Eternal Love - Bab 151 Konferensi

Beberapa hari sesudahnya, setelah Miranda selesai cuci muka dan sikat gigi, ia turun untuk sarapan, tidak disangka ternyata Alberto ada di sana.

“Halo kak.”, kata Miranda sambil berjalan ke arahnya.

Alberto menganggukkan kepalanya, “Ayo sarapan.”

Miranda lalu duduk dengan manis, tatapannya terpaku pada makanan yang sudah tersedia di atas meja makan, ada makanan oriental dan makanan barat, jenisnya sangat banyak.

Miranda baru tersadar kalau dirinya sedang berada di rumah Keluarga Ji, ia sudah dibuat terkejut saat pertama kali sarapan di tempat ini.

Ia benar-benar tidak menyangka ternyata keluarga yang benar-benar kaya akan sarapan semewah ini.

Sesudahnya ia baru saja mengerti, ternyata karena jumlah keluarga Ji cukup banyak, setiap anggota keluarganya memiliki selera yang berbeda jadi makanan yang disiapkan lebih banyak.

Yang ia pikirkan adalah koki dan pembantu yang menyiapkan semua makanan ini.

Pembantu yang ada di sebelahnya menuangkan susu ke dalam gelas dan menaruh gelas berisi susu itu di hadapannya, ia mencium aroma susu itu saat ia mengangkat lengannya untuk minum dari gelas itu, lambungnya langsung terasa tidak enak dan jijik, ia segera menaruh kembali segelas susu itu, ia menutup mulutnya dan segera berlari ke kamar mandi.

“Wuekkk…”

Ia pun langsung muntah sambil memeluk kloset.

Setelah menunggu perasaan jijik itu hilang, ia mengelap air mata yang ada di ujung matanya, menarik napas dalam lalu berkumur sejenak dan kembali ke ruang makan.

“Ada apa?” Tanya Joyce sambil mengangkat alisnya.

Miranda tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa, sepertinya karena akhir-akhir ini terlalu kelelahan, perutku tidak terlalu nyaman.”

“Sudah kubilang untuk tetap di rumah dan merawat Bernardo, tapi kamu tidak mau mendengar dan lebih untuk pergi bekerja. Kamu kelelahan karena kesalahanmu sendiri.” Kata Joyce sambil menatapnya dingin.

Mertuanya terus mempermasalahkan hal ini, karena itu ia bisa berkata demikian.

Miranda hanya tersenyum tapi tidak memasukkannya dalam hati.

Ia lalu duduk dan melihat gelas berisi susu itu, ia sedikit menjepit alisnya, tidak betul seperti itu, perutnya tidak bermasalah, lagipula tidak ada masalah pada kesehatannya akhir-akhir ini.

Tapi karena tidak terpikir apa penyebabnya, akhirnya kembali pada dugaan bahwa pekerjaannya terlalu melelahkan.

“Jaga kesehatan, istirahatlah kalau kelelahan.”

Suara yang berat itu terdengar di samping telinganya, Miranda menengok ke arah suara itu berasal, ia hanya melihat Kak Alberto menundukkan kepalanya sambil memakan sarapannya, kalau bukan suara yang sangat familiar baginya, pasti Miranda sudah mengira ia sedang berhalusinasi.

Bibirnya sudah tidak tahan lagi, Miranda mengambil sandwich lalu memakannya, ia merasa hatinya menjadi hangat.

Karena ia mendapat perhatian dari Kak Alberto.

……

Setelah selesai sarapan, Miranda langsung berangkat ke kantor.

Rita mengikuti di belakang Miranda yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang kerja , setelah ia duduk, Rita menaruh dokumen yang dipegangnya itu di hadapan Miranda lalu mulai menyampaikan laporan.

"Direktur, perilisan produk baru sudah dipastikan pada hari Rabu ini. Perusahaan sudah mulai menyiapkan tempat untuk konferensi."

Miranda mengangguk, "Bagaimana alurnya?"

"Pertama akan ada kata sambutan dari Wakil Direktur, lalu... memperkenalkan karya dari masing-masing desainer, yang terakhir adalah sesi tanya jawab bagi wartawan."

Miranda berpikir sejenak, "Baiklah, tolong kamu beritahu semua desainer agar mereka menyiapkan diri untuk konferensi ini."

"Baik."

Rita mengangguk, ia pun membalikkan badannya lalu keluar dari ruangan.

Miranda lalu menyandarkan diri di kursinya, kedua tangannya memegang ujung mulutnya seakan sedang memikirkan sesuatu.

......

Hari Rabu, di tempat konferensi, tempat ini sudah didekorasi dengan sangat indah, suara lantunan piano terdengar mengisi keheningan di dalam ruangan itu.

Pada konferensi kali ini bukan saja dihadiri oleh seluruh desainer perusahaan, tapi juga oleh banyakSaat sekali wartawan.

Di belakang panggung, para desainer sedang berdandan, mereka ingin menampilkan citra diri terbaik mereka di hadapan media.

Saat konferensi hampir di mulai, Bernessa dengan santai tiba di belakang panggung sambil membawa Kiara.

Dengan tatapan angkuh melihat sekilas seluruh desainer yang berada di sana, dalam tatapannya tersirat , untuk apa mereka berdandan dengan cantik, tidak ada gunanya, pemeran utama hari ini sudah pasti adalah Kiara.

Giselle kebetulan sedang berbicara dengan Miranda, tiba-tiba ada suara yang memotong pembicaraan mereka, "Senior Giselle."

Mendengar suara itu, Giselle dan Miranda menolehkan kepala bersamaan, mereka hanya melihat Kiara yang tersenyum sambil melihat ke arah mereka.

"Ya?" jawab Giselle sambil mengangkat aslinya.

Kiara berjalan maju, wajahnya yang memang sudah cantik itu didandani sehingga semakin terpancar kecantikkannya, Kiara tersenyum kecil, ia seakan dengan sangat jujur berkata, "Senior Giselle, karyamu kali ini pasti akan jadi sorotan."

Giselle dan Miranda saling bertatapan lalu tertawa, "Terimakasih, produkmu juga bagus."

"Bagus?" kata Kiara sambil mengangkat alisnya, ia menutup mulutnya dan tertawa, "Kupikir Kak Giselle telah salah menilai, karyaku bukan bagus, tapi sangat bagus."

Kiara melemparkan tatapan angkuh pada mereka.

Giselle tersenyum dan tidak mengatakan apapun.

Ia masih berpikir mengapa tiba-tiba Kiara datang dan berkata seperti itu, ternyata hanya untuk pamer.

Saat itu, Bernessa juga datang menghampiri, ia tersenyum sambil berkata pada Miranda, "Direktur Miranda, semoga anda beruntung."

Miranda melihat Bernessa, hanya dengan melihat tatapan Bernessa, Miranda sudah tahu maksud dibalik perkataannya, sepertinya Miranda sangat cocok mendapat jabatan sebagai direktur.

Miranda mengangkat alisnya dan hanya tersenyum tanpa mengatakan apa-apa.

......

"Yang terhormat, teman-teman media, sekarang konferensi akan dimulai. Mari kita sambut dengan meriah wakil direktur Perusahaan Besar Ji untuk menyampaikan kata sambutan."

Terdengar suara tepuk tangan meriah di dalam ruangan konferensi itu, Sherly mengenakan hak tinggi 10 cm, ia perlahan naik ke atas panggung dengan senyuman sambil memandangi orang-orang yang ada di bawah, setelahnya ia pun mulai menyampaikan kata sambutan.

Isinya tidak lain adalah untuk memperkenalkan acara konferensi yang diadakan hari ini, bersamaan dengan itu ia juga menyampaikan bergabungnya dua desainer, Giselle dan Kiara ke perusahaannya, hal ini membuat seluruh media sangat menanti karya seperti apa yang akan di pamerkan oleh dua desainer yang cukup terkenal di kancah internasional ini. Media juga penasaran akan desainer mana yang memiliki kualitas karya yang lebih unggul.

Setelah selesai menyapaikan kata sambutan, para desainer maju ke atas panggung satu persatu untuk memperkenalkan karya mereka, meskipun karya mereka cukup bagus tapi tidak mendapatkan cukup perhatian dari teman-teman media.

Sesaat setelah karya milik Kiara dibawa ke atas panggung, seluruh wartawan yang berada di bawah panggung itu terkejut, karyanya gemerlap tiada henti.

Karyanya adalah satu set perhiasan dari batu sapphire, kalung, anting, gelang dan juga cincin, semuanya di desain dengan sangat detil, memancarkan kelas bangsawan Eropa.

Batu sapphire itu tidak hentinya memancarkan sinar dibawah cahaya lampu, membuat semua orang yang melihatnya terpana.

"Sangat indah!"

"Ini benar-benar bagus, bukankah begitu?"

"Benar-benar mematikan karya desainer-desainer sebelumnya."

Suara riuhan di dalam ruangan itu semakin terdengar, orang-orang yang berada di dekat panggung juga meliahatnya dengan lebih seksama.

Hal ini membuat Bernessa dan Kiara merasa tinggi hati, mereka sangat percaya diri dengan karyanya kali ini.

Sebelum Kiara naik ke atas panggung, ia sengaja melihat ke arah Giselle yang sedang menunggu, seolah mengisyaratkan kepuasan dalam dirinya.

Giselle tetap tidak berkutik, ia tetap tenang, bahkan ia tidak menjadi gelisah karena karya Kiara mendapat respon yang semeriah itu.

Kiara dengan perlahan naik ke atas panggun dan memperkenalkan karyanya, "Halo semua, namaku Kiara, akulah desainer yang membuat set perhiasan ini."

Setelah mendengar nama "Kiara", orang-orang yang berada di bawah panggung kembali terkejut.

"Ternyata ini karya dari Kiara, pantas saja karyanya sangat detil dan indah."

"Sepertinya Perusahaan Besar Ji sangat tepat mendapatkan desainger seperti Kiara, bila sudah memiliki desainer sehebat dirinya, apakah masih khawatir karyanya tidak bisa terjual?"

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu