Eternal Love - Bab 306 Tidak bisa membohongi diri sendiri dan orang lain

Malam ini Miranda Wen tidak bisa tidur nyenyak, dia terus berguling-guling di atas tempat tidur, pikirannya yang kacau terus mengantuinya.

Kejadian sebelum berpisah dengan Alberto Ji berulang kali muncul di benak Miranda Wen.

Sambil berbaring di atas tempat tidur, dari waktu ke waktu dia mengelus perut kecilnya yang hangat, samar-samar dia merasakan kehidupan kecil yang berada di dalam perutnya memberikan respon kepadanya.

Keesokan paginya, setelah bangun tidur Miranda Wen melihat dirinya di cemin wajahnya terlihat sedikit lesu, dia tahu ini gara-gara tadi malam tidurnya tidak nyenyak .

Dengan terburu-buru dia mengenakan riasan wajah yang tipis lalu dia keluar rumah, tadinya dia berencana pergi ke studionya, tapi tiba-tiba dia teringat dia harus pergi ke bank untuk mengurus sesuatu.

Menjelang siang, Miranda Wen baru tiba di studio, tapi begitu dia membuka pintu, dia melihat Elisha Yu sedang duduk di depan meja dengan ekspresi wajah sedih.

Dengan sedikit bingung, Miranda Wen bertanya dengan lembut, "Ada apa, kamu punya masalah?"

Elisha Yu menghela nafas berkali-kali, dia menggelengkan kepalanya, dia seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi mengatakannya.

Melihat dia ragu ragu, Miranda Wen semakin merasa aneh, sepengetahuannya Elisha Yu selalu terbuka.

“Kalau ada masalah jangan dipendam, kalau kamu mengatakannya makan siang hari ini aku akan mentraktirmu makan pizza.”Miranda Wen tersenyum lalu berjalan menghampiri Elisha Yu dan menepuk pundaknya.

“Aku hanya takut kalau aku mengatakannya akan mempengaruhi moodmu.” Elisha Yu berkata dengan merasa bersalah: “Beberapa hari ini studio kita sangat sibuk dan kamu yang paling capek.”

Mendengar hal ini, Miranda Wen mengangkat alisnya, sepertinya bukan masalah pribadi yang membuat suasana hati Elisha Yu tidak baik, tapi sepertinya ada hubungannya dengan studio.

Dia tersenyum lalu berkata: "Tidak apa-apa, meskipun langit runtuh, aku juga sanggup menanggungnya. Bagaimanapun, aku adalah bos LC Studio."

Mendengar dia berbicara seperti ini, Elisha Yu mengerutkan kening dan berkata, "Bos, setelah aku mengatakannya kamu jangan panik!"

Miranda Wen langsung mengangguk, dari tadi dia sudah tidak sabar ingin tahu.

"Pagi ini saat aku datang bekerja, begitu aku duduk aku langsung mendapatkan banyak panggilan telepon dari orang-orang yang hendak menjadi agen dan klien yang sudah menandatangani kerja sama, mereka semua tiba-tiba berubah pikiran. Mereka semua dengan halus mengatakan kelak kalau ada kesempatan kita baru bekerja sama lagi..."

"Kenapa bisa seperti ini?"

Melihat Elisha Yu yang memanyunkan bibirnya dengan tidak berdaya, Miranda Wen langsung terdiam.

Kabar ini terlalu tiba-tiba!

Kemarin studio masih baik-baik saja, tapi dalam satu malam semuanya langsung berubah

Elisha Yu terdiam sejenak, dia menatap kontrak di atas meja yang sudah dia buat sebelumnya , lalu dia berkata dengan kesal: "Saat itu, aku sangat panik dan tidak tahu harus berbuat apa, tapi tidak lama, seorang klien menelepon lagi dan mengatakan dia ingin membatalkan menjadi agen, tapi kali ini aku berhasil mengorek dalang dibalik semua ini! "

Miranda Wen membelalakkan matanya, lalu bertanya dengan kaget, "Siapa dalangnya?"

Saat ini perasaannya sangat kacau dan sedih. Kalau semua klien ini benar-benar berubah pikiran tanpa alasan, ini berarti semua kerja keras dan usahanya selama beberapa hari ini telah sia-sia.

"Tuan Jiang yang kamu temui kemarin! Dia terlihat sangat bersungguh-sungguh dan sopan, tapi tak disangka dia adalah orang yang sangat jahat. Semua klien ini direbut olehnya, aku rasa kita sudah dimanfaatkan olehnya! "

Miranda Wen tersontak, wajah elegan Raynard Jiang kembali muncul di benaknya.

Tapi detik berikutnya, wajah yang muncul di dalam benaknya berubah menjadi jahat, seperti pada saat di bar tadi malam.

"Bos ... sebenarnya apa yang terjadi kemarin? Karena si marga Jiang itu adalah orang seperti ini, dia pasti tidak menandatangani kontrak kan?"

Mendengar pertanyaan Elisa Yu, dengan ekspresi wajah serius Miranda Wen perlahan duduk di atas kursi .

Sorot matanya redup, amarahnya yang tidak terlampiaskan muncul di kedua matanya.

“Iya, dia tidak hanya tidak menandatangani kontrak.” Miranda Wen mengangkat sudut bibirnya dan menertawakan dirinya: “Salahku terlalu mudah percaya kepada orang lain, Raynard Jiang hanyalah bajingan berpakaian bagus. ... "

Suasana studio sangat dingin, saat ini antusiasme mereka yang sebelumnya sudah sirna.

Mendengar Miranda Wen menceritakan apa yang terjadi kemarin, Elisha Yu menghantamkan tinjunya dengan kuat di atas meja.

"Bos, seharusnya saat itu kamu lapor polisi! Dia sendiri yang jahat ya sudah, tapi dia malah menganggap orang-orang di seluruh dunia sama seperti dia!"

“Untung saja dia muncul tepat waktu, dan aku bisa selamat dari semua ini.”Miranda Wen berkata dengan tenang sambil menatap wajah Elisha yang penuh dengan kemarahan .

Meskipun menceritakan kembali kejadian tadi malam masih membuat Miranda Wen takut, tapi begitu mengingat sosok Alberto Ji tadi malam yang tinggi dan mengesankan, ketenangan langsung menyelimuti hatinya.

Dia tidak bisa membohongi dirinya, perlahan-lahan Alberto Ji mulai masuk ke dalam hatinya.

“Hmm! Yang penting bos baik-baik saja, dan tidak dirugikan bajingan itu!” Elisha Yu mengangguk dengan emosi, “Mengenai para klien ini, lagian mereka semua adalah orang yang tidak berpendirian, anggap saja kita menggunakan kesempatan ini untuk melihat wajah asli mereka! "

Mendengar motivasi dari Elisa Yu, Miranda Wen tersenyum dan berkata, “Hmm, yang lainnya aku sudah tidak peduli lagi, anggap saja kita mulai dari awal lagi, sebenarnya aku ingin menaruh semua perhatianku supaya kita bisa masuk ke Yatai Department Store.”

Selesai berbicara, Miranda Wen melihat Elisa Yu membelalakkan matanya dan menatap dirinya dengan tatapan tidak percaya.

"Untuk bisa masuk ke Yatai Department Store tidak mungkin terwujud dalam waktu singkat! Mereka adalah pusat perbelanjaan kalangan atas dan mereka hanya menerima brand mewah, belum lagi merek kita masih baru, aku rasa kita pasti akan ditolak dengan halus."

Ekspresi wajah Miranda Wen terlihat penuh dengan harapan, raut wajahnya juga menunjukkan dia memahami hal ini. Lalu dia berkata dengan tenang, "Aku juga tahu, tapi aku tidak peduli, kita coba dulu. Meskipun tidak berhasil, setidaknya kita meninggalkan kesan kepada mereka. Nanti saat merek kita semakin besar, mungkin suatu hari nanti mereka akan berinisiatif mengajak kita bergabung. "

Mendengar ucapannya Elisha Yu juga merasa ucapannya masuk akal, lalu dia tersenyum dan menyanjung Miranda Wen: "Bos memang bos yang hebat, selalu memiliki visi dan pemikiran yang jauh ke depan!"

Sore harinya karena desakan Miranda Wen, Elisha Yu menghubungi Manager Yatai Department Store untuk kawasan China, jawaban yang mereka peroleh sama seperti dugaan mereka, Yatai Department Store tidak langsung menolak, dan mengatakan membutuhan waktu untuk mempertimbangkannya.

Karena sudah menduga hasilnya akan seperti ini, Miranda Wen tidak merasa kecewa, saat ini masih ada hal lain yang harus dia lakukan.

Selain sibuk dengan pekerjaannya, dia tahu kemarin dia tidak pulang tepat waktu ke Kediaman Keluarga Ji. Hari ini, tidak peduli bagaimana pun dia harus pulang, dia sudah mengatakan akan pulang seminggu sekali, kalau dia masih tidak pulang, dia tidak bisa memberikan penjelasan kepada Joyce Qin.

"Elisha Yu, hari ini aku akan pulang kerja lebih awal, jadi kamu juga bisa pulang dan istirahat lebih awal. Beberapa hari ini kamu juga sangat capek."

Miranda Wen mengambil tas yang berada di atas meja kerjanya, setelah berpesan kepada karyawannya dia pergi meninggalkan studio.

Tapi, dalam perjalanan ke Kediaman Keluarga Ji, dia tiba-tiba teringat dengan Alberto Ji.

Kalau dugaannya tidak salah, hari ini saat dia kembali ke Kediaman Ji, Alberto Ji juga pasti akan pergi meninggalkan perusahaan lebih awal.

Tapi perbincangan mereka di depan rumah tadi malam membuat Miranda Wen merasa sedikit canggung.

Miranda Wen tahu pria ini ingin mendekatinya, perhatian dan kehangatan tadi malam membuatnya merasa tidak tahu harus berbuat apa.

Dengan perasaan cemas, Miranda Wen tiba di Kediaman Keluarga Ji.

Sesuai dengan dugaannya, dia melihat mobil Alberto Ji diparkir di luar.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu