Terpikat Sang Playboy - Bab 428 Saat Berbahaya

"Michael, tidak masalah, kamu jangan menegurnya, setelah marah dia akan merasa lebih nyaman, kalau tidak jika ia menahannya didalam hati ia akan merasa sangat tidak nyaman." Jimmy tidak hanya tidak menyalahkan istrinya, tetapi sebaliknya ia mengatakan perkataan seperti itu.

Liona merasa tersentuh, dia bersandar dipelukannya "suamiku——kamu sangat baik".

"Menangislah, marahlah, peran ku ketika kamu tidak bahagia, adalah sebagai karung pasir, sebagai alas daging" Jimmy menyeka air matanya, dan dia memaafkannya, ia sudah bertahun-tahun membiarkannya seperti itu, memperlakukannya dan memanjakannya seperti seorang gadis kecil, ia memanjakannya sampai putranya tumbuh dewasa, dan memanjakannya sampai dia sudah mau menjadi nenek.

Anlice memandangi Liona dengan iri, ia berpikir jika suaminya masih hidup, dia juga akan sangat memanjakannya. Mengingat ayah Alex, dia bahkan menangis lebih keras, dan dia juga tidak jelas apakah ia menangis untuk ayah mertuanya atau untuk saudara iparnya, atau mungkn karena ia merindukan suaminya, singkat kata, dia semakin ingin menangis sekarang.

Michael juga tidak berkata apa-apa lagi, yang satunya ingin memukul, dan yang satunya lagi rela untuk dipukul, apa yang bisa dia katakan? Kakaknya adalah orang yang beruntung, suaminya sangat sabar.

"Paman benar-benar pria yang baik" Tania bersandar di bahu Alex dan tersenyum ringan.

"Aku juga pria yang baik, dan aku juga bisa menjadi karung pasirmu." Alex memeluknya, pada suasana yang tertekan seperti itu, hal itu membuat suasananya menjadi lebih baik.

"Pada saat aku berusia 50 tahun nanti, kamu katakan itu padaku" bisik Tania di telinganya, ia tidak ingin membiarkan orang lain mendengar pembicaraan mereka.

Karena memiliki sandaran, orang-orang baru akan lebih berani untuk menghadapi kehidupan yang begitu kejam, selalu ada kehadiran orang-orang yang berharga di kehidupan setiap orang, teman, orang yang dicintai, kekasih, semuanya tidak terkecuali.

Setelah beberapa saat, ruang operasi belum juga berakhir, makanannya juga sudah dingin, walaupun tidak nafsu makan, tetapi mereka terpaksa makan sedikit, pada jam 12 malam pintu ruang operasi terbuka, dan mereka semua berdiri lalu bergegas ke depan pintu ruang operasi. .

"Bagaimana keadaannya?"

Direktur departemen bagian otak melepas maskernya dan berkata "Tidak ada bahaya lagi, bekuan darah diotaknya sudah dikeluarkan. Tetapi, pada saat pendarahan otak, terjadi gejala stroke, jadi tubuh bagian bawahnya akan lumpuh, ia tidak akan bisa berdiri dan berjalan lagi. Ia hanya bisa terbaring diatas ranjang dan hanya bisa hidup beberapa tahun lagi, kalian juga jangan terlalu sedih, tidak ada yang menginginkannya kecelakaan terjadi. "

Nico menghela nafas. Dia tinggal di ruang operasi sampai sekarang. Hasil ini juga sudah ditebak olehnya. Mungkin karena ia sudah sering melihat hal semacam ini, jadi ia akan lebih bisa menerimanya dibandingkan yang lainnya.

Semua orang terbengong di sana, Michael menahan kesedihannya dan dengan sopan berkata "Terima kasih, dokter."

"Jangan terlalu sungkan, rawatlah pasien dengan baik" setelah dokter mengatakan itu, ia berjalan pergi, belakangnya diikuti oleh beberapa dokter.

Tania bersandar ke pelukan Alex, ia tidak bisa menahan air matanya. Perjalanan terakhir hidupannya ia hanya lumpuh dan terbaring di tempat tidur untuk menunggu waktu kematiannya tiba. Betapa kejamnya itu, jika ingin mengatakan sesuatu yang tidak baik, lebih baik pergi begitu saja, setidaknya dia sudah perlu ketakutan.

"Apakah ibu yang memanggil ayah untuk pergi? kalau tidak, di cuaca bersalju seperti ini, kenapa ia ingin pergi memindahkannya? Dan akhirnya menjadi seperti ini, lumpuh dan ia hanya bisa terbaring di atas tempat tidur, itu lebih sakit daripada mati" Liona menangis dalam pelukan suaminya.

Nico berjalan mendekatinya dan memeluknya "Sudahlah, Bu, jangan menangis lagi. Semua nya harus berpikir ke arah yang baik. Kakek masih hidup, ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk berbakti padanya. Nenek ingin menguji kita dengan metode ini, percayalah, selama kita semua bisa bekerja bersama untuk memberikan perpisahan yang menyenangkan untuk kakek, dan membiarkan ia meninggalkan kita sambil tersenyum. "

"Nico benar! Nenek sedang menguji kita, dia tidak tahan melihat kita semua sibuk dengan urusan masing-masing dan melupakan Kakek, jadi dia menggunakan metode ini untuk menyadarkan kita, sudah waktunya untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk menemaninya" Alex sedikit tersenyum, ia berharap bisa membuat suasananya menjadi lebih baik.

Michael dan yang lainnya mengangguk, mereka setuju dengan perkataannya, hal ini sudah terjadi, yang bisa mereka lakukan hanyalah berusaha membuat kakek bahagia disisa hidupnya.

Pada hari ini, Tania merasakan kegembiraan datangnya kehidupan baru, dan ia juga merasakan rasa sakit perpisahan ketika orang-orang sudah tua dan hampir tiada. Hari ini terasa sangat lama, seolah-olah telah mengalami reinkarnasi dunia.

Salju turun sepanjang malam.

Kakek diantar masuk ke bangsal, semua orang mengelilingi tempat tidurnya. Pada jam 8 pagi keesokan harinya, ia sudah siuman, dan yang lainnya dengan cepat datang lalu mengelilinginya.

"Ayah——" Michael memanggilnya dengan lembut.

Ia membuka matanya dengan perlahan, dan ketika dia melihat semua orang di sekitar tempat tidurnya, dia tersenyum ramah dan berkata "Kalian kok datang untuk melihatku bangun tidur?"

"Kakek, kamu terjatuh kemarin, apakah kamu masih ingat?" Alex mendekatinya dan bertanya dengan senyuman lembut.

"Oh? sepertinya iya, aku pergi memindahkan bunga anggrek nenekmu, itu adalah bunga favoritnya" ia mengingat hal itu.

"Kakek, kamu baru saja menyelesaikan perawatan, dan tubuhmu akan sedikit tidak bisa digerakkan. Jangan khawatir, itu akan memulih dengan perlahan-lahan." Nico takut dia tahu dia lumpuh, dan hatinya akan merasa sedih, jadi dia berbohong kepadanya.

Meskipun ia sudah tua, tetapi pemikirannya masih bagus "Kamu kira kakek ini demensia? Aku pasti sudah lumpuh."

"Ayah, Nico mengatakan kamu baik-baik saja, maka kamu akan baik-baik saja, kamu harus beristirahat dengan baik, kelak aku tidak akan pergi ke mal lagi, aku akan tinggal dirumah dan menemanimu setiap hari" Ujar Liona, ia merasa sedih dan ia pun menangis lagi.

"Ahhhh, gadis bodoh kamu jangan menangis. Nak, kamu sudah berusia 50an tahun, apakah kamu tidak malu menangis seperti itu? Aku sudah bisa hidup sampai seusia begini, matipun adalah hal yang normal, sekarang aku lumpuh yah lumpuh saja, aku belum linglung, dan sekarang sudah mau kembali menjadi anak kecil." Ia tidak sedih, ia malah bercanda.

Anlice dan Tania yang awalnya sedih, mereka tersenyum ketika mendengarkan kata-katanya.

Kakek Alex telah berada di rumah sakit selama lebih dari setengah bulan, dan kedua tangannya juga sudah bisa bergerak bebas, tetapi tubuh bagian bawahnya sudah lumpuh. Pada saat dimana dia bangun dan mengetahui bahwa dia lumpuh, kemudian dia tahu bahwa kakinya tidak bisa bergerak lagi, bagaimanapun hatinya pasti akan merasa sedikit banyak rasa sedih.

Hari berikutnya adalah Malam Tahun Baru, dokter mengatakan bahwa ia bisa keluar dari rumah sakit dan perlahan-lahan memulihkan dirinya di rumah.

Andi sengaja mengendarai RV yang luas. Setiap anggota keluarga Alex sudah berkumpul. Mereka membantu kakek untuk duduk di kursi roda khusus, menutupinya dengan selimut hangat, dan membawanya pulang kerumah.

Ketika tiba di Taman Cermin, Michael menggendong ayahnya ke tempat tidur, menutupinya dengan selimut, dan yang lainnya berdiri di dalam kamar sampai dia tertidur, lalu mereka menyuruh pelayan untuk menjaganya, mereka berjalan keluar dari ruangan dengan pelan-pelan.

Di ruang tamu di lantai bawah, semua orang mendiskusikan masalah perawatannya.

"Kelak kita rawat kakek secara bergantian. Luangkan waktu sehari untuk menemaninya sepanjang hari. Jika ada keadaan darurat, yang lainnya harus datang untuk menggantikannya. Singkat kata, jangan biarkan Kakek kesepian. Bagaimana menurut kalian tentang ideku ini?" Alex berbicara, ini adalah hal yang dipikirkan olehnya dan Tania.

"Pokoknya aku akan selalu berada di rumah setiap hari, jika kalian ada urusan, aku akan membantu kalian untuk menjaganya" ujar Anlice.

"Bagaimanapun, menantu tidak akan lebih baik daripada putri kandungnya. Aku sudah memikirkannya dengan matang, aku akan mencari orang untuk membantuku mengurus dan mengelola department store. Aku sudah memutuskan untuk tinggal di rumah menemaninya, kalian juga harus meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk menemaninya." Liona juga memiliki idenya sendiri.

Begitu Anlice mendengarnya, api kemarahannya datang "Mengapa menantu tidak akan lebih baik daripada putrinya? Apakah kamu pikir aku akan menganiayanya?"

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu