Terpikat Sang Playboy - Bab 38 Hati Yang Diam Diam Berubah

Alex membiarkannya membelai wajahnya. Sejenak, hatinya sedikit bergetar, itu adalah hasutan yang belum pernah dia miliki sebelumnya!

Dia mendorong keluar mejanya, menggenggam kepalanya, dan menundukkan kepala menciumnya, bibirnya sangat manis, semakin dalam, menutupkan matanya , menikmati rasa yang indah ini.

Tania terkejut dengan tindakan arogannya, hatinya melonjak, tetapi ada semacam rasa manis di bajingan itu. Pria ini adalah orang jahat. Ini adalah pria yang seperti anak kecil. Tidak ada seorangpun yang bisa menebak pikirannya, juga tidak menyangka langkah dia berikutnya bahkan lebih tidak mampu mengendalikan hatinya.

Dia memejamkan mata, menanggapinya dengan hatinya sendiri. Ciumannya panas dan lembut, bibirnya lembut, lidahnya fleksibel, dan udara yang berat, yang semuanya membuat orang terpesona.

Begitu sampai hampir tidak bisa bernafas , sehingga dia melepaskan bibirnya.

“Tania, jika kamu tidak bisa mencintaiku, aku akan membunuhmu.”Dahi Alex ada di atas dahinya, dan matanya penuh dengan kecemerlangan seperti kempang api yang menyala.

Tania tersenyum, "Aku menikah dengan seorang teroris, maka kehidupan kecil saya akan menggantung di ujung pisau." Tidak jelas, dia suka ancamannya.

“Bagus jika kau tahu itu!”Alex melepaskannya, suasana arogansi hari ini, karena ciuman yang lama dan indah menjadi lembut.

Perubahan ini hanya mereka yang bisa merasakan !

Bayangan hitam di luar pintu hilang, hati hancur, tidak tahu bagaimana memulihkannya.

Jika waktu dapat diundur, akankah cerita dapat disusun kembali? Jawabannya adalah tidak. Banyak hal yang sangat penting baginya, hanya saat itu, dia berpikir bahwa semuanya ada di bawah kendalinya, dia tidak bisa melarikan diri. Tapi sekarang, dia sudah keluar dari jalannya, meninggalkannya sendirian.

Dua hari yang tersisa, mawar putih setiap hari tidak lagi dikirim. Ini membuat Tania menghela nafas lega. Pada saat yang sama merasa aneh, Vincent tidak seperti suka orang yang setengah jalan, Dia mengintai selama bertahun-tahun penempatan keluarga Tania. Bisa dilihat betapa tenang dan liciknya.

“Bunga Direktur Vincent tidak lagi dikirimkan, apakah kamu kecewa?”Alex membereskan barangnya, bersiap untuk meninggalkan rumah sakit, dan melihatnya menatap keluar dari pintu, dan segera menebaknya.

"Ya, sangat kecewa, kecewa sampai akan menangis. Sudahlah." Tania tidak senang meliriknya sekejap. Kecemburuan adalah hak paten wanita, sejak kapan ditransfer ke laki-laki.

Alex menenteng kopernya, membanting kepalanya dan berkata, "Pergi, pulanglah."

Tania bangun dari tempat tidur, mengikutinya di samping, berjalan keluar dari rumah sakit, di sisi jalan, dengan hanya dua mata, mengantarnya naik mobil meningkalkannya, hingga berubah menjadi titik hitam kecil.

Kembali ke tamana kaca, Kakek Alex secara pribadi turun untuk menjemput Tania, dan kebaikan dan memanggil pelayan makan untuk memberinya sup tonik, membuatnya semakin menyukai kakek ini.

Selama sekian hari berbaring ditempat tidur, Alex kembali ke perusahaan untuk menangani masalah, Ketika dia tidak ada di sana, dia malah bahagia, berharap dia tidak akan kembali, tetapi begitu malam tiba, dia melihat ke jendela, dia muncul, telah memasuki rumah, dia baru akan merasakan tidak tenang. Meskipun dia masih akan menusuknya dengan kata-katanya, dia juga akan menjawabnya dengan mulut yang baik, tetapi, saat tidur masih merebut selimut disatu ranjang.

“Tuan muda, nona muda, malam ini, Kakek menyuruh kalian keatas menemaninya makan malam.” Pagi harinya, pelayan masuk ke ruang makan , Alex yang sedang makan , berbicara pada Tania.

“Yah, aku tahu, kamu beri tahu Kakek, kami tiba tepat waktu.”Alex meletakkan koran dan pergi bekerja.

Di malam hari, Tania untuk pertama kalinya pergi ke villa di puncak kebun kaca, di mana burung-burung dan bunga-bunga harum, dan tidak ada kesunyian. Dia ingin menunggu dia dan Alex saat tua , apakah bisa tinggal disini.

Di meja makan kayu bundar yang besar, semua anggota keluarga Alex telah berkumpul.