Eternal Love - Bab 388 Tuhan Sedang Menghukumnya

Sejak mendapat kabar kematian Miranda Wen, Alberto Ji bagaikan berubah menjadi orang lain, semua ini karena dia. Kalau bukan karena kesalahan waktu itu, sekali demi sekali menyia-nyiakan kesempatan untuk merubah, maka tidak akan terjadi hal seperti sekarang ini.

Bertemu orang yang tepat di saat yang tidak tepat, pertemuan yang seperti ini begitu menyedihkan. Dan kenapa bukan dia yang menanggung semua derita ini? Malah membiarkan seorang wanita menanggung tekanan yang demikian besar, sekarang anaknya sudah tidak ada, orang yang paling dia cintai juga sudah pergi, lalu apa artinya keberadaanku?

Alberto Ji menanyai dirinya sendiri berulang kali, rasa sakit dalam hatinya hanya dia sendiri yang tahu.

Sudah satu bulan berlalu sejak mendapat berita kematiannya. Alberto Ji berubah, setiap hari ia bekerja lima enam belas jam di perusahaan Ji, menjadi penggila kerja total. Tidak lagi melihat senyumnya, semua orang di perusahaan tidak berani menyinggungnya, takut sekali dia akan menyalahkan semua kesalahan ke diri mereka jika tidak berhati-hati. Satu perusahaan Ji penuh dengan ketegangan.

“Suasana hati direktur Ji sedang tidak baik, belakangan ini lebih baik menjauh, hati-hati diomel nanti.” Bisik para karyawan.

Sedangkan dalam hati Alberto Ji masih tidak bisa melupakan Miranda Wen, setiap senyumannya terukir jelas di benak.

Awalnya ingin membiarkan dia pergi, meninggalkan komentar-komentar yang beredar, dengan begitu dia bisa menjaga dirinya, juga menjaga anak dalam perutnya. Tapi tidak disangka sebuah kecelakaan merubah segalanya.

“Kenapa bisa jadi seperti ini? Bertemu untuk terakhir kalinya pun tidak ada. Apakah Tuhan sedang menghukum aku?”

Memang, dalang dari semua ini adalah Alberto Ji sendiri. Tapi kalau tidak ada kejadian malam itu, mereka berdua juga tidak akan ada kesempatan seperti ini, sekarang semua ini kembali ke titik awal. Namun mau bagaimana pun juga hatinya tidak bisa kembali tenang.

Setiap dirinya diam, Alberto Ji akan teringat setiap hal di masa lalu, dia akan teringat dengan anaknya yang belum lahir, akan teringat hari-hari ketika bersama Miranda Wen.

“Kenapa bisa jadi seperti ini.” Tidak tahu berapa kali Alberto Ji menjerit histeris, suaranya terkesan tidak berdaya.

“Anakku, orang yang paling aku cintai, dimana kalian sebenarnya, aku pergi mencari kalian. Apa artinya aku hidup jika kalian meninggalkan aku sendiri di dunia ini.” Pertanyaan ini berulang kali terngiang di hatinya ketika sedang sendirian.

Kesadisan dari kehilangan atau kesedihan karena tidak pernah memiliki. Alberto Ji sendiri tidak bisa membedakan perasaannya. Tapi dia tetap bingung, kenapa bisa terjadi kecelakaan padahal baik-baik saja.

Selain sedih, kebanyakan adalah marah dan curiga. Dia membayangkan gambaran Miranda Wen kecelakaan, dia bisa memastikan orang yang menabrak itu pasti sengaja dan punya maksud tertentu. Dia memang menunggu Miranda Wen keluar, kemudian menyalakan mobil dan menabraknya.

Teringat dengan ini, mata Alberto Ji penuh dengan kebencian. Sebenarnya siapa? Kenapa ingin membuat Miranda Wen mati? Selama ini Miranda Wen adalah orang yang baik dam lembut, jarang ada dendam dengan orang. Apakah ada hubungannya dengan dirinya?

Alberto Ji teringat beberapa kali Miranda Wen terluka itu karena diriya, apakah kali ini juga karena dirinya? Berpikir sampai di sini, Alberto Ji hanya merasa semakin sesak, ia merasa bersalah, semua ini karena dia tidak baik-baik melindungi Miranda Wen.

Teringat dengan dua kejadian sebelumnya, Alberto Ji pun merenung. Soal Miranda Wen hamil hanya dia, Zayn Shen, dan Elisha Yu yang tahu, sebenarnya bagian mana yang ada kesalahan, kenapa berita kehamilannya bisa tersebar begitu cepat? Siapa yang membocorkan masalah ini?

Sambil berpikir, dalam hati Alberto Ji bersumpah, ini adalah utangnya kepada Miranda Wen dan anaknya, dia harus mencari tahu masalah ini sampai jelas.

Sekarang semua orang di Keluarga Ji mengira masalah ini akan lewat seiring dengan jalannya waktu, semua penderitaan Alberto Ji akan terlupakan seiring waktu berjalan. Ditambah lagi Keluarga Ji akan mempersiapkan pernikahannya, maka dia akan semakin melupakan masalah ini, tidak ada yang akan mempedulikan seseorang yang sudah meninggal, seorang wanita yang sudah mempermalukan keluarga Ji.

Melihat yang terjadi beberapa hari ini, dalam hati Zayn Shen merasa menyesal untuk Miranda Wen. Wanita bodoh ini, berkorban mati-matian sendiri namun tidak mendapat balasan apa pun. Tidak ada yang bersedia meninggalkan sesuatu untuknya, bahkan keluarganya sendiri menghindar jauh-jauh. Ini merupakan hal yang begitu menyedihkan. cinta yang begitu mulia menjadi tidak berharga sedikit pun di depan mata orang-orang yang biasa ini. Sedangkan cinta yang terikat oleh keuntungan malah didoakan ramai-ramai, dunia ini benar-benar membuat orang merasa sebal.

Zayn Shen membereskan semuanya dan hendak meninggalkan tempat ini, lalu pergi ke luar negeri untuk berkumpul dengan Miranda Wen dan Elisha Yu.

Dan saat ini di luar negeri tepat jam delapan malam, Elisha Yu dan Miranda Wen sedang duduk di dalam apartemen, menonton televisi sambil memakan buah.

Miranda Wen tidak begitu bersemangat, Elisha Yu memilih film komedi untuk Miranda Wen.

Tidak berapa lama kemudian ponsel Elisha Yu berdering, dia menepi untuk menerima telepon, takut akan mengganggu Miranda Wen.

Setelah Elisha Yu mematikan telepon dari Zayn Shen, Miranda Wen menengadahkan kepala bertanya : “Zayn Shen?”

“Iya, dia bilang di sana lancar semua, beberapa hari lagi akan datang untuk berkumpul dengan kita.” Elisha Yu meletakkan ponselnya dan duduk di sebelah Miranda Wen.

“”Oh.” Ujar Miranda Wen datar, beberapa hari ini Miranda Wen seperti ini, tidak bersemangat, seolah segalanya tidak berkaitan dengan dirinya.

“Elisha Yu, ayo kita pergi saja.” Ujar Miranda Wen kemudian.

“Apa?” Tanya Elisha Yu kebingungan.

“Kita pergi dari sini sebelum Zayn Shen datang.” Miranda Wen mengulangi lagi dengan sabar.

“Kenapa? Miranda.” Kali ini Elisha Yu mendengarnya dengan jelas, hanya saja dia tidak mengerti. Kenapa harus pergi sebelum Zayn Shen datang?

“Aku tidak ingin merepotkan dia lagi, dia sudah melakukan begitu banyak hal untuk aku.” Teringat dengan semua yang Zayn Shen lakukan untuk dia, Miranda Wen merasa bersalah.

“Tapi kita sudah sepakat, sekarang dia juga sudah di perjalanan……” Tiba-tiba Elisha Yu tidak bisa melanjutkan perkataannya. Bagaimana mungkin dia tidak bisa melihat hati Zayn Shen kepada Miranda Wen, hanya saja Miranda Wen tidak dapat membalasnya.

“Baik, kita pergi, meninggalkan orang dan hal di masa lalu, kita mulai dari awal.” Setelah berpikir-pikir, Elisha Yu menyetujui saran Miranda Wen.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu