Eternal Love - Bab 26 Sudah Cukup Kehilangan Muka

Saat ini, lalat yang menjengkelkan itu pergi, suasana di dalam ruangan akhirnya menjadi sunyi.

Melihat wajah Elisha yang tampak buruk, membuat Miranda mengira bahwa dia masih memikirkan apa yang baru saja terjadi, sehingga meminta maaf., "Sisca memang orangnya seperti itu. Dia memang suka berkata apa adanya. Elisha, kamu jangan memasukan kata-katanya ke dalam hati."

Namun, Elisha menggelengkan kepalanya dengan acuh tak acuh, "Tidak apa-apa. Miranda, kamu tidak perlu minta maaf. Aku tidak akan marah karena orang seperti itu. Mendengar dirinya berbicara saja membuat suasana hatimu menjadi buruk. Lain kali, jangan biarkan aku melihat wanita jalang itu lagi, karena jika tidak aku akan segera meghabisinya!"

Miranda yang mendengarnya tidak bisa menahan tawa, lalu berkata, "Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir."

Bagaimanapun juga, semuanya telah terjadi, apa boleh buat. Elisha tidak bisa menahan untuk menghela nafasnya, lalu menghibur, "Miranda, tidak peduli apa yang terjadi, aku akan tetap menemanimu. Meskipun mungkin aku tidak bisa membantumu, setidaknya aku bisa mendengar keluh kesahmu. Jika kamu menceritakannya kepadaku, maka mungkin semuanya akan terasa lebih ringan..."

"Terima kasih, Elisha."

Miranda meneteskan air mata, dalam hatinya dia merasa kehangatan tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. Merupakan berkah baginya dapat memiliki teman yang begitu baik untuk menemaninya.

"Kamu ini gadis bodoh, kamu masih saja mengucapkan terima kasih. Untuk apa mengucapkan terimakasih? Lebih baik sekarang kamu istirahat yang cukup. Aku akan keluar dan melihat-lihat."

Setelah Elisha pergi, Miranda merasa sangat bosan, dia pun tertidur di sofa. Ketika bangun dari tidurnya, dia melihat jam di dinding. Saat itu dia baru tersadar bahwa dia telah tidur lebih dari dua jam.

Baru saja bangkit dan membentangkan tubuhnya, dia melihat Elisha yang masuk dengan marah.

"Kenapa, siapa yang membuat dirimu kesal?" dengan penuh rasa ingin tahu Miranda bertanya.

"Miranda, tahukah kamu apa yang aku dengar ketika aku pergi barusan? Keluarga Ji berkata bahwa Bernando telah ditemukan!"

Miranda menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri, "Yah, kalau begitu baguslah. Untuk apa yang marah karena hal itu?"

Elisha berkata dengan jengkel, "Memang tidak perlu untuk marah akan hal ini, tapi masalahnya adalah dia tidak akan kembali sama sekali. Jika saja dia tidak kembali, maka malam itu kamu tidak perlu menghadiri perjamuan itu sendirian ..."

"Sudahlah Elisha, semuanya sudah terjadi. Tidak ada gunanya untuk marah lagi." Miranda memberikan saran.

"Tapi menurutmu apa maksud dari semua ini? Jelas-jelas dua orang yang menikah. Kenapa kamu harus menghadapi semua ini sendirian? Pengantin mana yang akan menikah seperti ini ..."

Miranda berkata sambil tersenyum, "Aku sudah tidak peduli. Bagaimanapun juga, aku sudah cukup merasa malu. Jika memang seorang diri, yasudah seorang diri. Untungnya, pernikahan ini tertutup, hanya beberapa orang kelas atas yang tahu, selain itu tidak ada yang tahu siapa pengantin wanita itu. "

Meski begitu, tetapi pada akhirnya ada rasa sedih di hatinya, hatinya hancur berkeping-keping.

Saat pesta akan segera dimulai.

Miranda mengganti bajunya untuk pesta makan malam. Dia merasa tidak nyaman ketika berpikir bahwa dia akan menghadapi begitu banyak tamu seorang diri.

Pada saat itu, begitu banyak mata yang terfokus padanya, bahkan tidak ada orang yang menyebutkan di sekitarnya. Jika melakukan sesuatu yang salah, bukan dia saja yang akan kehilangan muka, tetapi juga akan membuat malu Keluarga Ji dan Keluarga Wen.

Keluarga Wen mungkin tidak akan merasa apa-apa, tapi Keluarga Ji ...

Miranda tidak dapat menahan rasa sakit di kepalanya. Ibu mertuanya telah marah dengan kejadian sebelumnya. Sehingga jika ada masalah lagi, dia sungguh tidak tahu harus berkata apa.

Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu. Miranda mengira itu adalah pembantu rumah tangga yang datang, jadi dia bangun untuk merapikan pakaiannya.

Tidak disangka, Alberto adalah yang terakhir datang.

Melihat pria berpakaian rapih itu, Miranda tidak bisa menahan rasa terkejutnya.

Alberto mengganti setelan jas berwarna merah gelap, sungguh serasi dengan fiturnya yang halus. Dia tampak anggun layaknya seorang kesatria di abad pertengahan.

Gaun di tubuh Miranda adalah gaun panjang yang memperlihatkan bahunya, berwarna merah gelap juga, dengan beberapa gaya retro. Dibandingkan dengan pakaian yang dikenakan Alberto, baik dari warna atau pola desain, mereka terlihat begitu serasi, seperti sebuah set.

Tepat ketika Miranda sedang kesulitan dengan pakaiannya itu, Alberto tiba-tiba mendekat. Dengan sangat sopan menekuk lengannya dan berkata, "Gandenglah lenganku."

"Ha?"

Miranda tercengang, tidak mengerti apa yang di maksudnya.

Ekspresi wanita di depannya sangat menarik. Alberto tidak dapat menahan keinginan untuk mencubit wajahnya, lalu menjelaskan, "Bernando sedang kembali, jadi aku akan menemanimu makan malam ini."

Menghadapi situasi ini, Miranda merasa terkejut, dan juga merasa sangat bersyukur.

Akhirnya, dia tidak harus berurusan dengan tamu sendirian. Jika Alberto hadir untuk menemaninya, maka pandangan orang lain tidak akan selalu tertuju padanya.

Sungguh memalukan memikirkan hal itu.

Memikirkan hal itu, Miranda pun menggandeng lengannya.

Di ruang perjamuan, dua orang berdiri bersama seolah-olah mereka adalah sepasangan kekasih, pria tampan dan wanita cantik. Begitu mereka muncul, mereka menarik perhatian banyak orang.

Tidak jauh, para tamu yang berbincang dengan Richard dan istrinya tidak bisa manahan untuk memuji, "Tuan muda tertua dari keluarga Ji benar-benar berbakat. Dia sangat berbakat sejak usia mudanya. Aku tidak tahu gadis mana yang beruntung menikahinya di masa depan ..."

Tuan Ji dan Nyonya Ji tidak bisa menahan tawa mereka.

Beberapa orang dengan tulus memberkati, tetapi ada beberapa orang memiliki niat buruk.

Di sisi lain, Sisca yang melihat Miranda menggandeng Alberto, menatap Babdengan api kecemburuan di matanya.

Awalnya, mendengar bahwa Bernando menolak untuk kembali. Dia pikir akan ada permainan menarik, yang akan membuat Miranda terus kehilangan muka di depan banyak orang. Tanpa diduga, Miranda datang bersama dengan Alberto. Ini adalah sesuatu yang sudah lama dia impikan!

Seorang pria seperti Alberto, tampan dan memiliki kekayaan begitu banyak, bahkan juga merupakan Presiden dari Perusahaan Besar Huo. Dia bagaikan seorang pria yang sungguh beruntung.

Hanya Sisca lah yang pantas untuk berdiri di samping Alberto. Apa yang dimiliki oleh Miranda?

Sisca teringat akan tamparan yang baru saja dia terima, masih terasa menyakitkan hingga sekarang. Dalam hatinya dia memendam amarahnya. Sisca seakan memiliki pedang di matanya ketika menatao Miranda.

Miranda, apakah kamu sungguh puas? Jangan khawatir, aku pasti akan membuat kamu malu di depan umum.

Setelah memasuki ruang perjamuan, Alberto harus mengajak Miranda untuk bersulang dengan para tamu. Namun tiba-tiba dia merasa diseret dengan lembut oleh orang di sampingnya itu, Alberto pun memandang dengan bingung.

Miranda dengan canggung berkata, "Aku bukanlah peminum yang baik. Tolonglah untuk menghentikan anggur itu nanti."

Miranda bukannlah peminum yang baik, tetapi dia memang sangat buruk dalam hal ini.

Alberto menatapnya, "Aku tahu, aku sudah menyuruh untuk menukarnya terlebih dahulu, jadi yang ada di tanganmu bukanlah anggur merah, melainkan adalah jus anggur."

Jus anggur?

Miranda menatap terkejut pada cangkir di tangannya dan mencicipinya. Itu benar-benar jus anggur, asam dan manis.

Pada saat yang sama, dia merasa sedikit aneh di dalam hatinya. Mengapa Alberto dapat tahu dengan jelas? Sepertinya Miranda tidak pernah mengungkapkan kapasitas minumnya sebelumnya, bukan?

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu