Terpikat Sang Playboy - Bab 308 Semuanya Perlu Tenang !

Keheningannya lebih memalukan daripada ia memberikan tamparan di wajah nya. Dia menggunakan semua kepercayaan dirinya untuk ditukar dengan kepercayaannya. Apakah hasil dari ketulusan hati nya itu adalah di lepaskan dengan begitu saja tanpa perasaan?

Dia tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya lagi. Tolong percayalah padaku, dan ia juga tidak punya kekuatan lagi untuk membencinya dan memukulinya.

Keputusasaan seperti orang yang dijatuhi hukuman mati. Semua bahasa lemah dan tidak berarti.

Dia melebarkan matanya, berbalik, melangkah keluar dari gudang anggur. Di bawah sinar matahari yang menusuk mata, ia menutup kedua matanya, air mata mengalir di pipinya, dia berlari sepanjang jalan dengan kaki telanjang, berlari dengan cepat sepanjang jalan.

Lari keluar dari Taman Kaca, berlari ke hutan yang belum berkembang di luar Taman Kaca, bersandar di bawah pohon besar dan menangis dengan keras.

Hatinya sakit, sangat sakit. Dia memegang dadanya dan memukulnya dengan kuat, mengapa hatinya harus hancur berkali-kali dikarenakan oleh orang yang sama, dia mengira dia tidak akan pernah merasakan rasa sakit yang begitu memilukan lagi, jadi sekarang, bagaimana pun caranya ia menangis itu tidak bisa menghilangkan rasa sakit dari dalam hati ini.

Alex memegang sofa, duduk terbengong dan tidak berdaya, tangannya memegang dahinya, wajahnya yang tidak berekspresi menampakkan kedinginan.

"Lex——kamu tidak perlu bersedih, wanita murahan seperti itu, nyalinya terlalu besar, berani-beraninya ia membawa seorang pria datang ke Taman Kaca. Ia tidak memperhatikan perasaanmu, aku benar-benar tidak mengerti, mengapa dia melakukan ini? Apakah ia hanya ingin membuatmu marah? " Stella duduk di samping dan memprovokasi nya, ia diam-diam duduk di dekat sisinya, seperti menghiburnya meletakkan tangannya di pundaknya.

"Jangan sentuh aku, pergi sana, kalian semua pergi dari sini" Alex melambaikan tangannya, berteriak dengan penuh kemarahan, ia meraih botol di sofa dan membantingkan nya ke arah pintu.

Suara keras yang berturut-turut itu dan kemarahan Alex, membuat Stella dan pria itu sangat terkejut.

Pria itu cepat-cepat melarikan diri, jika ia tetap tinggal, dia pasti akan membunuh pria itu, Taman Kaca?! Ternyata dia adalah Alex yang terkenal itu, kalau begitu, pak walikota juga tinggal di sini, memikirkan itu, dia gemetaran.

Stella juga berlari keluar, melihat sekeliling tidak ada siapa pun, ia membawa pria itu pergi ke tempat gelap "Aku memperingatkanmu, peristiwa tadi malam, tidak boleh kamu bocorkan ke.orang lain, aku akan mentransfer uang itu untukmu, selain itu, tidak peduli siapa pun yang bertanya padamu, kamu harus bersikeras mengatakan bahwa Tania lah yang membawamu datang ke sini, Apakah kamu mengerti? "

"Mengerti, aku mengerti akan itu, selama uang itu diberikan padaku, aku akan menutup mulutku seketat kotak brankas di bank" pria itu mendekati Stella, menempel dekat dengannya "Lain kali jika kamu membutuhkan ku, cari aku"

"Ih——" Stella menghentakkan tangannya "Udang berkaki lembut sepertimu, lupakan saja itu, kamu layani saja wanita tua yang tidak bergigi dengan baik. Kamu membuatku harus turun tangan sendiri untuk menyelesaikan masalah kemarin malam"

Suasana hati pria itu sangat rumit, lalu ia mengucapkan kata-kata buruk "Kamu pikir aku ingin berbisnis denganmu. Bawahmu itu sangat bau, aku anjurkan kamu untuk pergi ke dokter ginekologis, ingat untuk mentranfer uang itu untuk ku, kalau tidak aku pasti akan mengatakan kejadian kemarin malam itu keluar" Dia mendorongnya dan berjalan keluar, mengatakan dia adalah udang kaki lembut, padahal itu sangat jelas karena dirinya sendiri tidak puas.

Stella marah dan menghembuskan napas nya, jika bukan karena ia takut akan menyebabkan kekacauan, dia pasti akan memberikan pelajaran pada udang berkaki lunak itu.

Gudang anggur sangat tenang dan bahkan napas pun diperkuat beberapa kali lipat, Alex mengepalkan tinjunya dan dadanya berfluktuasi, dia berbaring di sofa, menutup matanya, pencarian dan kecemasan nya sepanjang malam, membuatnya kehabisan seluruh tenaga.

Tania menangis dihutan dalam waktu yang lama, dia tidak datang mencarinya, itu juga hal yang sudah ditebak olehnya, ia seperti seorang wanita gila yang berjalan di jalan tanpa mengenakan alas kaki , naik ke mobil dan pergi ke rumah sakit.

Ketika ia berjalan ke bangsal, ia mendengar suara "katcha"(suara kamera), Merry Mou memegang kamera dan berdiri di sana dengan senyuman yang cerah, ketika ia melihat Tania datang dengan ekspresi wajah seperti itu, dia menyimpan senyumnya "Apa yang terjadi padamu?"

"Aku pergi untuk mencuci muka" Tania masuk ke kamar mandi dengan lemas dan dengan kaki telanjang, ia membuka keran, membungkuk dan terus menepuk wajahnya dengan air dingin.

Ia mengangkat kepalanya ke atas, memandangi cermin melihat matanya yang merah dan bengkak, wajahnya pucat, rambutnya berantakan, dia menertawai dirinya sendiri, ia tertawa dan ia bahkan tidak menyukainya wanita yang tertawa di cermin itu , ia menyimpan senyuman nya dan tidak tersenyum lagi.

Merry Mou mengambil kamera dan bersandar di pintu "Tania, jika suasana hati mu sedang tidak baik, kamu pulang saja dulu untuk tidur, atau pergi ke sofa luar untuk beristirahat, aku melihat mu terlihat sangat lelah".

"Terima kasih, aku tidak apa-apa" Tania menghapus tetesan air di wajahnya dengan handuk, berjalan keluar dan duduk di kursi.

Merry Mou duduk di sisi lain "Kak Levita melihatmu tidak datang di pagi tadi, ia menelponmu, tetapi tidak tersambung, Apakah kamu sedang bertengkar dengan kak Alex? Tadi malam ia datang kesini, aku tahu dia datang ke sini bukan untuk melihat Vincent, dia datang untuk mencarimu, karena dia tampak sangat tidak tenang "

Tania tidak bersuara, ia bersandar di sisi tempat tidur "Merry, hari ini kamu jangan memotret ku, dan jangan berbicara padaku, biarkan aku berdiam sejenak, oke?"

"Baiklah, aku tidak akan mengganggu mu" Merry Mou menjawabnya dengan suara ringan, dan ia meletakkan kameranya.

Tania bersandar disana, meletakkan kedua tangannya di bawah dahi nya, dan rambutnya menyentuh tangan Vincent, hatinya dingin dan kosong. Saat ini, dia tidak ingin memikirkan apa pun, bahkan ia malas untuk berbicara, biarkan dia terus tetap seperti itu.

Alex tidur di gudang anggur, tidur dari pagi hingga sore, sampai langit gelap, ia baru terbangun, dan hatinya menjadi tenang, dapat memikirkan hal itu secara rasional.

Pada awalnya, hatinya hanya terasa sangat menyakitkan, jadi dia tidak bisa berpikir apa-apa, tetapi sekarang dia benar-benar tenang, dia mengingat detail kejadian itu dengan teliti, pemandangan ketika memasuki gudang anggur, perkataan Tania itu, kata-kata yang dikatakan oleh pria itu, kata-kata Stella, semua diingat nya kembali.

Jika dia tidak diberi minum obat, Tania seharusnya tidak akan sembarang tidur dengan pria lain, tetapi jika ia benar-benar diberi minum obat, dia juga tidak akan memiliki tenaga untuk memukul orang itu lalu mengikatnya, kontradiksi ini tidak nyambung.

Selain itu, pakaiannya juga rapi, jika ia mabuk dan pergi tidur dengan seorang pria, sembarangan memukul orang, dan akhirnya mengenakan pakaian lagi, semuanya benar-benar tidak dapat di mengerti.

Atau, Apakah pria itu benar-benar diundang oleh Stella?

Sebenarnya, tidak sulit untuk mengetahui kebenaran itu. Tidak peduli apakah itu Tania atau Stella yang mengundangnya datang, mereka pasti naik mobil dan melewati gerbang, dengan melihat kamera di gerbang semuanya akan menjadi sangat jelas.

Dia bergegas bangun dan berjalan keluar, ia bertemu dengan Nico di pintu masuk.

"Wow! Apakah di sini baru saja selesai berperang?" Nico memandang kamar yang penuh dengan kekacauan, ruangan anggur yang begitu bagus, bagaimana bisa menjadi seperti ini? Dia baru saja kembali, pelayan diam-diam melaporkan padanya apa yang terjadi tadi pagi.

Alex mendorongnya, ia berjalan keluar, sekarang dia tidak punya waktu untuk menjelaskan itu padanya.

Nico mengikutinya dari belakang "Alex——Aku berpikir Tania tidak akan pernah melakukan hal semacam itu, kamu tidak boleh dibutakan oleh kemarahan, kamu harus memeriksanya dengan jelas, jangan menyalahkan dia "

"Nico, bisakah kamu menutup mulutmu itu?" Kepala Alex seperti sudah mau meledak, dan bocah ini terus mengatakan itu padanya.

"Baiklah, aku akan menutup mulutku, tetapi mau kemana kamu dengan kemarahanmu yang sebegitu besar ini?"

"Pergi ke ruang keamanan!" Alex berkata dengan keren, dia tidak bisa tersenyum padanya sekarang.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu