Terpikat Sang Playboy - Bab 217 Apakah Kamu Masih Peduli!

Alex memberhentikan mobil, bertanya kepadanya "Yang lain? kamu kira orang lain tidak ada kerjaan seperti kamu dan saya, jalan-jalan di bawah sinar matahari? kamu lihat kucing di jalan hanya dua tiga ekor, takut apa."

"Lebih baik berjaga-jaga, selalu berhati-hati itu baik, masalah hari ini juga dapat dikatakan mendadak, kamu mungkin tidak melanggar, tetapi tidak dapat menggunakan alasan, memainkan waktu, dan pada akhirnya di atas pertimbangan, kamu membantu saya pergi beli, saya menunggu disini, ini adalah cara terbaik dan teraman, mengerti?" Tania menjelaskan cara dengan jelas.

"Haduh....., saya mendenger seperti kita sedang mau mencuri, takut orang lain menangkap kita, sebegitu rumitnya kah?" Alex mengerutkan alis, tidak mengerti.

Muka Tania sedikit memerah "Saya tidak peduli, satu kata, kamu bantu saya membeli atau tidak, kalau tidak saya pergi, jangan mengikuti."

"Kamu mau aman, pergi ke toko beli juga tidak aman, mungkin ada salah satu dari saudara kita, melihat saya membeli sepatu wanita, lalu membeli ukuran sepatumu, wahh...., begitu bisa sangat bahaya, saya ada cara aman, kamu mau coba atau tidak

" Alex dengan suara kecil.

"Apa?" Tania bertanya dengan waspada.

"Dari sini tidak jauh, saya ada tempat tinggal privasi, disana ada sepatu, pergi kesana dengan cepat, 15 menit sudah sampai, disana, tunggu kamu memakai sepatu, saya rasa tidak ada yang akan mengenalimu" Alex dengan tulus berkata.

Tania memikirkan sebentar, hanya setengah jam pergi "Kalau begitu baiklah, kita segera kembali."

Alex tersenyum sambil menyalakan mobil, lalu pergi.

Di pikir lagi, hampir tidak ada cara yang dapat menyelesaikan masalah bodoh ini, di supermarket sekitar membeli sepasang sepatu, atau dia dapat menelepon pelayan membawakan dia sepatu, atau memintanya mengantar dia pulang, semua sangat mudah, tetapi mereka sangat pintar tapi bodoh, memikirkan cara sulit adalah "cata terbaik", karena begini, mereka dapat memberikan diri sendiri alasan yang masuk akal, asalkan waktu bersama panjang sedikit, hati tidak akan merasa khawatir.

Saat mobil di jalan raya, lalu berbelok ke jalan lain, waktu menunjukkan pukul 3:30, jarak dengan kemarin sudah 24 jam.

Tidak berani berkata selamanya tidak akan bertemu, setidaknya sudah tidak terlihat satu bulan sepuluh hari, tetapi tidak disangka mereka diam bersama, bahkan Tania sendiri tidak tahu, jiwanya buruk, bagaimana bisa bersama dia, Tuhan, tolong, sebernanya kamu ingin mainkan saya sampai kapan.

Apakah kota ini sangat kecil? kecil sampai seperti desa, mendongak kepala kelihatan, menunduk juga kelihatan.

"Jangan memikirkan terlalu rumit, kamu hanya bersama saya pergi meminjam sepatu saja, mengerti tidak" Alex seperti mengerti apa yang dia pikirkan, di samping menghibur dia.

"Benar, saya hanya pergi meminjam sepatu saja, tidak ada yang lain" Tania di samping dengan sekuat tenaga berbicara, meyakinkan diri 100%, tidak memberikan dia mendengar, atau mengingatkan dan menghibur diri.

Senyum Alex memudar, setengah mati berbicara.

Setelah 15 menit, mobil sampai di villa pribadi, Alex menyetir sampai paling dalam, disana ada bambu yang menghalangi, dari dalam tidak terlihat keluar, disini termasuk luar kota, tempat yang tenang di tengah kebisingan.

Tania bergegas keluar mobil, menginjak batu bulat yang halus, disini jelas lebih dingin daripada tempat lain, mungkin karena ada hubungannya dengan bambu.

Alex membawanya masuk ruangan "Mau minum tidak"

"Tidak perlu, sepatu dimana, saya pakai langsung pergi" Tania berdiri di depan pintu, tidak masuk kedalam.

Alex berteriak "Masuklah, saya tidak akan membuatmu seperti hidangan makan malam, duduk saja 5 menit."

Dia terlihat seperti sangat pelit, jadi dia masuk kedalam "Beri saya segelas air putih" dia melihat ke sekeliling, melihat pemandangan di luar kaca, garis-garis yang modis, warna putih sebagai warna utama, dan tergadang ada garis perak.

"Sepertinya saya kurang mengerti kamu, tidak tahu kamu ada rumah ini, untuk selingkuhan ya" Tania duduk, hatinya asam, hidup dengannya setahun, sekarang kembali mengingat, dia tidak mengerti kehidupannya.

Alex memberikan dia minum "Saya tidak tidak mengakui membawa wanita pulang, tetapi itu sudah masalah lama, setelah menikah saya juga tidak ada maksud lain, ini hanya tempat singgah dekat kantor, tidak ada hal lain, dan tidak perlu dibicarakan lagi."

"Mengerti, tidak perlu sangat menjelaskan" Tania meminum minumannya, disini jelas-jelas hanya tempat koleksinya saja.

"Saya tidak menjelaskan, kamu bertanya dan saya menjawab." Alex tertawa, menegakkan bahunya.

Tania meletakkan gelasnya dengan keras "Jangan bicara tidak perlu, sepatu mana, cepat keluarkan."

Alex berdiri, berjalan ke lemari sepatu, mengeluarkan sepasang sepatu dan memberinya "Pakailah."

Tania melihat sepasang sepatu high heels merah, sangat indah, dengan kelengkungan feminin, ia bisa membayangkan, bagaimana mantan pemiliknya mempesona dan menyentuh, dan dapat dibandingkan dengan wanita seperti malaikat yang melepas sepasang sepatu hak tinggi dan tidak bisa menunggu dia dari pintu. Berciuman sepanjang jalan, menjilati pakaian masing-masing, dan kemudian memainkan permainan yang penuh gairah di sofa atau di lantai,,,

"hukhukk,,,, Alex sedikit batuk, melihat tatapannya terhadap sepatu itu, ekspresinya benci, dia tahu dia sedang memikirkan hal lain "Tidak dipakai?"

Suaranya menariknya menjauh dari imajinasi yang tak terbatas.

"Pakai, tentu saja, saya kesini untuk meminjam sepatu" Tania memasukkan kakinya kedalam sepatu, sedikit sempit, dia tersenyum "Keliharannya pemilik sepatu adalah wanita cantik yang kecil."

"Mungkin, jika kamu ingin tahu siapa, saya dengan ragu memberitahu kamu, saya juga tidak ingat" Alex berkata jujur, dia benar-benar tidak ingat.

"Benar juga, wanita yang kesini terlalu banyak, tidak ingat adalah hal yang wajar." hati Tania sedikit sakit, sekali lagi, dia senang telah meninggalkan playboy ini. Kalau tidak, dia akan sangat marah, dan kata-kata Vincent, setidaknya dia tidak perlu khawatir tentang hal ini, dan dia tidak perlu khawatir tentang kehidupan sehari-harinya.

Alex ekspresinya berubah "Mendengar perkataanmu, seperti tidak nyaman, kamu peduli apa?"

"Haha,,,," Tania tertawa menyindir "Saya harus peduli apa, saya hanya menjawab saja, sifat seperti apa kamu, saya sudah tahu, orang sepertimu tidak pantas menikah, baiklah, pergi saja."

Dia searah pintu pergi, tangan kirinya di tahan olehnya.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu