Akibat Pernikahan Dini - Bab 69 Gaun Pertunangan (2)

Kirana pun menundukkan kepalanya, tidak melihat Helbert, ia langsung pergi ke sekelompok pelayan toko tersebut, pelayan membawanya ke ruang pas untuk mencobanya.

Mata Helbert menatap tidak sabar dan mengerutkan dahinya, dia sebenarnya tidak ingin datang, tetapi Nenek terlihat jelas meragukan perasaan antara mereka berdua membuatnya mau tak mau harus datang lagi untuk melakukan hal yang ia pikir sangat bodoh ini!

“Helbert, kamu tidak mau mencoba?” Nenek Yang melihat Helbert duduk dengan wajah dingin, tak bergerak, bertanya dengan ragu.

Helbert menyipitkan mata ke arah Kirana yang tidak terlihat, dan berkata dengan dingin, "Aku tidak perlu, lihat dia mencobanya saja!"

Nenek Yang mengernyit dahinya tampak tak setuju dengan ucapan Helbert, "Bagaimana bisa! Pertunangan ini adalah urusan kalian berdua, bagaimana bisa hanya Kirana yang mencobanya! Cepat pergi dan lihat-lihat di sana!"

Helbert tidak punya pilihan lain dan menatapnya tajam, melihat neneknya yang tidak setuju tetap bersikeras, Helbert menjadi tidak berdaya dan diminta oleh pelayan untuk membawanya kamar pas.

Herlina pergi ke ruang pas Kirana untuk melihat apakah baju yang dicoba bagus, dia menunggu Kirana dengan canggung, Herlina melihat seseorang seperti Kirana yang telah berubah.

Ada secercah cahaya terang di tatapannuya, ia melihat gaun putih bersalju di tubuh Kirana, wajahnya yang halus seperti batu permata, gaun putih yang dirancang khusus menggambarkan lekuk tubuhnya yang sempurna.

Kalung yang bersinar cerah di lehernya dipaduka dengan gaun yang indah.

Rok itu bertatahkan diamond, memantulkan cahaya, menjadikannya seperti seorang bangsawan, anggun dan sakral seperti dewi Athena.

Buntut rok putih yang mekar menjulang di lantai, manset terhubung ke renda rok putih tersebut hingga ke bagian dada berpadu dalam bentuk bunga mawar.

Tulang punggungnya yang menggoda sedikit ditutupi oleh blus, tapi itu lebih misterius dan menggoda.

Rambut panjangnya tergerai indah, beberapa rambut panjang menggantung di kedua sisi pipi, dengan sanggul berbentuk kupu-kupu di kepala.

Desain gaun putih ini dibuat oleh desainer yang sangat berdedikasi tinggi, ia menyoroti pandangan keluarga Helbert pada pada Kirana.

Sang desainer menekankan karakternya yang begitu elegan, bagian dada menggunakan desain yang cantik untuk menutupi dada dan perutnya dengan latar belakang putih dan bunga mawar di atasnya.

Wajah Kirana terlihat acuh tak acuh, melihat Herlina melihatnya, ekspresi wajahnya pun tidak berubah.

Herlina puas dan terkejut, ia pun mengangguk dan memuji, "Hei, benar-benar sangat bagus, menurutku gaun ini sangat cocok untuk Kak Kirana! Seperti seseoang bidadari! Bagaimana? Kak Kirana, aku jatuh cinta padamu ... ”

Kirana diejek oleh kata-kata aneh Herlina, tidak ada yang benar menurutnya.

Namun, ketika Herlina menatap Kirana, wajahnya sangat dingin, dia dengan cermat menatap Kirana, dia sekarang menyadari, perasaan aneh yang dia miliki ketika pertama kali melihatnya dari mana asalnya!

"Kakak Kirana, kamu benar-benar mirip, dan orang itu benar-benar mirip ..."

Herlina melihat Kirana sambil mengatakan sesuatu, wajah Kirana sedikit terpana, mirip? Mirip siapa?

“Aku mirip siapa?” Kirana melihat Herlina masih menatapnya dengan tatapan aneh, dan tatapan itu sepertinya terperangkap dalam ingatan. Kirana bahkan semakin bingung.

Namun, Herlina pun kembali tersadar, ia pun dengan segera menghindari pertanyaan ini: "aku hanya asal bicara, pergi, pergi, pergi ke luar dan tunjukkan pada mereka, cocok atau tidak."

Herlina dengan lembut membawa Kirana untuk keluar, tidak membiarkan Kirana memiliki kesempatan untuk merespon perkataanya tadi, mereka pun berjalan di luar, tetapi Helbert benar-benar mengganti baju, melihat mereka keluar, Nenek Yang dan Helbert memandang mereka.

Ketika Helbert melihat Kirana seperti itu, tiba-tiba ia perlahan menatapnya , dan ada cahaya melintas di tatapannya.

Kirana juga memandang Helbert, belum lagi, Helbert berpakaian seperti ini, masih ada tampak seperti manusia.

Dia mengenakan setelan berwarna krem, tetapi bagian atas kemeja berwarna krem tersebut ada dua kancing yang dibuka, menunjukkan dada yang lembut, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

Setelan pakaian tersebut dirancang dengan sangat cermat untuk menunjukkan karakternya yang anggun, di dahi, wajah yang dingin terlihat tampan dan jahat, jas yang dikenakannya menunjukkan kedinginan dan penuh misteri.

Tatapannya yang dingin sedang memancarkan secercah cahaya saat itu, dan menatap lurus ke arah Kirana.

Kirana merasa tidak nyaman dan menyipitkan matanya, ia pun mengeluarkan suara tenggorokannya untuk menunjukkan bahwa ia tidak nyaman dipandang seperti itu dan mengerutkannya keningnya.

Tatapan itu seperti binatang buas yang menatap mangsa yang akan datang ke mulut, tetapi dicampur dengan beberapa ekspresi yang tak dapat dimengerti, itu sangat aneh dan rumit.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu