Terpikat Sang Playboy - Bab 237 Kanan Kiri Susah!

"Tapi, mereka dapat terluka." Tania sangat panik, dia tidak ingin melihat mereka babak belur, siapapun itu, dia tidak mau melihat mereka karenanya berkelahi, terluka.

Dia bahkan tidak ingin diperebutkan oleh dua laki-laki, dapat dibilang, melukai kehormatan mereka.

Pelayan Ani berusaha menahan Tania yang mengetuk pintu kamar "Bos, kamu tenang sedikit, kalau kamu pergi, hanya membuat masalah makin rumit saja, kalau ingin bantu, malah makin melukai, dengarkan saya, kamu kembali dulu, saya ada cara."

"Cara apa?" Tania sekarang sangat kebingungan, tetapi Pelayan Ani juga benar.

"Saya akan tekan tombol, mereka bukan orang yang akan mereka pedulikan, tetapi mereka akan mendengar orang di luar yang menekan pintu, mereka akan berhenti, kalau keluar bertanya saya sesuatu, saya akan mencari alasan, sangat mudah, kamu sekarang kembali, kalau sudah tenang, akan saya beritahu." Pelayan Ani mendorong Tania masuk ke ruangan.

Tania duduk di sofa, gugup, dia terlalu gugup, kalau dia muncul, bantu siapa malah semakin melukai siapa.

Pelayan Ani berlari menuju ruangan Alex dan Vincent, terus menekan tombol kamar, kalau tidak menekan, tidak akan kedengaran.

Setelah beberapa lama, pintu terbuka, Vincent membuka, bibir ada luka, mukanya gelap, melihat Ani juga dengan tatapan yang begitu.

"Kak.... Kak Vincent, kalian mau makan permen tidak, saya beli banyak." Ani begitu, asal berbicara, tetapi sebenarnya, dia tidak ada permen, dia meraba saku sambil melihat ke dalam ruangan.

Eh! Kakak Alex dimana?! Tidak mungkin sudah kalah!!

Vincent mana mungkin tidak tahu tipu daya dari gadis kecil ini, dia seperti mata-mata gelap. "Dia tidak bisa mati, dia sedang mengenakan pakaian di dalam. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa masuk dan melihat, soal permen, kamu bisa memakannya sendiri, tidak perlu di keluarkan. "

Muka Ani memerah dan berkata "Itu, kalau begitu baiklah, Kak, berantem akan menghilangkan ketampananmu, jangan berantem lagi, saya kembali tidur, besok ketemu lagi" Selesai berbicara, dia masih menatap kedalam, tidak ada orang, dia sangat tidak nyaman.

Alex keluar dari ruangan, kepada Ani tersenyum dan berkata "Mana permen, saya mau" bibirnya dan mukanya sama ada luka, tetapi tidak menghilangkan ketampanannya.

Ani melihat dua laki-laki tampan, hatinya berteriak, orang lain berkelahi seperti serigala, mereka berkelahi tampak lebih keren.

Dia pura-pura memegang sakunya, lalu dengan malu tersenyum "Kenapa tidak ada, mungkin jatuh, saya kembali dulu." Selesai berbicara, dia berlari dengan cepat.

Vincent menutup pintu, balik badan dan pandangannya dengan Alex bertemu, mereka sama-sama menatap dingin, masing-masing tiduran di kasur, di berhentikan orang, sudah tidak ada gairah untuk melanjutkan, lagipula, mereka tidak mau ketampanan mereka hilang.

Ani berlari ke ruangan, Tania segera berdiri, memegang tangannya dengan erat dan bertanya "Bagaimana, mereka tidak apa-apa kan?"

"Mukanya ada sedikit luka, tetapi tidak seberapa, bos, kamu bisa tidur tenang." Ani melaporkan kebenaran.

Tania dalam hatinya lega, tidak apa sudah bagus.

Karena saat ingin tidur masih sedikit khawatir, semalaman memikirkan mereka berkelahi, Vincent membawa pisau membunuh Alex, Alex mendorong Vincent keluar jendela, terakhir salah satu dari mereka penuh darah dan menghampirinya, berkata semua karena dia, mereka baru dapat mati, di tubuhnya menggigit dan menangis.

"Aaaaa......" Tania terbangun dari mimpinya, sekujur tubuh penuh keringat.

Untung saja mimpi, untung untung, tangannya melap keringat, pelan-pelan menenangkan diri, melihat jam pukul 3 subuh, Ani di sebrang tidur dengan nyenyak, dia malah tidak dapat tertidur.

Tania, kamu adalah wanita jahat, pada akhirnya melukai mereka.

Tidak ingin tidur, dia berdiri, bersandar di kasur, menunggu terang.

Benar sampai pagi, dia baru ingin tidur, tiduran di kasur dan tidak bangun.

"Bos, bangun, jangan tidur lagi, hari ini mau pergi jalan-jalan. katanya tempatnya menarik." Ani dengan semangat memilih pakaian hari ini.

Tania tidak mendengar, membalikan tubuh dan kembali tidur.

"Tingtong, tingtong....." ada orang yang menekan tombol bel, Ani berlari membuka pintu, Tania karena suara bel terbangun.

Dia menutup mata dan pelan-pelan duduk di kasur, rambutnya sangat berantakan, juga mulutnya penuh dengan liur, perlahan membukamata, dia seperti melihat banyak muka.

Wajah-wajah itu terfokus sedikit demi sedikit di penglihatannya sampai jelas. "Ah....." melihat orang, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak dan dia benar-benar sadar.

Alex dan Vincent berdiri di depannya.

"Bos......." Ani tidak tertawa juga menangis berdiri di sampingnya, dia juga tidak tahu bahwa yang menekan bel adalah mereka, berdua sama-sama masuk ruangan.

Tania membuka lebar matanya, dari Alex sampai Vincent, lagi dari Vincet sampai Alex, tersenyum kaku dan berkata "Selamat pagi! bangun sangat pagi."

Vincent mendekat, mengelus mukanya "Seperti tidak tidur, kalau begitu hari ini tidak perlu pergi, saya disini temani kamu tidur."

Beh!! Kedengarannya sangat erotis!

"Sudah pagi tidur apa, bangun" Alex berteriak, di depan Tania tidak setuju, dia benar-benar ingin menepis tangan Vincent.

"Masalah kamu apa, kamu bahkan tidak ada hak masuk ke ruangan, saya hari ini mau main atau tidak, urusan kami, kamu keluar." Vincent dengan dingin berkata, dia memiliki kontrak nikah dengannya, jadi dia punya hak berbicara.

"Saya akan segera membuat kamu tahu, saya ada atau tidak hak." hati Alex sangat panas, ingin segera bertindak, orang gila ini.

Vincent tersenyum dingin "saya ingin mengajarimu."

Matanya melihat mereka ingin bertindak, Tania segera bangun dari kasur "Saya sudah bangun, tidak ingin tidur lagi, kalian turun sarapan dulu, saya ganti baju segera kesana, tenang oke? saya mohon."

Alex melihatnya khawatir dan kesusahan, hatinya meluluh, mengalah, dan berkata "Perut sedikit lapar, ayo pergi, sarapan."

"Heng......"Vincent dengan suara kecil, dia juga tidak ingin merusak perasaan Tania, dia hanya kesal dengan Alex, dia ingin menghentikannya, Alex di depan keluar, dia mengikutinya di belakang.

Tania kembali duduk di kasur, perjalanan kali ini, sungguh sangat menyulitkan.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu