Akibat Pernikahan Dini - Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)

Namun, tingkah lakunya ini tanpa sadar memberikan contoh dalam kerja karyawannya. Para karyawan berpikir karena bos bekerja sudah bekerja dengan sangat serius, tentu saja, mereka harus bekerja dengan serius juga.

Untuk sementara waktu, perusahaan Sinar Mas, jumlah kontrak bisnis, modal, dll, juga meningkat!

Hendra Xu sebagai pemegang saham tentu tahu apa yang telah dilakukan Daniel akhir-akhir ini dan tahu untuk apa pria itu bekerja sedemikian keras.

Terlepas dari sakit hatinya, dia siap mencerahkannya. Namun, ketika dia datang ke perusahaannya dan melihat pria yang kemerahan dan tak berdaya itu, Hendra Xu menjadi sedikit marah.

Menyentuh dahinya, benar saja, demam tinggi!

"Bisakah kamu bersikap seperti seorang pria! Kamu begitu menyiksa dirimu sendiri, namun dia tidak tahu! Apakah itu pantas! Kamu tidak merasa kasihan pada dirimu sendiri! Pernahkah kamu memikirkan seseorang yang mencintaimu! Betapa sedihnya seseorang yang merasa kasihan padamu!!! Pernahkah kamu memikirkan orang tuamu!!!"

Hendra Xu meraih kerah Daniel secara langsung, dan matanya yang marah, menatap Daniel dengan dingin.

Tetapi sebaliknya, Daniel menatapnya dengan tatapan kosong, dan kelopak matanya terlihat lemah.

Melihat Daniel yang seperti ini, Hendra Xu menjadi lebih marah!

Dia merasa tidak berdaya dan ingin marah, namun akhirnya berubah menjadi desahan. Mengingat pria ini masih demam, Hendra Xu langsung meletakkannya di punggungnya dan mereka menuju ke rumah sakit.

Daniel hanya merasa bahwa pikirannya kacau, dan rasa sakit yang membludak membuat otaknya menjadi kosong.

Dia hanya tahu adalah seseorang telah memasuki kantornya, dan kemudian ada suara ribut-ribut di samping telinganya.

Pada akhirnya, sekarang, ketika dia terbangun, dia sudah berada di rumah sakit.

Ada kebingungan sesaat di otaknya. Dia tertegun untuk sementara waktu. Setelah terdengar suara yang akrab di telinganya, dia perlahan memutar kepalanya.

"Bagaimana perasaanmu? Apakah kepalamu masih sakit?" ketika dia melihat orang itu, ada rasa kehilangan yang tercetak dalam di matanya. Hendra Xu yang menyadarinya, tidak peduli dan pura-pura tidak tahu.

Dia mengulurkan tangan dan dengan lembut memegang dahi Daniel. Demamnya telah mereda. Mereka berdua begitu dekat, Daniel memutar kepalanya sedikit tidak wajar, dan gerakan Hendra Xu terlihat menjadi kaku.

Kemudian berubah menjadi biasa kembali, suara Daniel terdengar sedikit serak berkata perlahan, "Terima kasih kamu sudah membawaku ke rumah sakit."

Tapi Hendra Xu diam saja. Setelah beberapa saat, dia masih tidak mendengar jawabannya. Daniel menoleh ke arahnya dengan kebingungan.

Tapi mata mereka saling bertemu dalam amarah dan sakit hati, mata itu terlihat perasaan yang sulit dijelaskan, membuat Daniel sedikit bingung.

"Kamu tidak perlu berterima kasih padaku! Jika kamu mati, aku masih harus mengkremasi mayatmu!" Hendra Xu berkata demikian dalam kemarahan.

Daniel memonyongkan mulutnya, bertanya-tanya dari mana kemarahan Hendra Xu yang tidak jelas itu berasal.

Hendra Xu melihat ekspresi polos Daniel, dan kemudian mendesah pelan. Dia marah dengan orang bodoh ini. Daniel juga tidak akan pernah mengerti apa yang membuatnya marah!

Daniel kemudian bangun dan ditahan oleh Hendra Xu, "Apa yang mau kamu lakukan!"

"Keluar dari rumah sakit!"

"Kamu gila! Demammu baru saja reda, Daniel! Jika kamu ingin mati, katakan saja. Kenapa harus menghukum diri sendiri seperti ini!"

"Jangan pedulikan aku! Ini adalah urusanku!"

Ketika Daniel berkata demikian, wajah Hendra Xu tiba-tiba menjadi suram. Dia berdiri tegak, jika bukan karena pria ini masih sakit.

Dia benar-benar ingin memukulinya, untuk membuatnya sadar kembali!

"Ya! Aku orang luar! Aku tidak berhak mengurus urusanmu! Tapi, Daniel! Tolong jangan terlalu egois! Kamu harus mempertimbangkan perasaan orang tuamu!"

Ketika mengungkit tentang orang tuanya, Daniel benar-benar menjadi terdiam dan terlihat rasa bersalah di matanya. Suasana secara bertahap kembali menjadi hening.

Melihat wajah Daniel yang terlihat seperti tak bernyawa, dengan rasa sedih dalam kepucatannya, Hendra Xu merasakan sakit di hatinya. Tiba-tiba, Hendra Xu seperti ingin membuat keputusan dan bertanya pada Daniel.

"Apakah kamu pernah menyukaiku?"

Daniel segera mendongak dan menatapnya dengan terkejut, Hendra Xu bertanya lagi dengan serius, "Katakan, kamu sebenarnya, apakah pernah menyukai aku! Aku tahu kecendrungan seksualmu!"

Keterkejutan Daniel menghilang seketika, dan kemudian dia kembali menenangkan dirinya, "Maaf, aku hanya menganggapmu sebagai teman ..."

Harapan dalam hati Hendra Xu menghilang seketika. Bukankah dia sudah tahu jawaban ini dari dulu, dan sekarang, hanya merupakan pertanyaan terakhir kalinya saja!

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu