Eternal Love - Bab 409 Terus Membuat Kebohongan

Setelah menarik kembali tatapan matanya, Miranda Wen berdiri lama di sana tanpa bergerak, sebenarnya ketika klien tadi bertanya apakah dia ingin kembali ke China, dia tiba-tiba merasakan ada seseorang yang sedang menunggunya kembali ke China.

Tiba-tiba, Miranda Wen teringat pada adik perempuannya yang ada di China, tidak tahu apakah dia baik-baik saja sekarang. Berpikir tentang hal ini, Miranda Wen pun mengeluarkan ponsel di sakunya, dan menemukan nomor ponsel adik perempuannya di daftar nama ponselnya lalu menghubunginya.

Namun, ternyata nomor ini tidak terdaftar, mengira dirinya salah dengar, Miranda Wen lalu menelepon sekali lagi, sayangnya, hasilnya masih tetap sama.

Miranda Wen bertanya-tanya mengapa nomor ponsel adik perempuannya menjadi tidak terdaftar? Apakah dia mengubah nomor ponselnya? Apa yang telah terjadi? Tapi kenapa dia tidak memberitahuku? Semakin dipikirkan, hati Miranda Wen semakin khawatir.

Dia terus mencoba menelepon nomor ponsel saudara perempuannya berulang kali, tetapi nomor itu tetap tidak bisa dihubungi. Miranda Wen yang tidak bisa menghubunginya lalu menelepon Christian Xia, dia merasa Christian Xia mungkin tahu penyebabnya, setelah tersambung, Miranda Wen langsung bertanya, "Christian Xia, mengapa nomor ponsel saudara perempuanku tidak terdaftar, apakah dia mengubah nomor ponselnya? Atau telah terjadi sesuatu, tahukah kamu?"

Saat ini, Christian Xia sedang menggambar rancangan desain di kantor. Setelah memulangkan Miranda Wen kemarin, inspirasinya tiba-tiba muncul, dia bahkan tidak pulang ke rumahnya, langsung buru-buru kembali ke kantor.

Sekembalinya ke kantor, dia menumpahkan inspirasi yang baru saja dia dapatkan di atas kertas, lalu memperbarui dan merevisinya berulang kali, hingga sekarang. Dering ponsel tiba-tiba menghentikan inspirasinya. Ada sorot ketidakpuasan di mata Christian Xia, siapa sih, menelepon dirinya di saat yang tidak tepat begini, benar-benar menyebalkan.

Ketika dia mengangkat telepon dan berniat menolak panggilannya, dia melihat nama Miranda Wen terpampang di layar ponsel. Tangan yang akan menekan tombol penolakan dengan cepat berbalik dan menekan tombol menjawab. Semua ketidakpuasan dan keluhan lenyap dalam sekejap, dan yang dirasanya kemudian adalah kesedihan, jangan-jangan ketahuan lagi oleh dia tentang dirinya yang begadang untuk membuat rancangan desain.

Setelah mendengar pertanyaan Miranda Wen, tiba-tiba tubuh Christian Xia gemetar, dan tangan yang memegang pulpennya juga gemetar, sebuah rancangan desain yang bagus tiba-tiba menjadi selembar kertas bekas. Namun, Christian Xia saat ini tidak fokus pada rancangan yang rusak ini, melainkan berfokus pada pertanyaan Miranda Wen. Awalnya dia mengira dia ada di sini untuk mengadilinya, tetapi dia tidak menyangka bahwa ternyata dia menanyakan adiknya.

Apakah dia menemukan sesuatu? Mengapa tiba-tiba menelepon saudara perempuannya? Bagaimana dia bisa memberitahunya? Haruskah terus membuat kebohongan, atau mengatakan yang sebenarnya? Setelah memikirkannya untuk waktu yang lama, Christian Xia tidak bisa memikirkan jawaban yang cocok.

Miranda Wen, yang menunggu jawaban Christian Xia, lama tidak mendengar jawaban Christian Xia. Jika bukan karena dari lubang speaker masih terdengar hembusan napas Christian Xia, dia pikir dirinya belum menekan tombol telepon, keraguan di hatinya semakin besar.

“Christian Xia? Apakah kamu di sana?” Miranda Wen mengingatkan.

Suara Miranda Wen membuyarkan lamunan Christian Xia. "Ya aku di sini, aku tahu masalah adikmu mengganti nomor telepon, karena orang tuamu selalu meneleponnya. Aku takut mempengaruhi istirahatnya, jadi aku membatalkan kartu itu dan mendaftarkan kartu baru."

“Kalau begitu kenapa kamu tidak memberitahuku tentang perubahan nomor teleponnya.” Ada sedikit ketidakpuasan dalam nada suara Miranda Wen.

"Aku sibuk karena ingin segera menyelesaikan rancangan desain, maafkanlah kesalahanku."

Setelah mendengarkan penjelasan Christian Xia, Miranda Wen pun tidak banyak bertanya, dia merasa Christian Xia melakukan hal yang benar, dia tahu seperti apa kelakuan ayah dan ibu tirinya.

Sekarang karena dia telah mengirim saudara perempuannya keluar, maka sekalian saja memutuskan hubungan dengan keluarga secara langsung, agar tidak disiksa mereka di kemudian hari.

“Aku ingin melihat adikku, tidak tahu apakah dia baik-baik saja sekarang.” Miranda Wen tiba-tiba berkata dengan sedih.

Setelah mendengar perkataan Miranda Wen, hati Christian Xia yang baru tenang kembali tegang, dia sedikit bingung karena Miranda Wen sudah lama tidak menyebut-nyebut adiknya, kenapa tiba-tiba mengungkitnya hari ini? Ingin meneleponnya dan sekarang ingin menemuinya, ada apa ini?

Situasi saat ini tidak memungkinkan Christian Xia untuk berpikir terlalu banyak, "Miranda, adikmu sangat baik sekarang. Akhir-akhir ini aku harus sibuk menggambar rancangan desain, tunggu beberapa hari lagi setelah aku menyelesaikannya, aku akan membawamu ke sana."

"Tidak masalah, kamu kerjakan saja tugasmu, kamu kasih tahu aku alamatnya, aku bisa pergi dan menemuinya sendiri, bagaimanapun, kamu bertanggung jawab atas segalanya, tidak ada yang perlu aku kerjakan."

"Kamu belum tentu bisa menemukannya meski ku beritahu alamatnya. Lokasi sanatoriumnya relatif terpencil, dan GPS-nya tidak bisa mengarah ke tempat itu, lagipula ada begitu banyak hal di perusahaan yang menunggu untuk kamu selesaikan, kamu tunggu aku saja, aku akan pergi denganmu beberapa hari lagi."

Setelah mendengar perkataan Christian Xia, Miranda Wen pun tidak lagi memaksa, karena Christian Xia sudah berkata seperti itu, itu membuktikan bahwa lokasi sanatoriumnya memang terpencil, jadi lebih baik dia pergi kerja dan menunggu Christian Xia saja.

"Baiklah, tunggu sampai kamu menyelesaikan pekerjaan barulah kita pergi. Aku akan kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa hal. Sampai jumpa nanti."

“Oke, sampai jumpa nanti.” Setelah telepon ditutup, Christian Xia menghela napas lega. Dia merasa sedikit bersalah karena telah mengarang kebohongan ini. Dia tidak menyangka Miranda Wen benar-benar mempercayainya.

Setelah menutup telepon, Miranda Wen memasukkan kembali ponsel ke sakunya, dan perasaan di hatinya menjadi semakin kuat saat ini.

Namun, setelah lama memikirkannya, dia tidak terpikir siapa orang itu, dan juga tidak tahu mengapa dia merasa seperti ini. Setelah bingung beberapa saat, dia tidak menyusahkan dirinya lagi, menarik kembali pikirannya, lalu berbalik dan berjalan keluar.

Saat berjalan menuju zona pemeriksaan, Miranda Wen tiba-tiba melihat seorang pria yang sangat tampan, ia merasa sedikit familiar dengan sosok sempurna tanpa cela itu.

Dia tiba-tiba teringat bahwa lelaki itu sepertinya adalah lelaki yang sedang duduk di Cayenne kemarin, matanya tertuju padanya, entah kenapa untuk sesaat hatinya terasa seperti ditusuk.

Miranda Wen langsung bertanya-tanya, meskipun aneh, dia pergi tanpa berpikir lebih lanjut.

Baru saja Miranda Wen berbalik, Alberto Ji yang ada di area pemeriksaan baru bereaksi, orang yang dia lihat barusan sangat mirip dengan Miranda Wen, persis sama.

Ketika dia mengarahkan pandangannya, dia menemukan bahwa tidak ada seorang pun di tempat itu, dia bisa merasakan ada yang sedang memandangnya. Alberto Ji mengikuti perasaan itu tetapi malah secara kebetulan melihat sosok Miranda Wen yang baru saja berbalik dan pergi.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu