknya, ekspresinya seperti memahami pemikiran Miranda, dia pun menepuk pundak Miranda.

"Baik, aku mendukungmu!" Elisha berkata dengan sangat antusias, "Sebenarnya aku kaget karena tidak menyangka kamu begitu punya ambisi bisnis seperti ini, kalau begitu kamu cepat memastikan, aku menunggu kabar baikmu!"

Mendengar Elisha kali ini mendukungnya tanpa berpikir, Miranda juga mulai merasa kaget.

Tapi begitu berpikir di hidupnya hanya ada dua teman baik ini, tidak peduli Elisha ataupun Christian, mereka adalah partner yang paling bisa dipercaya, setidaknya mereka tidak akan mencelakainya.

Keesokan harinya, Elisha pergi kerja seperti biasanya, Miranda yang mendapatkan dukungan juga dengan semangat berlari kesana kemari demi tujuannya.

Beberapa hari seperti ini, dia menemukan bahwa potensi di sini sama seperti pengertian dan dugaannya, sangat baik.

Dibandingkan dengan keadaan di luar negeri yang stabil, pasar domestik lebih dinamis dan menantang, terlebih lagi prospek di masa depan tidak terbatas.

Begitu mendapatkan kesimpulan seperti ini, Miranda tidak sabar menunggu Elisha pulang kerja, siangnya dia langsung mengirimkan pesan ke Elisha untuk memberitahunya tentang kabar baik ini.

Setelah mengetahui bahwa Miranda kemungkinan besar sudah memutuskan untuk pulang dan membangun bisnis disini, Elisha yang awalnya bermaksud untuk membiarkan Miranda bebas namun terakhir mengikatnya pun terjerumus ke dilema dan kebingungan.

"Christian Xia, kamu akhirnya mengangkat telepon!" Elisha dengan panik menghubungi telepon Christian beberapa kali, Christian yang baru saja selesai sibuk baru sadar ponselnya yang sedang dicas sedang bergetar.

"Iya, aku sekarang sendirian disini, jadi sangat sibuk, bagaimana keadaan Miranda disana? Apakah rencana kecil di hatinya lagi-lagi keluar?" Christian menggigit crepe yang dia beli di pinggir jalan, dia menjepit ponselnya di leher.

Elisha berjalan keluar dari kantornya dan mencari tempat yang hening, dia berdiri di depan jendela menatapi jalan raya yang sibuk.

"Dia sekarang tidak hanya rencana kecil di dalam hati, dia ini sudah sangat ambisius! Dia tadi baru saja menelepon dan memberitahuku, dia sudah selesai mengamati pasar domestik dan berencana membuka bisnis disini. Aku harus bagaimana....."

Wajah Elisha penuh dengan kebingungan, dia merasa tidak lama lagi Miranda akan tiba-tiba teringat dengan masa lalu yang kelam, dan sekali lagi terjerumus dalam kesakitan dan kesedihan itu.

"Duh, tidak mungkin! Kamu..... Kamu bagaimana mengontrol pemikirannya sih? Begitu dia tinggal lama di China, semua hal pasti akan terbongkar, saat itu semua usaha dan kesusahan kita tidak berguna lagi, kalau nanti dia lagi-lagi mengalami gangguan mental, apa yang harus kita lakukan?"

Elisha menghela nafas panjang, sambil berpikir sambil berkata: "Aku juga lengah sesaat, makanya sekarang mencarimu untuk minta bantuan! Tapi aku berencana terus menggunakan cara melepasnya namun mengikatnya lagi nanti, nanti malam aku akan berkata seperti ini......."

Miranda yang pernuh dengan harapan saat ini sudah tidak sabar, dia sudah menunggu di depan perusahaan Elisha, menunggu Elisha pulang kerja kemudian pulang bersama.

Begitu keluar dari perusahaan, Elisha pun melihat Miranda yang menyambutnya dengan gembira, dia juga menunjukkan bahwa dia ikut senang.

Setelah makan malam, Miranda bersandar di bahu Elisha, mereka sambil menonton TV sambil makan buah, di saat iklan, Miranda lagi-lagi tidak tahan dan membicarakan rencana dia pulang kesini.

"Elisha, kamu coba memberikan pendapatmu secara serius, tapi aku membicarakan hal ini kamu terus mengiyakanku, aku ingin tahu pemikiran dan pendapatmu yang sebenarnya." Miranda menarik tangan Elisha, nada suaranya lembut dan malas.

Elisha berdeham, kemudian dengan serius berkata: "Baik, sebenarnya pemikiranku sama denganmu, melihat pengamatan dan diskusimu sangat lancar, maka ambil kesempatan ini dan segera lakukan saja! Tapi kamu masih harus menangani kerjaan di Prancis sana, jadi aku berencana setelah kerjaanmu disini stabil, aku langsung mengundurkan diri dari perusahaanku dan langsung membantumu menangani perusahaan, dengan begini kamu pun lebih tenang dan tidak terlalu khawatir."

Mendengar kata-kata Elisha, mata Miranda langsung bersinar, dengan semangat mendongak menatapi Elisha: "Kamu, kamu serius? Kamu benar-benar bersedia membantuku mengurus perusahaan disini?"

Elisha mengangguk tanpa ragu: "Tentu saja, kita sahabat baik berkembang bersama, di masa depan pasti akan menjadikan perusahaan ini sebagai bintang paling bersinar di bidangnya!"

Bagus sekali! Miranda sudah kesenangan di dalam hati, dia pun memeluk erat Elisha.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu