Terpikat Sang Playboy - Bab 44 Reputasi Sialan !

Pada saat pintu terbuka, Dia langsung melihat pemandangan yang panas itu, membuat Tania menghirup nafas yang panjang.

Dulu dia juga membuat reaksi seperti itu, Dia juga hanya berdiri didepan pintu, dia hanya terdiam dan merasakan sakit hatinya sendiri, Tetapi saat itu Dia tidak bisa menahan tingkat kemarahannya yang mencapai puncak dan menghabisi pria itu dengan memukulnya, tetapi sekarang dia tidak ingin melakukan apupun.

Pria yang baru saja menyayanginya dengan kehangatannya, dan sekarang sedang memeluk wanita lain, didalam hatinya tidak memiliki emosi, hanyalah memiliki rasa sakit dihati yang dalam hingga seperti menusuk ke dalam sumsum tulangnya.

Alex mendorong melinda kesamping, melihat Tania dengan menaikkan alisnya “Apakah kamu tidak tahu mengetuk pintu sebelum masuk?” Sial, kenapa harus dalam situasi seperti ini, dan membiarkan dia melihatnya.

Melinda diam-diam menaikkan sudut bibirnya (menertawakan kemalangan orang lain).

Tania menyipitkan matanya sambil senyum pahit “ Apakah kamu sudah memastikan jika Saya yang tidak mengetuk, atau Anda yang terlalu fokus untuk melakukan hal lain?”

“Jika sudah melakukan kesalahan, jangan membuat banyak alasan, kamu keluar dulu, Saya masih mempunyai beberapa pekerjaan yang perlu dibahas dengan sekretaris Melinda” Alex benci diganggu orang lain saat melakukan pekerjaan, dan tidak menyukai orang yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tetapi Tania tidak berpikir seperti itu, pada saat ini yang ia dapatkan hanyalah rasa malu, jika dia bergegas masuk untuk melampiaskan emosinya, dia hanya akan di pandang rendah, tetapi jika dia tidak menunjukkan sedikit pun emosinya, dia hanya akan terlihat lemah.

Jika dunia ini mempunyai sihir, maka dengan sihir itu bisa membuatnya langsung hilang dari tempat itu.

“ Apa yang saya katakan, apa kamu tidak bisa mendengar, keluar!” Alex sangat kesal, memperhatikan Tania yang masih berdiri disana, sebenarnya dia ingin melunakkan perkataannya, tetapi dia tidak ingin terlihat lemah didepan karyawan yang lain.

“ Memberi hormat kepada direktur, saya tidak tuli, tidak perlu berteriak dengan keras, tenggorokkan Anda bisa terluka.” Tania keluar dari ruangan dan menutup pintu dengan sekuat tenaganya.

Suara menutup pintu yang keras, yang mengejutkan hatinya, dan juga mengejutkan perasaan Alex.

Tania menutup mulutnya untuk membuat dirinya tenang, setelah membalikan badan, Tania kembali ketempat kerjanya, duduk dengan posisi yang sangat baik, dan lanjut membaca dokumen.

Matanya perlahan-lahan kehilangan fokus, kabut putih mulai melayang dimatanya, dan tulisan didalam dokumen terlihat berubah bentuk.

Ahh! Dia mengigit bibirnya dan memanfaatkan rasa sakit ini untuk mengantikan rasa sakit didalam hatinya, lalu air mata yang ingin ia tumpahkan, akan segera terhentikan, dia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya dan tidak ingin meremdahkan martabatnya, itu adalah satu-satunya yang bisa dia pertahankan.

Tiga asisten sekretaris yang juga bekerja diluar, melirik ke arahnya dan mereka segera menundukkan kepala.

Didalam ruangan Alex, Melinda melihat raut wajah Alex yang sedang tidak terlalu bagus, ia meninggalkan ruangan Alex karena hal yang ia inginkan sudah tercapai, dan kali ini keinginannya jauh lebih baik dari yang dia harapkan.

Ketika Melinda keluar dari ruangan Alex, dengan kepala yang terangkat tinggi dia berjalan melalui depan hadapan Tania. Dia yang menang dalam babak ini.

Siang hari.

Jam istirahat telah tiba, semua karyawan keluar meninggalkan posisi kerja, Tania yang masih duduk diposisi itu, dengan perasaan hati yang masih berat, sambil melihat jadwal, hari ini Alex tidak memiliki jadwal apapun, dan dia juga tidak perlu membuat laporan apupun kepadanya.

Pintu ruangannya terbuka, Alex berjalan ke mejanya, menurunkan suara dengan batuk ringan ia berbicara dengan lembut, “Yukk, makan siang diluar.”

“Tidak, Pak Alex, Anda yang pergi makan saja, didalam kantor jangan bertindak seenaknya, tidak bagus untuk nama baik kantor.” Kata Tania dengan dingin dan tidak memandangnya.

“Jangan dipermasalakan lagi, Ayolah, Aku sudah kelaparan.” Alex maju untuk mendekatinya.

Tania dengan cepat langsung menghindarinya, dengan suara yang menjengkelkan ia menjawab, “siapa yang lagi bermasalah denganmu, Kamu yang sedang kelaparan, Aku tidak sedang lapar, jika saya lapar saya bisa pergi makan sendiri, tidak harus pergi bersamamu.”

Alex sudah duluan menundukkan kepalanya, tetapi Tania yang masih tidak bermaksud untuk berbaikan dengannya, dan membuat Alex kehilangan kesabarannya.

Alex menyilangkan kedua tangan didepan dadanya, jika memang Kamu tidak lapar, Aku juga tidak akan memaksamu, sekretaris Tania, tolong sekarang buatkan janji dengan Bu Felia, Melinda seharusnya sudah memberikan nomor hotline itu kepada-mu. selanjutnya, Anda harus menbiasakan menghafal semua hotline saya.”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu