Terpikat Sang Playboy - Bab 280 Batu Bata Besar Yang Jatuh Dari Langit !

"Tania——Tania—— "Nico berteriak dengan gugup, ia mendengar suaranya, seperti ada sesuatu yang jatuh ke tanah, dan kemudian tidak ada suara lagi, dia sudah mencoba mengatakannya dengan lebih halus, tetapi kenyataannya tidak bisa di ubah, dia pasti tidak dapat menerimanya.

Tania terkaku di rumput, kata-kata Nico bergema di telinganya, tidak, Alex tidak apa-apa, dia hanya bermimpi, dia pasti masih tertidur dan membuat mimpi buruk, dia menepuk-nepuk wajah dengan kuat, Kenapa bisa sakit, kenapa bisa seperti ini?

Detik berikutnya, dia bergegas mengambil ponselnya dari tanah. Untungnya Nico belum menutup teleponnya "Nico, kamu di mana?"

"Aku di rumah Martin sekarang, kamu tunggu aku di rumah, aku akan pergi kesana"

"Tidak, tidak perlu—— aku akan segera datang" Tania menutup teleponnya, dan pelan-pelan bangkit dari tanah, dia tidak bisa melihat jalan dengan jelas, ia gemetaran, dia memaksakan dirinya untuk tenang, bergegas masuk ke rumah dan mengambil kunci mobil lalu pergi. Wajahnya tidak berbeda dengan mayat mati. Dia tidak bisa memikirkannya sekarang, dia tidak bisa memikirkan bahwa Alex mungkin telah mati, kalau tidak, pikirannya akan menjadi lebih kacau.

Johan baru saja bangun, ia turun ke lantai bawah dan melihat adiknya terburu-buru mengambil kunci mobil dan berlari keluar. Dia bertanya dengan penasaran "Tania, apa yang terjadi?"

Tania mengabaikannya, dan dia hanya memakai sandal jepit lalu bergegas keluar dari rumah. Siska yang keluar membawa sarapan dari dapur juga merasa bingung "Apa yang terjadi pada adikmu?"

"Siapa yang tahu, tetapi itu sepertinya bukan hal yang baik. Kamu lihat saja wajahnya yang pucat itu, Apakah mungkin toko telah dimasuki oleh pencuri? " Johan menebaknya.

Tania bergegas menuju ke rumah Martin, dia seperti orang gila yang melewati mobil-mobil yang berada di depannya. Dia beberapa kali hampir menabrak bagian belakang mobil depannya. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Nico. Ketika ia menutup teleponnya, ia langsung pergi untuk menemuinya, tidak disangka gerakannya lebih cepat daripada dia.

"Emosionalmu sangat tidak stabil sekarang, menyetir sangat berbahaya, ayo, duduk di sebelah sana” Nico membuka pintu, ia membantunya dan membawanya berpindah ke mobilnya, lalu mereka pergi.

Tania duduk disana, hatinya seperti dilindas bolak-balik oleh mobil, ia merasa sangat panik dan merasakan sakit yang luar biasa, dia sangat ingin melarikan diri dari kenyataan ini "Pada akhirnya——mengapa menjadi seperti ini, mengapa Linda mengambil vas bunga lalu memukulnya? Bukannya dia mengatakan bahwa dia sangat mencintainya, mengapa dia melakukan ini, mengapa, mengapa? Dia berteriak tanpa logika, dan emosinya di keluarkan nya tanpa terkendali. Air mata yang telah susah payah ditahannya itu pun akhirnya menetes juga.

Nico memarkir mobilnya ke sisi jalan, ia mengeluarkan beberapa tisue dan memberikannya padanya "Hapuslah dulu. Sekarang belum dapat dipastikan sepenuhnya apakah Alex sudah,,,," dia tidak bisa mengatakan kata mati, itu kedengarannya sangat menakutkan "Sekarang kita hanya tahu bahwa Alex dibawa pergi oleh wanita itu, mungkin ia masih hidup, jadi kita tidak boleh begitu pesimis".

"Bukannya Linda sangat berbahagia sekarang? Mengapa dia ingin menyakitinya? Aku benar-benar tidak mengerti" Tania memegang dahinya dengan satu tangan, ia benar-benar sangat mencemaskannya.

Nico menjilat bibirnya, Sekarang tidak ada lagi yang harus di sembunyikan "Tania——, sebenarnya Alex tidak percaya pada Linda, Dia ingin membantu mu mendapatkan kembali disk itu. Kami juga tahu bahwa itu berkaitan dengan kakak iparmu, tetapi kamu tenang saja, kami tidak pernah melihatnya. Dia tidak ingin membuatmu khawatir, tetapi dia juga takut jika kamu mengetahuinya, semuanya akan terungkap di perjamuan, jadi dia memintaku untuk tidak memberitahukannya padamu, dia tidak melakukan sesuatu yang tidak biak, sungguh".

Tania terkejut dan ia memandang ke Nico, hatinya bergejolak, ternyata yang di katakan oleh Linda itu tidak benar, dan sekarang semuanya telah terkonfirmasikan, kebingungan di hatinya juga sudah terpecahkan, tetapi sekarang yang terjadi, bukanlah sebuah pengakhiran yang bahagia, akan tetapi itu mungkin adalah perpisahan yang menyakitkan.

"Aku berpikir mungkin kali ini rencana Alex telah disadari olehnya, ketika dia tidak memiliki persiapan apa-apa dia memukulnya sampai pingsan. Dia memasukan Alex kedalam kotak AC dan meminta Martin dan teman-temannya untuk membantunya memindahkannya kebawah. Aku sudah melaporkannya ke polisi. Polisi sekarang sedang berusaha untuk mencarinya. Aku dan Martin juga akan berpecar untuk mencarinya. Bukannya dia bilang dia akan datang untuk menghadiri pernikahan mu? Aku berpikir dia tidak mungkin membiarkan mu begitu saja, mungkin dia akan mengirimimu pesan atau pun menelepon mu, dia sekarang adalah orang yang sangat berbahaya. Bahkan Alex pun di celakai olehnya, apa lagi kamu yang sangat di benci olehnya? Berjanjilah padaku, tidak peduli apa yang dia katakannya padamu, ataupun mengancam mu, kamu tidak boleh bertindak dengan gegabah, katakan itu padaku terlebih dahulu, lalu kita pergi memikirkan cara lain, Oke? "Nico sangat mengkhawatirkan nya sekarang, karena dia tahu bahwa Linda pasti akan mencelakainya. Dia tidak ingin itu terjadi padanya.

"Ya!" Tania menganggukan kepalanya "Jadi apa yang bisa aku bantu sekarang? Aku akan mencarinya bersama mu, kamu tidak dapat membiarkan ku duduk terpaku dan hanya menunggu, aku bisa gila kalau seperti itu"

Nico menghela napas dan berkata "Iya, kamu ikuti aku saja" dengan begitu, dia juga bisa dengan tenang menjaganya.

Keluarga Alex masih belum tahu tentang masalah Alex. Nico takut itu akan menyebabkan kekacauan yang besar nanti. Dia meminta polisi agar jangan memberi tahu mereka terlebih dahulu, setelah orangnya ditemukan baru memberi tahukannya pada mereka.

Ketika mereka tiba di rumah Martin, Tania dan Nico berdiskusi, mereka berkonsentrasi untuk menemukan dimana tempat Linda mengirimkan foto** kemarin "Dalam waktu yang sebegitu singkat, dia tidak mungkin pergi ke luar kota, jadi aku berpikir dia pasti bersembunyi di sebuah tempat di dalam kota. Dan ia tidak mungkin berada di tempat-tempat seperti bar, hotel, dan rumah temannya yang mudah ketahuan. Kemungkinan besar ia pergi ke kota dimana banyak orang yang tinggal disana, karena dia memiliki sarang di sana, dimana ia dapat menyembunyikan orang".

"Kalau begitu kita mulai dari alamat sebagai titik fokus, kita mulai dari dua sisi, dan kita harus tetap berkomunikasi nanti” Ujar Martin dengan singkat, ia berdiri dan berjalan keluar.

"Keadaannya juga tampak tidak terlalu baik" Tania dapat melihat bahwa Martin juga mencemaskannya.

"Di dalam keadaan tidak tahu, dia telah menjadi kaki tangan panjahat, jadi dia sangat menyalahkan diri sendiri, Alex adalah sahabatnya yang paling baik" Nico memiringkan kepalanya, dia sangat ingin tersenyum padanya, tetapi itu sangatlah sulit "Ayo pergi, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu lagi "

Tania menganggukan kepalanya, daripada menangis dan melakukan sesuatu hal yang tidak berguna, lebih baik ia membangkitkan semangatnya, jika terjadi sesuatu pada Alex, maka dia akan membunuh Linda.

Mereka bertiga pergi bersama ke kota tua, ketika sampai mereka pun berpencar untuk mencarinya.

Dari jam 8:00 pagi sampai ke siang hari, mereka mencari dari satu bangunan ke bangunan lain, ketika melihat ada orang yang lewat, mereka pun akan pergi untuk menanyakannya, dan sampai sekarang belum ada sedikitpun petunjuk, mobilnya pun tidak ditemukan.

Perusahaan Surya Mas.

Johan secara tidak sengaja mengatakan pada Vincent tentang Tania tadi pagi sangat tidak normal "Besok adalah hari pernikahan kalian. Kamu harus menjaga istri mu dengan baik, coba lah kamu telepon dia"

Vincent tersenyum. Setelah Johan meninggalkan kantor, senyumnya pun memudar. Hal apa lagi yang terjadi? Dia mengerutkan keningnya dan dia menghubungi Tania.

Ketika dia dan Nico berencana untuk berjalan masuk ke sebuah gedung kosong yang telah di gusur, dia melihat Vincent menelponnya, dia memintanya untuk masuk duluan, dia berjalan keluar dan mengangkat telepon"Halo——"

"Hati-hati, menghindarlah"

Tania baru saja mengatakan satu kata, lalu ia diseret masuk ke dalam rumah, sebuah batu bata besar menimpa sisi kakinya.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu