Eternal Love - Bab 50 Terluka Sekali Lagi

Miranda Wen hanya melihat mereka berdua dengan datar, “Menurutku kalian melayani diri sendiri dengan sangat baik.”

Orang lain tidak tahu, tetapi dia tahu jelas dalam hati, Yenny Shen ibu dan anak datang kemari demi urusan perusahaan..

Katanya datang melihatnya, hanya hantu yang percaya!

Mendengar perkataan ini, wajah Yenny Shen dan Sisca Wen langsung tidak sedap dipandang.

Joyce Qin juga terlihat tidak senang, memarahi, “Siapa apa kamu ini, dalam keluarga Ji bersikaplah sebagai tuan rumah, yang datang adalah tamu, bagaimana bisa bersikap tidak sopan pada orang……”

Dia sebenarnya bukan memihak Yenny Shen ibu dan anak, teatpi jika hal ini tersebar, nama keluarga Yenny Shen juga akan buruk, membuat orang mengatakan keluarga Ji tidak tahu sopan santun, meremehkan keluarga besan.

Miranda Wen juga orang pintar, bagaimana mungkin tidak bisa menebak maksud dari ibu mertua sendiri, langsung menyadari dirinya salah bicara, walaupun hatinya tidak terima, hanya bisa mendengarkan dengan nurut.

Yenny Shen ibu dan anak merasa heran, tidak menyangka Joyce Qin akan membela mereka, mereka segera senang kembali.

“Miranda sudah terbiasa sesuka hati di rumah, besan jangan masukan dalam hati.” Yenny Shen segera mencairkan suasana, hatinya padahal sangat tidak puas.

Dibandingkan ibunya, ilmunya Sisca Wen kalah sangat jauh, sama sekali tidak menutupi perasaannya, melihat Miranda Wen bersikap nurut di depan Joyce Qin, matanya langsung mencemooh.

Memang kenapa menikah ke keluarga Ji, sama saja orang bilang 1 tidak berani berkata 2.

Yenny Shen ibu dan anak sambil berusaha mencari bahan pembicaraan dengan Joyce Qin, sambil memelototi barang antik mahal keluarga Ji, matanya penuh keserakahan.

Miranda Wen menahan kebencian dalam hatinya, menuangkan teh dan air.

Mereka duduk di ruang tamu, hanya dia sendiri yang sibuk, bertahan lebih 1 menit juga merupakan penyiksaan.

Tetapi justru harus mempertimbangkan segala moral etika, sungguh ingin lepas tangan saat ini juga.

Kebetulan Bernando Ji lari turun dari lantai atas dengan antusias.

“Istriku Miranda, apa yang sedang kamu lakukan, kita main susun lego bersama-sama ya?” Sambil berkata sembari menggoyangkan tangannya.

Mata Miranda Wen bersinar, merasa kedatangannya sangat tepat, melihat Joyce Qin dengan sorotan bertanya.

Joyce Qin selama ini menyayangi Bernando Ji, tidak tega mengecewakan anaknya, melambaikan tangan ke Miranda Wen, “Bernando minta kamu temani dia main, kamu pergi saja.”

Ibu kepala keluarga Ji sudah berbicara, tentu saja yang lain tidak berani berbeda pendapat.

Miranda Wen seperti mendapatkan angin, sesaat itu merasa dirinya terselamatkan, dengan wajah santai menarik tangan Bernando Ji, “Jalan Bernando, kita naik ke atas.”

Dia tidak ingin diam lebih lama di tempat yang ada Yenny Shen dan Sisca Wen.

“Kakak dan kakak ipar tunggu sebentar, aku ikut kalian.” Sisca Wen tersenyum berdiri, sama sekali tidak sadar dirinya dibenci orang.

“Miranda, biarkan Sisca Wen ikut kalian, sesama anak muda lebih punya bahan pembicaraan.” Yenny Shen segera membantu berbicara.

Mendengar itu, Ibu Ji juga menganggukkan kepala tanda setuju.

Miranda Wen mengernyitkan dahi, sebelum dia sempat berbicara, Bernando Ji menolak dengan wajah penuh penolakan.

“Tidak boleh ikut, aku hanya ingin istriku Miranda menemaniku main, tidak mau ditemani kamu! Istriku Miranda, kita jalan, jangan perdulikan dia ya?”

Mendengar ini senyuman Sisca Wen langsung hilang, memaki dalam hati, siapa yang sudi main dengan orang bodoh sepertimu.

“Bernando nurut, kita biarkan dia ikut ya.” Miranda Wen membujuknya, dia justru ingin liihat apa yang ingin dilakukan Sisca Wen.

……

Mereka bertiga sampai di kamar Bernando Ji, langsung bagi menjadi 2 tim.

Miranda Wen menemani Bernando Ji main pasang lego, tanpa sudi melihat orang lain.

Setelah main tidak lama, Bernando Ji mulai bosan, dia pergi main model pesawat sendirian.

Tentu saja Miranda Wen dengan santai melihatnya bermain.

Di sini lain, sejak masuk Sisca Wen melihat dan menyentuh barang bagaikan tiada orang di sana, sama sekali tidak merasa sebagai tamu.

Setiap barang di seluruh kamar adalah barang mahal, Sisca Wen melihat hingga iri, hatinya menjadi sedih. Tidak disangka keluarga Ji sekaya ini, sungguh menguntungkan Miranda Wen si orang hina itu, ternyata tinggal di rumah mewah setiap hari.

Semakin dipikirkan semakin tidak bisa menahan emosi, menyindir, “Setelah kakak menikah dengan kakak ipar, sekarang sudah menjadi nyonya muda.”

Bagaimana mungkin Miranda Wen tidak merasakan sindirannya, malas bertengkar dengannya, hanya saja peringatan yang harus diketahui tetap tidak bisa dihindari.

“Baguslah jika kamu tahu, di sini adalah keluarga Ji, aku tidak berminat untuk apa kamu dan ibumu datang kemari, hanya menasehatimu jangan bertindak sembarangan, di sini bukan keluarga Wen tempat kamu bisa bertindak sesuka hatimu, jika sampai Bernando terluka lagi, akibatnya tanggung sendiri!”

Mendengar Miranda Wen mengingatkan masalah itu, Sisca Wen langsung marah besar menyalahkan, “Kamu orang hina yang makan dalam dan luar, aku hanya tidak sengaja melukai orang bodoh ini, tidak disangka kamu mempergunakan masalah ini untuk memutuskan supply modal keluarga Ji kepada keluarga Wen!”

Tiada orang yang bisa menandingi kemampuan wanita ini dalam hal menjadi penjahat yang lebih duluan mengadu.

Miranda Wen tersenyum, “Benarkah tidak sengaja, kamu sendiri tahu jelas, tidak perlu berpura-pura.”

“Kamu……” Sisca Wen membenci Miranda Wen hingga merah padam wajahnya, badannya terus gemetaran, tidak bisa berkata apapun.

Dalam kurun waktu ini gara-gara masalah Bernando Ji, ayahnya sama sekali tidak bersikap baik padanya.

Jika dia tidak bisa melewati hari dengan baik, siapapun juga jangan berharap bisa melewati hari dengan baik!

Sisca Wen marah hingga menggertakkan gigi, melihat gelas air di meja, terbesit kekejaman dalam sorotan matanya, dengan sengaja menumpahkan air ketika Miranda Wen tidak memperhatikannya. Bernando Ji yang sedang berlari ke sana kemari kebetulan menginjak pecahan kaca.

Hanya terdengar suara teriakan menggenaskan, Bernando Ji jatuh terduduk di lantai, kakinya berlumuran darah, menangis kesakitan.

Kejadian terlalu mendadak, Miranda Wen segera maju melihat lukanya.

Orang-orang di bawah yang mendengar suara ribut segera naik ke atas.

“Apa yang terjadi?”

Sebelum tiba, suara Joyce Qin sudah terdengar, melihat anaknya duduk di lantai dengan kaki berlumuran darah, pupil matanya menyipit, segera maju memeriksa luka.

Yenny Shen dan pengurus keluarga yang datang belakangan juga sangat terkejut.

“Ih, kakak kenapa kamu tidak hati-hati, lihat kamu melukai kakak ipar seperti apa?” Sisca Wen berpura-pura kaget, sengaja mengucapkan perkataan tersebut.

Miranda Wen berubah raut wajahnya, tidak disangka wanita ini sangat jahat, tetapi belum sempat menjelaskan, dia sudah didorong oleh Joyce Qin.

“Bernando, kamu kenapa?”

Bernando Ji kesakitan hingga menangis tersedu-sedu, “Bu, kaki sakit, Bernando kakinya sakit, berdarah, sudah mau mati……”

Joyce Qin sangat sedih melihat kondisi luka Bernando Ji, berteriak dengan panik, “Pengurus, segera panggil dokter!”

Kemudian memelototi Miranda Wen, “Untuk apa kamu bengong di sini, cepat ambilkan kotak obat untuk menghentikan darah Bernando!”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu