Akibat Pernikahan Dini - Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)

Lalu ada suara seperti baku hantam. Setelah Kirana yang melihat dengan pandangan bingung kepada Marco, pintu tiba-tiba didobrak masuk!

Marco segera menarik Kirana yang masih tertegun untuk mencegahnya terluka karena pintu tadi. Marco melirik kepada sepasang mata yang berbahaya dan melihat sekelompok orang-orang yang menyerbu.

Kepanikan wajah Kirana pelan-pelan memudar, melihat seseorang berwajah dingin diantara orang-orang yang berada dipintu, dia mengerutkan alis lagi.

Helbert dengan wajah muram menatap pada Kirana. Setelah melihatnya tidak kenapa-napa, dia pun menatap Marco yang juga sedang menatapnya dengan marah.

Tetapi semuanya terjadi begitu tiba-tiba, mereka berdua sudah berdiri begitu dekat satu dengan yang lain. Ketika melihat Marco memegang pergelangan tangan Kirana, mata Helbert tiba-tiba meredup dan terlihat kabut dimatanya.

"Kemarilah!"

Kata-kata Helbert bernada perintah, Marco tidak marah malah tertawa, "Ini sangat menarik, Helbert! Ini adalah tempatku! Dia! Juga milikku ..."

Marco tiba-tiba kehilangan kata-kata, setelah melirik wajah Kirana yang tanpa berekspresi, Marco tersenyum dengan arti khusus, "Dia, juga wanitaku! Kamu jangan bertindak sembarangan di wilayah kekuasaanku!"

Mata Helbert menatap dingin ke wajah Marco, "Aku tidak tahu sejak kapan istriku bisa menjadi wanitamu!"

Tetapi Marco tersenyum curang dan dengan maksud yang disengaja, "Barusan."

Merasa puas melihat wajah Helbert yang berubah seketika menjadi suram, seringai dibibirnya semakin lebar, tetapi kakinya tiba-tiba diinjak dengan keras. Marco tersenyum genit kepada wanita yang berada disampingnya itu!

"Untuk apa kamu menginjak kakiku!" Marco menahan sakit dan mencoba meremas kakinya, sekuat tenaga melawan rasa sakit itu. Dia mencoba tetap tenang dan melihat ke arah Kirana, mendekat ke telinganya mencoba membisikkan sesuatu.

Kirana malah memberinya tatapan bodoh, "Masalah diantara kalian dua orang pria, jangan libatkan aku didalamnya!"

Mulut Marco sedikit berkerut, wanita, matamu tidak bisa melihat, kalau kami bukan demi kamu, lalu untuk siapa ini!

Wanita bodoh!!

"Kamu hebat juga ya! Tidak mengakui telah menculik wanitaku, malah dengan suara kencang mengatakan bahwa dia adalah wanitamu. Marco, nantikanlah pembalasanku." suara ketusnya Helbert, seolah-olah seperti kengerian hujan yang membawa banyak kerusakan.

Marco tidak takut akan perkataan Helbert, tetapi dia terkejut mendengar perkataan Kirana yang tiba-tiba, "Dia tidak menculikku, aku sendiri yang datang mencarinya untuk membahas sesuatu."

Helbert dan Marco serentak melihat Kirana pada saat yang sama. Marco terkejut kemudian berubah menjadi kesenangan. Wanita ini membela dirinya? Meskipun dia tidak membutuhkannya, dia sangat tersentuh ketika mendengar wanita itu bersedia berbicara untuknya.

Mencintaiku dengan sepenuh hati, boleh tidak?

Kirana langsung mengabaikan perkataan dari Marco, dia tidak minum obat lagi hari ini!

Sedangkan Helbert yang berdiri di sana, mukanya terlihat cuek. Ada kabut dimatanya, dan mata itu dengan tatapan berbahaya sedang menatap Kirana.

Sangat bagus! Wanita ini selalu mudah memancing amarahnya!!

Helbert mendekati Kirana dengan cepat, tanpa menunggu Kirana sadar, ia langsung mengendong wanita itu, berbalik, dan pergi.

“Apakah kamu ingin mengambilnya dariku?” di belakangnya, teriakan Marco terdengar ketus, tetapi Helbert tidak berhenti dan terlihat acuh tak acuh.

"Kalau begitu aku membiarkanmu melihat apakah aku punya kemampuan itu!" kata Helbert dengan dingin sambil melanngkah keluar. Setelah itu, Marco melihat beberapa orang berpakaian hitam melemparkan semua bawahannya masuk ke dalam ruangan.

Marco menyipitkan matanya dan memandang kepada bawahannya yang roboh. Lalu melihat lagi kepada Helbert yang berjalan semakin jauh.

Helbert, kita lihat nanti! Kirana! Pasti akan kudapatkan!

Marco mengepalkan tangannya, menatap punggung Helbert yang menjauh dengan mata dalam!

Dan di sini, Kirana dengan dingin melirik Helbert, "Lepaskan aku!"

"Aku berkata turunkan aku! Kamu dengar tidak!"

"Helbert!! Kamu sudah gila ya!"

Mau Kirana berkata apapun, Herbert tidak membiarkannya pergi, bahkan pria itu tidak peduli padanya, bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun!

Ketika pintu mobil terbuka, Helbert melemparkan Kirana di kursi belakang, kemudian berbalik dan langsung naik mobil. Tidak menunggu Kirana untuk duduk dengan baik, kaki Helbert menghantam pedal gas, dan kemudian mobil melaju cepat di jalan. Seperti sedang terbang.

Sangat cepat hingga Kirana harus berpegangan erat pada kursi, sepertinya hari ini Helbert salah makan obat. Secepat kediapan mata, tiba-tiba mobil sudah sampai saja di villa.

Sekali lagi tubuhnya ditarik turun! Tidak salah, ditarik! Kirana sudah berusaha keras untuk memukul tangan Helbert yang menariknya, tapi tidak berhasil.

Tubuhnya sekali lagi diangkat, seketika otak Kirana bingung, dia dapat merasakan, aura kegelapan yang terus keluar dari diri Helbert.

Tubuh pria itu mengeluarkan aura-aura membunuh, tanpa sadar Kirana menyadari Helbert yang sedang menggertakan gigi, juga mata dingin pria itu, Helbert, sepertinya marah lagi! Kirana yang sudah pernah melihat tingkah Helbert seperti ini, mau membangun kekuatan seperti apapun, juga tetap takut.

Helbert, akan menghukumnya dengan cara apa lagi!!

Tubuh Kirana dilemparkan ke atas ranjang, bermaksud ingin kabur namun ditahan oleh Helbert yang sambil membuka bajunya sambil menahan Kirana.

Berbeda dengan sebelumnya, Helbert selalu merobek bajunya, namun kali ini, Helbert yang membuka sendiri bajunya. Beberapa waktu kemudian, tubuh Helbert benar-benar telanjang.

"Lihat aku!" melihatnya bertelanjang dada, Kirana memutar kepalanya dan tidak mau melihat. Kata-kata Helbert yang suram tadi bernada perintah.

Melihat Kirana tidak mendengarnya, Helbert segera memutar kepalanya, "Lihat, bagaimana? Dibandingkan dengan punya Marco! Huh....."

"Helbert! Kamu sudah gila ya! Aku tidak punya apa-apa dengannya! Apakah kamu sakit jiwa?!" Kirana menghentakkan tangan Helbert yang sedang memegang dagunya.

Helbert tiba-tiba tersenyum dengan jahat, membuat Kirana kehabisan kata-kata, "Sepertinya aku harus membuatmu mengingatnya dalam waktu yang lama! Supaya kamu sadar, di mana letak kesalahanmu!"

"Aku ... tidak ..."

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu