Terpikat Sang Playboy - Bab 117 Kegerian Seorang Wanita!

Alex mengeratkan pelukannya dan menyenderkan wajahnya di atas kepala Tania, “Tenang saja, ini hanya untuk sementara. Percayalah padaku. Setelah Stella pergi nanti, kita akan hidup bahagia seperti dulu.”

“Apakah menurutmu semudah itu? Menurutmu aku harus bagaimana untuk menghadapi ibumu yang bersikap seperti ini?” Semalam Tania masih berpikir bahwa masalah paling besar yang mungkin terjadi adalah sedikit berselisih dengan ibu mertua. Meskipun begitu, ia akan mengalah demi Alex. Tania sangat tidak menyangka kehadiran ibu mertuanya kali ini akan membawa sebuah ‘kejutan’ yang sangat besar untuknya.

Membuat Tania merasa dirinya tidak akan mampu melewati rintangan ini.

“Aku akan bicara baik-baik dengan ibuku. Ingat Tania, kamu adalah istriku. Kita berjalan bersama masuk ke kantor catatan sipil untuk mengambil sertifikat pernikahan, kau adalah istriku yang sah. Jangan terlalu pesimis dan jangan menyerah, ya?” Alex benar-benar takut istrinya akan terbakar emosi dan ingin meminta cerai lagi.

“Selama kamu tidak melepaskanku, aku juga tidak akan melepaskanmu.” Tania dengan yakin berkata. Ia memeluk erat leher Alex dan menciumi aroma tubuhnya.

Stella sudah berdiri di depan pintu vila. Saat melihat Alex memeluk Tania, ia pun tertawa mengejek, “Aku dengar kamu sangat jago berkelahi? Tapi aku juga tidak bisa diremehkan. Ayo kita bertanding besok kalau kosong, kita lihat siapa yang lebih jago. Menurutku Alex suka wanita yang sedikit tangguh dan sepertinya itu belum berubah.”

Ucapan Stella ini seolah-olah mengatakan bahwa Tania hanyalah seorang pengganti.

Tania menatap Alex, “Apakah ia benar-benar jago? Apa yang ia lakukan?”

Alex sedikit ragu berkata, “Ia adalah seorang polisi.” Alex juga tahu, bahwa hal ini hanya menjadi semacam permainan untuk Stella.

“Salah, aku sudah naik pangkat menjadi direktur polisi.” Stella dengan angkuh berkata. Ia pun melanjutkan dengan kata-kata yang tajam, “Hanya saja, aku sudah cukup bermain tangkap-kejar seperti itu. Jadi aku sudah mengundurkan diri.”

“Aku tidak pernah bertemu polisi wanita yang tidak tahu malu sepertimu. Bilang saja kau tidak mampu, jadi kamu mengundurkan diri daripada merugikan masyarakat.” Tania dengan suara datar berujar. Mendengar cerita Nico, wanita ini adalah keturunan bangsawan jadi seharusnya keluarganya kaya raya. Apalagi dengan perawakan seksinya yang seperti kucing persia ini. Ia bilang ia adalah seorang polisi? Benar-benar mencurigakan.

“Makanya aku memutuskan untuk kembali menjadi istri Alex.” Stella tertawa ringan menggoda.

“Terus saja bermimpi untuk masalah ini, Alex adalah suamiku. Kalau seorang mantan polisi yang hebat masih benar-benar ingin bertanding, belum pasti kamu juga yang akan menang dan aku yang kalah.” Tania tidak mau mengakui kekalahan begitu saja sehingga ia menaikkan dagunya dengan angkuh ketika berbicara.

Alex merasa ada sesuatu yang salah. Sepertinya... Ia telah dijadikan sebagai piala pertandingan!

Sebagai seorang pria, Alex merasa hal seperti ini sangatlah rumit, “Istriku, kamu tidak perlu bersusah payah seperti ini. Aku memang adalah milikmu. Wanita harus lebih tenang sedikit baru terlihat menggemaskan.”

Alex memeluk Tania dan berjalan sampai ke sisi pintu. Ia lalu menekan kata kunci dan membuka pintu.

Saat mereka berjalan masuk, Stella juga mengikuti mereka masuk.

Alex memeluk Tania sampai naik ke lantai atas.Stella pun juga mengikuti naik ke lantai atas. Saat mereka masuk ke dalam kamar, wanita itu juga dengan lancang berjalan masuk.

Jangan-jangan... Hari ini mereka benar-benar harus tidur bertiga!!!!

Nico berdiri di teras dan berbisik di dalam hati begitu melihat lampu vila di seberangnya sudah menyala. Hari ini Alex mendapat berkah melimpah karena ada istri dan selirnya sekaligus di dalam kamarnya.

Alex membawa Tania duduk di atas sofa, lalu menuju ke kamar mandi untuk mengambil handuk. Stella dengan tenang melihat-lihat isi kamar mereka, “Bagus juga, seleranya tidak terlalu buruk. Tidak lebih jelek dari kamar Alex.” Sambil bicara, ia lalu berbaring di atas kasur dan dengan nyamannya berguling satu putaran, “Pasti sangat asik bercinta di atas sini.”

Mata Tania membelalak besar, dalam sekejap amarahnya memenuhi dadanya. Ia langsung naik ke atas kasur dan menyerang Stella, “Turun sekarang juga.”

Alex mendengar keributan dari luar dan berjalan keluar dengan segera. Begitu melihat Tania yang sedang naik untuk menyerang Stella, Alex dengan segera memeluknya turun kembali ke atas sofa. Ia takut istrinya justru akan dihabisi oleh Stella.

Wanita itu bisa memukul penjahat seperti memukul sak pasir. Tania pasti tidak akan bisa mengalahkannya.

“Kenapa kamu menahanku? Kamu lihat wanita itu sekarang sedang tidur di atas kasur kita. Kasur yang sebelumnya ditiduri Jiajia sudah aku buang, apakah kamu ingin besok kita ganti kasur lagi?” Tania sangat marah dengan perlakuan Alex. Jangan-jangan, ia sebenarnya masih ingin melindungi Stella.

“Ganti saja kasurnya. Jangan bersikap sama sepertinya, Tania. Kamu harus berhati besar, tenang sedikit ya.” Alex menenangkannya sambil mengelap kering rambut Tania dengan handuk yang diambilnya.

Dada Tania masih dipenuhi amarah, tapi ia akhirnya melepaskan kekesalannya setelah melihat Alex berada di sampingnya dan di pihaknya.

Di atas kasur, Stella masih membolak-balikkan tubuhnya beberapa kali. Ia lalu duduk dan menarik lengan bajunya “Di luar sangat dingin tapi di sini panas sekali, ya?” Stella lalu melepas jas luarnya dan membuangnya ke atas lantai. Sekarang hanya ada sehelai gaun terusan pendek bermotif leopard yang menempel di tubuhnya. Gaun itu menonjolkan dada dan bokongnya, memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus, dan membuat aliran darah pria membengkak.

“Eii—,masih saja panas.” Sambil bicara, Sattva dengan terang-terangan menanggalkan juga gaunnya. Menyisakan sebuah bra hitam dan sebuah celana dalam seksi yang berwarna hitam juga menempel di tubuhnya. Dadanya terlihat begitu besar, rambut pirangnya begitu memikat mata, dan jemarinya bermain nakal menggoda. Ia benar-benar terlihat seperti gadis sampul yang menghisap hidup para pria.

Dan ia masih melakukan banyak sekali gaya yang menggoda.

Pria mana yang bisa menahan hasratnya jika dipertunjukkan hal memikat seperti ini?

Wajah Tania menjadi suram. Bola matanya yang indah menatap Alex dan melihat mata pria itu hanya terpaku pada satu tempat. Ketika ia menyadari bahwa pandangan Alex melekat pada kasur, ia melayangkan satu tinjuan ke tubuh pria itu, ”Dasar mesum, apa yang sedang kau lihat? Masih berani-beraninya lihat!”

Alex mengalihkan pandangannya dengan secepat kilat, ia benar-benar menyesal. Coba saja bertanya pada pria di jalanan dengan asal, apakah mereka tetap tidak akan menoleh apabila ada tubuh wanita seksi yang begitu menggoda di depan mata mereka? Apalagi ketika wanita seksi itu tiba-tiba menanggalkan bajunya. Apakah kepala mereka tetap tidak akan menoleh meskipun hati mereka sudah melarang? Biksu dan kasim saja pasti akan menoleh. Kalau mereka adalah pria, pasti mereka semua akan setidaknya menatap sebentar.

Apakah pria semacam ini disebut ‘mesum’?

“Baiklah, aku memang mesum. Aku tidak lihat lagi, aku hanya melihatmu.” Alex dengan cepat mengaku.

Stella pun berbaring telentang di atas kasur, “Alex—, aku tidak keberatan tidur telanjang. Kau tentu tahu bukan, aku sudah terbiasa tidak mengenakan baju di rumah.”

“Ti... Tidak mengenakan baju?” Benak Tania tiba-tiba membayangkan dulu saat Stella telanjang dan berada di sekitar maupun di depan Alex. Pandangannya lalu berganti menjadi awan dan hujan, “Alex!!” Tania tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berteriak.

“Tania, jangan mendengarkan perkataannya yang sembarangan. Kalau aku benar-benar menyukainya, aku tidak mungkin bercerai dengannya. Stella! Pakai kembali bajumu, dengar tidak?!” Alex menjelaskan sambil menunjuk Stella yang ada di atas kasur.

Stella memainkan dadanya, bersikap seolah-olah wajah Alex dibuang ke atas tanah, “Suamiku, kenapa kamu tidak mengakuinya? Dulu kamu sangat menyukai tubuhku. Kamu tidak mungkin bercerai denganku kalau bukan karena kamu melihatku tidur dengan orang lain.”

Tania merasa sangat marah sampai rasanya ia ingin muntah darah. Ia memegang dahinya dan dengan amarah yang tertahan berkata, “Malam ini kamu tidur saja dengannya. Aku takut semakin banyak aku mendengar ucapan wanita ini, semua makan malamku akan termuntahkan. Jangan beritahu aku lagi seberapa menjijikkannya dirimu.”

“Tania, kamu jangan mendengarkannya. Benar-benar bukan seperti itu.” Alex mencoba menjelaskan.

“Suamiku, kamu jangan berkilah lagi. Biarkan orang yang mau pergi melangkah pergi saja. Biarkan aku dan Alex mengulang mimpi indah yang lama.” Stella dengan segera bersuara. Ia mulai menelanjangi diri di atas kasur, tentu saja untuk membuatnya merasa lebih nyaman dibandingkan saat masih mengenakan pakaian dalamnya.

Stella lalu berjalan selangkah demi selangkah mendekati Alex.

“Stella, berhenti kamu di situ. Jangan mendekat dan pakai kembali bajumu!” Alex memperingatkannya. Ia benar-benar merasa takut dengan wanita yang tidak tahu malu ini.

Tania menutup rapat bibirnya. Ia lalu berdiri dan melindungi Alex di belakangnya, dengan dingin berkata, “Malam ini kamu tidur saja dengan Nico. Aku akan tidur bersama dengan wanita ini.”

“Apa?” Alex menundukkan kepala dan melihat Tania, “Tidak bisa. Kalau pergi, kau harus ikut pergi bersamaku.”

“Kalau begitu hasil akhirnya akan tetap sama. Kau keluar saja sana.” Tania mendorong Alex keluar dari kamar. Ia lalu mengunci pintu dan menatap Stella, “Silakan lanjutkan saja menanggalkan bajumu.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu