Akibat Pernikahan Dini - Bab 46 Keanehan (2)

"Selamat ulang tahun!" John tersenyum sambil mengedipkan mata ke arah Kirana, wajah pria itu tampak nakal, tapi juga mengandung sedikit rasa sayang.

Kirana menganggukan kepala, melihat ke arah John, lalu berkata, "Terima kasih!"

"Tidak usah sungkan! Adiknya Daniel, juga adalah adikku." Setelah John berkata denan suaranya yang seksi, ia menatap dengan pandangan 'lain' ke Daniel, sementara Daniel hanya batuk sedikit lalu mehindari tatapan mata John.

Kirana tertawa ringan, John ini orangnya lumayan seru juga. Tidak menyadari interaksi mereka berdua, Kirana kemudian ditarik oleh Yesi untuk bisik-bisik.

"Kirana, kamu rasa tidak, ada keanehan antara kakakmu dan temannya itu?"

"Keanehan ... keanehan apa?" Kirana yang tidak mengerti maksud Yesi, bertanya dengan bingung.

Yesi tidak berdaya, "Sudahlah, otakmu ini, masih lebih rendah EQ dibanding IQ, tidak mungkin kamu menyadari sesuatu ..."

Kirana, " ... "

Apakah dia telah dihina oleh Yesi, rasanya ingin menangis ....

Tapi mengenai hadiah Daniel, Kirana sudah mendapatkannya saat berada di rumah. Setiap merayakan ulang tahun, Kirana selalu menerima banyak hadiah. Kelihatannya lumayan juga, meskipun dia tidak begitu suka melewati ulang tahun, karena ulang tahun membuatnya harus diketahui oleh satu dunia, bahwa dia sudah lebih tua satu tahun ....

Kirana juga tidak mempunyai banyak teman, biasanya hanya bergaul dengan beberapa orang ini saja. Karena itu, di ruangan reservasi, hanya terdapat lima orang.

Suasana ruangan seperti ada keanehan, Kirana melihat tiga laki-laki itu sedang berlomba-lomba minum bir, terutama Samuel si bocah itu. Kemudian John ditarik main catur cina oleh Samuel, dibully karena tidak tahu aturan mainnya.

Di babak-babak awal, John memang tidak mengerti, dan kalah dengan tragis, ia dihukum minum bergelas-gelas bir. Daniel yang tidak tega melihat John dihukum begitu banyak gelas, ingin menggantikannya minum, tapi ditahan oleh John.

Masalah pria, harus diselesaikan sendiri! Namun kemudian, permainan berbalik dengan aneh, John sangat pintar karena dapat menemukan celah, sehingga mengalahkan Samuel yang begitu bangga akan dirinya.

Dilanjutkan dengan Samuel yang terus menerus kalah dan terus menerus meminum bir ....

Kirana dan Yesi melihat Samuel yang mencari penderitaan untuk dirinya sendiri, hanya dapat diam melihat situasi permainan yang semakin menegangkan.

Tepat disaat ini, telepon Kirana berbunyi. Kirana mengernyitkan dahi melihat nama yang tertera di layar ponsel, lagi-lagi Asisten Leo. Biasanya telepon dari Leo, pasti berhubungan dengan Helbert.

Pria yang tidak tahu malu itu mau apa lagi!!

Karena suara di ruangan terlalu berisik, Kirana mengatakan pada Yesi kalau dia ingin mengangkat telepon, kemudian berjalan keluar dari ruangan dan mencari tempat yang lebih hening.

"Halo ..."

"Nona Kirana! Aku ... ehm, apa kamu sedang sibuk?" Leo seperti hendak membicarakan sesuatu, tapi tidak jadi begitu mendengar suara berisik dari teleponnya.

Kirana sambil memasukkan tangan ke dalam kantong, sambil bersender pada dinding lorong, berkata dengan datar, "Iya"

Iya? Asisten Leo sedikit bingung. Tapi begitu memikirikan perintah yang diberikan direktur Helbert, ia segera kembali ke topik. Leo terbatuk sedikit, lalu berkata sambil tersenyum, "Nona Kirana! Kata direktur Helbert, kamu disuruh membereskan file-file yang belum selesai."

Mata Kirana berubah dingin, dan dari wajahnya menyiratkan sindiran, pria tak tahu malu, selalu saja begitu!

Saat hendak mengatakan sesuatu, suara yang mengandung amarah dan dingin, terdengar dari hadapannya.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu