Eternal Love - Bab 228 Kembali Dengan Selamat

Tidak butuh waktu lama bagi Alberto Ji untuk membawa Miranda Wen kembali ke tempat kemah, melihat wajah Miranda Wen yang kecil sedang tidur, dia benar-benar merasa agak enggan untuk melepaskannya.

Zayn Shen dari kejauhan dan belum terlihat sosok Alberto Ji dengan jelas, buru-buru bertanya kepadanya: "Kak sepupu, apakah kamu membawa Miranda kembali ke sini?"

Mendengar kata-kata Zayn Shen seperti burung berkicau, Alberto Ji mengangkat alisnya dan memberi istilah menyuruhnya diam, "Dia kelelahan dan sudah tertidur lelap, dan dia juga terluka tadi sore."

Pada saat ini barulah Zayn Shen melihat Miranda Wen yang ada di pelukannya Alberto Ji, melihatnya kembali dengan selamat ia merasa lega. "Baguslah kalau begitu."

Alberto Ji melihat sekeliling dan menemukan bahwa dia tidak melihat Bernando Ji. Sedikit kebingungan melintas di matanya, "Kemana Bernando pergi? "

Zayn Shen juga tercengang sesaat, lalu berkata, "Bernando sudah dikirim ke kantor polisi, sebentar lagi kita langsung pergi menjemputnya, malam di sini benar-benar dingin, aku takut Bernando masuk angin. "

Mendengar perkataan Zayn Shen, Alberto Ji mengangguk, sekarang ini memang agak dingin.

Melihat Alberto Ji tidak berbicara, kapten tim polisi yang berdiri di samping membungkuk dan berkata: "Tuan Ji, sekarang nona muda dan tuan muda telah ditemukan, adakah hal lain yang ingin kau perintahkan untuk kami? "

Alberto Ji melihat bahwa sekarang hari sudah malam, dan kemudian berkata: "Tidak ada, kalian berbereslah lebih awal dan bubar lebih awal."

Begitu Alberto Ji berkata begitu, kapten polisi itu mengangguk kegirangan, dan segera melambaikan tangan dan memberi isyarat kepada orang-orang di belakangnya, "Bubar."

Zayn Shen memandang Miranda Wen yang dimasukkan ke dalam mobil dan mengerutkan kening, “Kakak sepupu, lebih baik kita bawa Miranda dan Bernando ke rumah sakit untuk diperiksa, aku lihat mereka berdua terluka, apalagi Miranda, palanya terbentur keras ... "

Zayn Shen mengerutkan kedua alis tajamnya yang indah, dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Dia masih tidak bisa menahan diri untuk merasa takut ketika dia melihat tampilan berlumuran darah di belakang kepala Miranda Wen, apa yang terjadi padanya sore tadi......

Mendengar perkataan Zayn Shen, mata Alberto Ji sedikit menunduk, benar apa yang diucapkannya. Melihat robekan robekan yang ada di tubuh Miranda Wen, membuatnya tidak tahan untuk mengerutkan keningnya.

“Ayo pergi ke rumah sakit.” Setelah mengatakan itu, Alberto Ji menginjak pedal gas dan langsung pergi ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Bernando Ji mengeluh kepada Alberto ji dan berkata, "Aku tidak mau diperban, tidak mau disuntik, sakit ..." Setelah mengatakan itu, dia terus bergerak, sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendekati tubuhnya.

Melihat Bernando Ji seperti ini, Alberto Ji sedikit mengerutkan keningnya dan sepertinya merasa sedikit kesal. "Bernando, jangan bandel."

Dulu, selama Alberto Ji sedikit mengerutkan keningnya, Bernando Ji langsung tenang dan mendengarkannya, tapi sekarang sama sekali tidak berguna.

Zayn Shen yang berdiri di dekatnya melihatnya, berdeham sedikit karena merasa lucu.

Mendengar tawanya Zayn Shen, pandangan mata Alberto Ji yang dingin melihat ke arah Zayn Shen, tiba-tiba matanya menegang, seperti sedang berkata, jika kamu tidak bisa membujuknya dengan baik maka habislah kau.

Selain merasakan ancaman dari pandangan mata Alberto Ji, Zayn Shen merasakan bahwa punggungnnya menggigil.

Menarik kembali dirinya yang sedang tenggelam dalam pikiran, lalu berjalan ke depan Bernando Ji, menatap Alberto Ji dengan pandangan provokatif, lalu berjongkok dan berkata kepada Bernando: "Bernando, jika kamu tidak dibalut dengan benar, sebentar lagi ketika Miranda terbangun melihatmu dia akan mengkhawatirkanmu, apakah kamu ingin membuatnya khawatir? "

Ketika Alberto Ji mendapat provokasi dari Zayn Shen, dia masih merasa sedikit hina, karena dia tidak percaya Zayn Shen si bocah tengak itu dapat membujuknya dengan baik, tak diduga hasilnya sungguh membuatnya terkejut.

Setelah Bernando Ji mendengarkan perkataan Zayn Shen ia langsung menjadi patuh dan tenang, dan berkata kepadanya dengan patuh: "Aku mau diperban, aku mau minum obat, dengan begini istriku Miranda tidak akan mengkhawatirkanku. "

Meski Alberto Ji sangat tidak mau mengakui hasil ini, tetapi dia mau tidak mau memikirkan di dalam hati bahwa ternyata Miranda Wen sudah menduduki posisi yang sangat penting di hati Bernando Ji, tidak tahu mengapa ia merasa sedikit cemburu.

Setelah Bernando Ji di sini diperban dengan patuh, Miranda Wen yang ada di sana juga berjalan keluar dari bangsal. Mereka bergegas maju dan bertanya kepada dokter apakah Miranda Wen terluka serius.

Dokter menarik kembali perhatiannya dan berkata kepada mereka: "Nona muda tidak ada luka serius, hanya luka ringan saja. Belakang kepalanya itu karena terbentur batu, dan itu juga hanya gegar otak ringan saja. Tidak usah terlalu khawatir, setelah beberapa hari juga sembuh. "

Miranda Wen menunjuk-nunjuk ke bagian kepalanya yang diperban dengan erat dan berkata, "Kalau hanya luka kecil lalu mengapa sampai diperban dengan erat begini?"

Melihat ketidaksetujuan Miranda Wen, Zayn Shen mengulurkan jarinya lalu mencubit hidungnya dan menegur: "Luka kecil apanya, dokter kan sudah bilang itu gegar otak ringan masih saja tidak kamu perhatikan. "

Mendengar perkataan Zayn Shen, dokter tersebut sepertinya tiba-tiba teringat sesuatu, dan dengan cepat berkata kepada Miranda Wen: “Omong-omong, nona muda harus memperhatikan pola makannya selama beberapa waktu, dan kita tidak boleh membiarkan lukanya tersentuh air, dengan begini sembuhnya akan lebih cepat. "

Miranda Wen mengangguk tak berdaya. Hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya adalah pergi ke rumah sakit, tapi dia tetap pergi ke rumah sakit lagi dan lagi, seolah-olah ada festival dengan rumah sakit.

Daritadi Miranda Wen terus merasa ada sesuatu yang kurang, lalu sekarang ia baru menyadari bahwa ternyata Bernando Ji tidak ada, membuatnya sedikit bertanya-tanya, dengan cepat langsung bertanya kepada dua orang yang ada di sampingnya: "Omong-omong, Bernando ada di mana?"

Zayn Shen kemudian berkata kepadanya: "Bernando sedang diperban di sana, sekarang seharusnya sudah selesai. Ayo kita hampiri, dari tadi anak itu terus membicarakanmu."

Pada saat ini baru Alberto Ji berkata dengan wajah datar, "Ayo."

Bernando Ji melihat Miranda Wen dari kejauhan. Sebelum Miranda Wen sampai, dia sudah bergegas ke sisi Miranda Wen, matanya yang indah penuh dengan ekspresi kekhawatiran, "Istriku Miranda, kamu tidak apa-apa kan."

Mendengarkan kata-kata penuh perhatian dari Bernando Ji, Miranda Wen merasakan kehangatan di dadanya. Dia mengulurkan tangannya dan membelai kepala Bernando Ji, "Tidak apa-apa, Bernando ketika diperban nurut tidak."

Bernando Ji mengangguk dengan cepat dan tegas, "Tentu saja aku nurut ketika diperban. Aku kan seorang lelaki, tidak akan membuat istriku Miranda khawatir."

Melihat tampilan Bernando Ji seperti ini membuat Miranda Wen tersenyum dan berkata, "Bernando kita memang paling nurut."

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu