Akibat Pernikahan Dini - Bab 101 Tanpa Perasaan (1)

Wajah pucat pasi Kirana mengikuti arah sepatu kulit lalu menengok ke atas, secara tidak di sengaja, pandangannya bertabrakan dengan sepasang mata dingin tersebut.

Melihat apa yang sedang di pegang Helbert di dalam genggamannya, lalu dengan serius menatapnya, Kirana tak ada tenaga untuk menghiraukannya, sekali lagi ia dengan perlahan menundukkan kepalanya, dan menggigit bibirnya.

Sakit maag yang sangat hebat membuat Kirana merasakan pusing.

"Minumlah segelas susu ini terlebih dahulu." Suara yang dingin itu tiba-tiba tedengar dari atas kepalanya, Kirana sedikit tergegun, lalu mengerutkan dahinya, tiba-tiba ia melihat segelas susu di hadapannya, Kirana dengan wajah pucatnya mengikuti arah segelas susu tersebut lalu melihat ke arah Helbert.

Lalu ia melihat tangan satunya telah membawa beberapa makanan, Kirana terdiam sejenak, dia, apakah ia pergi untuk membawakan makanan ini?

Sakit maagnya sekali lagi menusuk lambungnya, wajah Kirana semakin terlihat pucat, kedua tangannya semakin erat memeluk perutnya sendiri, sepasang mata hitam Helbert menatap ke arahnya, lalu dengan dingin ia berkata.

"Di saat seperti ini, bukan saatnya untuk menyombongkan diri!"

Segelas susu tersebut semakin mendekat ke arahnya, Kirana dengan tanpa sadar menyambut segelas susu dari tangan yang kekar tersebut, lalu menggenggam segelas susu tersebut dengan sangat erat.

Otak Kirana seketika menjadi kosong, ia hanya ingin meredahkan sakit perutnya yang menyiksanya ini terlebih dahulu, setelah menyambut segelas susu dan meminumnya, lambungnya yang seakan terisi dengan kehangatan tersebut, membuat ia perlahan menurunkan kerutan di alisnya.

Setelah beberapa lama, sakit maagnya barulah berangsur-angsur mereda, Helbert melihat raut wajah Kirana yang tak lagi terlihat semenderita seperti tadi, warna di wajahnya juga perlahan kembali ke asal.

Lalu ia kembali duduk di samping Kirana, menyambut gelas kosong yang berada di tangannya, lalu kembali menyodorkan beberapa makanan hangat kedepan hadapan Kirana, "Makan ini!"

Perkataannya terdengar seperti sebuah perintah, Kirana yang tak nyaman mendengarnya lalu mengerutkan alisnya, dasar lelaki sialan ini, apakah harus selalu memerintah orang seperti ini!

Akan tetapi Helbert telah terbiasa dengan hal itu, karena dahulunya ketika masih jadi tentara, ia adalah seorang jendral, kebiasaan berbicaranya, tanpa ia sadari malah tambah memberikan kesan yang semakin buruk terhadap wanita ini!

Awalnya Kirana enggan memakan makanan yan di bawanya, tetapi sangat tak masuk akal jilalau ia tidak dapat berdamai dengan lambungnya sendiri, Kirana sempat ragu sejenak, barulah akhirnya ia menyambut makanan tersebut.

Dengan hati-hati ia mengunyahnya secara perlahan, tiba-tiba ia menyadari bahwa ada tatapan dingin dari sebelahnya yang tidak bisa di abaikan karena terus menatapnya! Sontak Kirana tergegun, siapa yang bisa terus makan dengan tenang kalau di tatap terus menerus memakai tatapan dingin seperti itu!

Kirana dengan wajah cueknya menaikkan pandangannya, sepasang matanya bertemu dengan sepasang mata dingin Helbert, Helbert mengedipkan matanya, tatapannya lalu perlahan bergerak menjauh.

Ia tak lagi melanjutkan menatap Kirana, Kirana pun menyempitkan matanya, lalu memalingkan pandangannya dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, kerana mengelap mulutnya memakai tissue, lalu bersiap untuk berdiri dan membuang sampah bekas ia makan, tetapi secaa tak sengaja ia melihat orang yang duduk di sampingnya tersebut telah masuk ke alam mimpi dan tidur dengan pulas.

Kirana menghentikan gerakannya, karena ia duduk di kursi penumpang bagian luar, kalau ia ingin keluar, ia harus membangunkan Helbert, agar memberinya jalan untuk keluar, akan tetapi Kirana sedikit merasa ragu.

Melihat Helbert tidur dengan wajah kelelahan seperti itu, Kirana berfikiran untuk menunggunya sampai bangun nanti, baru pergi membuang sampahnya.

Setelah muncul fikiran tersebut, sekali lagi ia bertentangan dengan dirinya sendiri, melihat ia sangat membenci Helbert, seharusnya ia sudah sengaja membangunkan Helbert dari tidur nyenyaknya tersebut, supaya ia tidak dapat tidur nyenyak!

Sejak kapan ia menjadi baik seperti ini! Kirana! kamu memang tak berguna!

Kirana perlahan memukul-mukul kepalanya, dengan kesal menatap ke arah Helbert yang sedang tertidur pulas, Helbert! anggap saja ini adalah balasan atas makanan yang kamu bawakan tadi! kita berdua impas!

Setelah di lihat secara teliti wajah Helbert yang sedang tertidur pulas, Kirana tergegun sejenak, Kirana selama ini tak menyadari, sebenarnya Helbert termasuk lelaki yang tampan.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu