Akibat Pernikahan Dini - Bab 157 Salah Paham (2)

"Aku baru saja bertemu dengan mereka. Sepertinya Kirana masih menderita anemia, tetapi sekarang dia keluar dari rumah sakit," katanya dengan lembut.

"Keluar ..." Wajah Helbert sangat halus. Wanita itu bahkan tidak berniat untuk menjenguknya!

Nenek Yang mengerutkan kening langsung dan berkata dengan suara yang rumit, "Gadis Kirana, kenapa tidak datang untuk melihat Helbert? Bagaimanapun, Helbert sudah terluka untuknya!"

Suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi redup. Tidak ada yang menjawab atau berbicara. Herlina memandang Helbert dengan ragu. Dia merasa ada sesuatu yang lain di antara mereka!

Waktu seakan berlalu sangat lambat sebelum Helbert berkata dengan dingin, "Aku ingin keluar."

"Tidak boleh!"

"Tidak mungkin!"

Begitu Helbert selesai berbicara, ia ditentang oleh banyak pihak. Nenek Yang langsung menegur Helbert dengan tatapan tegas, "Kamu baru saja kehilangan terlalu banyak darah. Kamu harus istirahat sebentar!"

"Ya, kakak, kamu belum cukup kuat untuk keluar sekarang. Setidaknya, kamu harus tinggal selama beberapa hari lagi." Herlina mengerutkan kening.

Apa yang ingin dikatakan ayah Han, terhenti di ujung bibirnya. Semua orang juga tahu, Helbert tidak pernah mendengar kata-katanya. Fanni melirik penampilan pengecut suaminya dan langsung memalingkan matanya. Dia berpikir bahwa jika Helbert meninggal, dia hanya akan lebih bahagia!

Warisannya bisa saja diserahkan kepada herlina...

"Aku hanya mengatakannya kepadamu. Aku tidak ingin persetujuanmu." Suara Helbert terdengar dingin dengan perasan teguh. Nenek Yang mengerutkan kening dan menatap cucu yang keras kepala itu.

Dia tidak bisa ditahan. Nenek Yang menghela nafas pelan. Apapun yang ia katakan tidak akan didengarkan! Lagi pula, ada dokter keluarga. Ketika dia sampai di vila, beri dia lebih banyak suplemen.

Di ruang kerja vila Helbert, pintu dibuka tanpa mengetuk, dan Ivan Lim datang sambil tersenyum.

Setelah kearah pintuh, wajah sakit Helbert menjadi dingin lagi. Ivan Lim memegang senyumnya untuk waktu yang lama. "Hah, Laksamana Helbert ditembak oleh orang lain. Berita besar!"

Mata dingin Helbert tertuju pada Ivan Lim. Ivan Lim terbatuk dan duduk di kursi di depan mejanya.

"Mengapa kamu di sini?" Helbert tidak memperhatikannya lagi. Dia terus berkonsentrasi pada pekerjaannya sendiri. Ivan Lim meletakkan satu tangan di atas meja dan memperhatikan gerak gerik Helbert dengan cermat.

Helbert tidak pernah menghindari Ivan Lim. Ketika dia menatapnya, Ivan Lim tiba-tiba mengerutkan kening, "Menurutku, menjemput Kirana adalah sebuah kecerobohan!"

Tangan Helbert membalik-balik dokumen. Mata gelapnya menyinari jejak kompleksitas dan ketenangan, dan kemudian kembali normal. "Sudah kutakan, aku mampu melindunginya."

"Hm, meskipun kamu melindunginya, tetapi kamu juga membawa bawahanmu untuk melindunginya. Berapa banyak orang yang kamu miliki untuk bertarung dengan Fedrick Ye? Kamu sudah telah terluka barusan!"

Dengan tegas Ivan Lim menunjuk wajah Helbert yang tenang. Melihat wajah pucat pasih Helbert, Ivan Lim yakin dia tidak hanya terkena tembak.

Mata Helbert menatap Ivan Lim dengan dingin, dan dia tidak berbicara dengan bibir tertutup rapat. Pada awalnya, ia mengirim beberapa anak buah untuk melindungi Kirana. Mereka tidak akan muncul sampai kondisi tertentu.

Namun, ketika dia pergi untuk menyelamatkan Annabella, dia tidak membawa cukup banyak orang. Dia gugup dengan situasi di pihak Kirana. Dan kekhawatirannya membuat ia hilang fokus dan terkena pukulan di bagian tangan.

Mengenai Annabella, dia hanya tidak ingin berutang padanya. Bagaimanapun, dia juga menyelamatkan dirinya sendiri sekali. Kemudian, ia mengambil keuntungan dari jebakan Fedrick Ye dan meminta orang-orang gelap untuk menyelamatkan saudara Annabella.

Sedangkan dia bergegas ke Kirana dengan tergesa-gesa. Dia berjanji untuk menyelamatkan Annabella terlebih dahulu, tetapi dia tidak tahu apa yang disalahpahami wanita itu sampai dia mendengar apa yang dikatakan Sharon.

Alis dan jantungnya tiba-tiba melonjak. Helbert dengan lembut mengusap dahinya. Tatapan Kirana saat itu masih teringat jelas di benaknya.

"Terus saja berbicara!" Helbert menatap Ivan Lim dengan dingin dan melemparkan dokumen-dokumen itu kepadanya. Ivan Lim mengambilnya sambil tersenyum. Setelah melihat dokumen dengan jelas, dia terdiam sejenak..

Kemudian dia memandang Helbert dengan penuh kekaguman, "Memang layak kupanggil laksamana Helbert, dalam sekejap sudah bisa menemukan bukti untuk membuktikan ketidakbersalahannya!"

Tetapi Helbert tidak menjawab kata-katanya. Dia hanya berkata dengan naungan di wajahnya, "Pergi dan berikan kepada Nathan Zhang. Ingat, kamu yang pergi."

Ivan Lim berdiri tak berdaya. Pilihannya untuk datang kesini hanya membuatnya menjadi seorang kuli antar jemput!

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu