Akibat Pernikahan Dini - Bab 48 Hadiah Spesial (2)

Daniel tidak melihat John lagi, mulai berkonsentrasi menyetir. Mendengar nada suaranya yang seperti itu, tubuhnya tersentak, "Tidak bisa! Besok aku harus pergi mencari perusahaan untuk diajak kerja sama. Aku sibuk! Kamu jangan mengganggu!"

John yang merasa tidak puas menarik telinga Daniel, membuat Daniel mengernyitkan dahinya, "John!"

Yang membuat Daniel semakin tak berdaya adalah, John bukannya melepaskannya, malah perlahan-lahan dia mengambil kesempatan lebih dengan menggoda bagian tulang selangka Daniel.

Saat itu hati Daniel berdesir, lalu Daniel menggertakan giginya dan memberhentikan mobil di pinggir jalan. Dengan kasar menebas kedua tangan John yang nakal, "Apakah kamu bisa berhenti? Aku sedang menyetir! Apakah kamu tidak tahu kalau itu sangat bahaya?"

Tapi John malah tertawa melihat wajah serius Daniel. John memegang wajah Daniel dengan kedua tangannya lalu mencium pria itu.

John melepaskan sabuk pengaman Daniel lalu langsung menarik Daniel ke kursi belakang. Mulut John yang bercampur dengan aroma alkohol membuat Daniel mengernyitkan alisnya, "John, jangan buat masalah!"

"Kapan aku membuat masalah? Karena kamu tidak pulang denganku, bagaimanapun juga aku harus meminta sedikit keuntungan, kan? Menurutlah Daniel sayang. Kemari. Kita lakukan seks di dalam mobil, ya?"

Suara main-main John semakin membuat Daniel menatap pria itu dengan tajam, "Melakukan seks di dalam mobil? John, kamu minum berapa banyak alkohol?!"

"Aku tidak mabuk! Daniel, aku ingin..."

"Kamu.... mmpphh..." Ucapan John tidak sesuai keadaannya, John tiba-tiba mendorong tubuh Daniel. Setelah itu dengan buas menciumnya. Bibir Daniel langsung dibungkam, tidak ada sedikitpun celah pada ciuman itu.

Daniel berniat ingin menghentikannya namun tidak sempat. Tubuh Daniel dibungkukkan oleh John, dilahap dengan puas lalu dijilati. Dari dalam mobil dengan cepat terdengar desahan yang tertahan yang membuat orang malu mendengarnya juga diikuti dengan aura panas yang membara.

Di sisi lain, Asisten Leo mendorong pintu dan masuk ke ruangan presdir Helbert dengan gelisah. Leo melihat ekspresi wajah presdir Helbert yang tidak berubah, dingin. Leo agak bergetar, harusnya dirinya sudah kebal dengan wajah dingin menusuk milik Helbert.

Tetapi seluruh tubuhnya masih terintimidasi ditatap dingin oleh Helbert.

Melihat Leo berjalan penuh hati-hati masuk ke ruangan, Helbert melirik Leo sekilas lalu bertanya, "Apa yang dia katakan?"

"Ah? Mmmh... Nona Kirana.. Sepertinya dia hari ini tidak bisa menyelesaikannya..."

Leo menjawab dengan terbata-bata. Helbert menatap Leo dengan dingin, "Tidak bisa? Hah... tempramen buruk wanita itu sangat buruk ya!" Helbert yang tertawa dingin membuat tubuh Leo bergetar.

Leo buru-buru mengibas-ngibaskan tangannya, "Bukan, bukan. Presdir, sepertinya hari ini adalah hari ulang tahun nona Kirana. Dia sedang merayakan ulang tahunnya..."

Pupil mata hitam Helbert mengeluarkan tatapan rumit. Ulang tahun?

Jemari panjang Helbert mengetuk-ngetuk pelan atas meja. Tiba-tiba ketukannya berhenti, matanya yang tajam perlahan-lahan menyipit.

"Siapkan mobil!"

"Hah? Oh baik!" Leo melihat sebentar presdir Helbert yang tenggelam dalam pikirannya, entah apa yang dipikirkan, dia tidak ingin mengganggu. Mendengar suara Helbert yang tegas, benar-benar membuat Leo kaget.

Leo buru-buru pergi bersiap-siap....

Baru saja Kirana membereskan Samuel yang tertidur di mobilnya seperti babi. Untungnya pria itu tidak muntah. Kirana langsung menggunakan ponsel Samuel, menelpon adik laki-laki Samuel untuk menjemput Samuel.

Ketika mengangkat Samuel yang tertidur seperti babi dan diberikan kepada adik laki-lakinya, Kirana tidak bisa menahan tawanya. Pria tengik ini! Kirana membiarkan Samuel merasa sombong lalu mempertemukannya dengan orang yang lebih ahli minum darinya! Rasakan!

Ketika menyetir kembali ke rumah. Kirana kembali melihat sebuah mobil yang familiar berhenti di depan villanya. Perlahan-lahan Kirana mendekati mobil itu, lalu dia melihat Leo yang sedang menunggu di luar mobil. Entah sedang menunggu apa.

Kirana melirik bagian dalam mobil yang gelap, lalu dia tahu bahwa pria tidak tahu dan bermuka dua itu pasti ada di dalam mobil.

Setelah turun dari mobil, Leo melihat Kirana sudah kembali, lalu mendekati Kirana. Dengan senyum tipis berkata, "Nona Kirana, kamu telah kembali. Selamat ulang tahun, ya!"

"Terima kasih." Kirana mengeluarkan ekspresi senyum yang sopan pada Leo. Leo melirik sekilas bagian dalam mobil. Berdeham sebentar lalu berkata: "Ehem... ada suatu hal yang ingin presdir Helbert bicarakan dengan anda. Beliau ada di dalam mobil."

Kirana menyipitkan matanya, memandang bagian dalam mobil. Apapun tidak terlihat jelas. Karena baru saja bertengkar dengan Helbert, maka dari itu Kirana tidak percaya pada Helbert! Kirana yang dipenuhi kewaspadaan tidak ingin pergi.

Tetapi jendela mobil diturunkan perlahan-lahan. Wajah dingin Helbert muncul, "Aku tidak akan menunda-nunda waktumu. Hanya 3 menit. Masuklah!"

Selesai bicara, jendela mobil kembali ditutup. Kirana menatap Helbert dengan kesal. Sudut bibirnya mengembangkan sebuah senyuman dingin, tetapi Kirana tetap masuk ke dalam mobil.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu