Terpikat Sang Playboy - Bab 273 Menemukan Beberapa Salinan CD!

Alex memanggil pelayan dan meminta sebotol tequila untuk diminum bersama dengan Linda. Ia mencurahkan seluruh kepedihan hatinya pada Linda, menumpahkan segala sikap Tania kepadanya. Semua yang ia katakan harus realistis, kalau tidak, bagaimana bisa membohongi wanita itu?

Alex banyak berbicara dan sedikit minum, sedangkan Linda banyak mendengarkan dan banyak minum. Botol anggur ada di Alex dan Linda sudah tidak ingat berapa banyak gelas yang diminum pria itu. Melihat rupa menawan Alex membuat Linda semakin terbuai dan terpesona.

Waktu pun berlalu dan tak terasa dasar botol anggur sudah terlihat. Linda sudah mabuk, sedangkan Alex pura-pura sedikit mabuk. Ia bahkan tidak minum banyak.

“Alex—kita pergi ke rumahku saja.” Linda menyentuh bagian selangkangan celana Alex dan tersenyum menggoda.

Alex menggenggam tangan Linda, matanya berkilat, “Baiklah, kita pergi ke rumahmu. Kita lanjut minum-minum sambil berbincang-bincang. Masih banyak hal tentangmu yang belum kuketahui dan aku ingin mengetahuinya sebaik mungkin.”

Linda meringkuk manja di dekapan Alex, “Asalkan kamu tidak meninggalkan aku lagi, aku akan menjawab semua pertanyaanmu. Alex, aku benar-benar mencintaimu. Jadi, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilmu dari sisiku atau aku akan membunuhnya.” Mata Linda penuh dengan sinar buas dan ia mulai menunjukkan dirinya yang sesungguhnya karena pengaruh alkohol.

Di ingatan Alex, Linda adalah seorang wanita yang lemah dan bahkan tidak mampu menginjak semut sampai mati. Tapi keagresifannya membuatnya bersekutu dengan roh jahat. Ia bahkan menggunakan roh jahat itu untuk menutupi sifat aslinya, membuatnya terlihat begitu lembut dari luar.

Alex memapah Linda berdiri dan berjalan keluar dari bar, kemudian menyetir ke rumah Linda. Ia harus tahu kartu apa yang sebenarnya Linda pegang sehingga bisa mengendalikan Tania. Dibandingkan dengan Tania ataupun Nico, Alex adalah orang yang paling sesuai untuk mengalahkan markas musuh.

Sesampainya di rumah Linda, Alex pun memapahnya ke sofa. Di sini masih sama seperti sebelumnya, tidak ada satupun yang berubah.

Alex mengambil sebotol anggur merah dari rak anggur. Ia mengisi gelas Linda sambil mengajaknya mengobrol tentang hal-hal yang tidak signifikan, membiarkan wanita itu benar-benar rileks. Tujuan pertama Alex adalah untuk meruntuhkan penghalang psikologis pada pikiran Linda dan tujuan kedua Alex adalah membuat wanita itu mabuk.

Ketika ucapan Linda sudah tidak jelas dan tubuhnya melekat pada sofa, Alex baru menggunakan kesempatan itu untuk mengubah arah pembicaraan.

“Linda, kenapa hari ini di restoran Nico bilang padamu untuk tidak khawatir?” Alex mulai mengarahkan pembicaraan untuk membahas tentang Nico.

Begitu Linda mendengar nama Nico disebut, kebencian pun terpancar jelas, “Nico adalah pria brengsek yang berbahaya. Beberapa kali ia menggagalkan rencanaku, ia juga bukannya mau bersekongkol dengan Tania. Cepat atau lambat, aku akan memberikannya pelajaran.”

“Oh, apakah ia seburuk itu? Beritahu aku dengan detail tentang beberapa kali itu, aku akan memberikan Nico pelajaran.” ujar Alex mengikuti perkataan Linda.

“Karena topik ini sudah disinggung, aku benar-benar ingin mengoyaknya. Sejak Tania ditinggalkan di pesta koktail dua tahun lalu, ia secara terang-terangan mengincar aku. Ia membuangku dan benar-benar tidak membiarkan aku hidup dengan tenang. Beberapa kali aku hampir jatuh ke dalam genggamannya. Rencana bunuh diri yang sudah kususun hati-hati pun dibongkar olehnya. Apa yang ia perbuat kali ini justru lebih menjijikkan. Kalau bukan karena Tania takut aku menyebarkan CD berisi urusan ranjang kakak iparnya, ia juga tidak akan berani melanggar apa yang kukatakan. Aku pasti bisa menyayatnya. Ia bilang ia hanya ingin menyenangkan hati Tania, tapi aku tahu ia mencintai seorang perempuan rendahan. Pria itu sama seperti seekor anjing. Semakin kamu tidak memberikan apa yang ia mau, ia akan semakin menjilati pantatmu untuk mendapatkan apa yang ia mau. Nico itu adalah seekor anjing yang sedang dalam masa subur.” Linda menutup matanya dan nada suaranya semakin lama semakin terdengar senang. Selesai berbicara, Linda sudah tidak ingat siapa lawan bicaranya. Baginya, ia sedang berbicara tidak jelas dalam dunia mimpi.

Alex tidak bisa mempercayai pendengarannya. Kalimat-kalimat sumpah serapah itu meluncur keluar dari mulut Linda. Sosok yang ada dibenaknya selama 10 tahun ini, adalah wanita yang jangankan mengatakan kalimat yang memalukan, bahkan setengah kata sumpah serapah pun tidak pernah terlontar dari mulutnya. Kalau bukan karena Alex mendengarnya sendiri, ia tidak akan percaya bahkan jika ia dipukul sampai mati. Ini benar-benar membuka mata Alex.

Bunuh diri palsu!! CD milik kakak ipar Tania!!

Ia mengerti, Alex akhirnya mengerti semuanya!

Linda memanfaatkan kepercayaan dari dirinya dan Martin terhadap Linda, sehingga Linda memiliki hubungan pertemanan yang bisa ia manfaatkan. Bahkan Linda merencanakan drama bunuh diri yang membuat Alex merasa bersalah. Selain Nico yang tidak tertipu dengan penampilan luar Linda, ia dan Martin adalah dua orang bodoh yang jatuh dalam permainan Linda. Semuanya sesuai dengan apa yang Nico katakan di rumah sakit. Apabila Alex menaruh rasa kasihan pada Linda di dalam hatinya, maka Alex akan jatuh dalam perangkap wanita itu.

Ternyata Linda adalah seorang wanita yang begitu menakutkan, pikirannya begitu dalam dan tidak terselami.

“Haha... Mendengarmu berbicara seperti ini, sepertinya Nico itu benar-benar brengsek. Tadi kamu bilang CD itu milik siapa? Bagaimana aku mendapatkannya? Apakah aku juga bisa menikmatinya?” Alex juga berpura-pura berbicara dengan nada orang mabuk. Ini bertujuan agar apabila Linda tiba-tiba terbangun, ia tidak akan curiga begitu melihat Alex yang sedang mabuk pula.

“Aku yang mengambilnya, siapa suruh mulut Levita itu begitu lancang. Aku memberikannya sedikit pelajaran agar ia bisa mati tanpa dikuburkan dengan layak. Apabila orang lain mendekatiku, aku pasti bisa membalasnya. Di tanganku tidak hanya ada begitu banyak salinannya, tapi aku juga menyimpan gambar aslinya di dua komputer. Meskipun Tania memiliki kemampuan untuk menghancurkannya, tapi ia tidak akan bisa benar-benar menghancurkannya. Tania membuatku merasakan kepedihan yang teramat sangat, jadi aku juga mau menyiksanya.” Linda tersenyum dengan senang. Ia merasa ia benar-benar menang mutlak kali ini.

Alex mengepalkan tangannya dan berusaha untuk meredam emosinya. Ia tidak akan kehilangan kontrol atas dirinya sendiri dan melakukan kesalahan. Tapi bagaimana mungkin ia tidak bisa melihat kejahatan wanita ini, ia benar-benar telah kehilangan penglihatannya.

Di dunia ini, sangat sulit untuk bisa mengetahui apa yang sebenarnya orang lain pikirkan. Dari luar, Tania terlihat begitu kuat tak terkalahkan. Terkadang ia bisa marah dan menyumpah, tapi ada banyak momen penting saat Tania justru menunjukkan kebaikan hatinya bahkan terhadap Jiajia. Lalu bagaimana Tania dengan positif dan senang hati turun tangan membantu ketika di Thailand. Ia selalu terbuka dan berkelas.

Mendengar tidak ada siapapun yang berbicara padanya lagi, Linda pun terlelap di atas sofa dengan seulas senyum senang tersungging di bibirnya.

Alex menatap Linda untuk beberapa saat lalu dengan perlahan bangkit berdiri dan naik ke atas. Wanita itu bilang ia menyalin banyak CD dan menyimpan gambar aslinya di dua komputer. Di atas sini hanya ada satu laptop, yang berarti Linda masih menyimpan satu komputer lagi di suatu tempat.

Alex berjalan menghampiri dan menyalakan laptop Linda. Ternyata, ia membutuhkan kata sandi untuk mengakses laptop itu. Alex mencoba tanggal ulang tahun Linda dan mencoba beberapa tanggal lain yang menurut Alex dianggap penting oleh Linda namun semuanya itu salah. Tapi masih ada cara itu.

Alex menutup laptop Linda dan mencari ke penjuru kamar wanita itu. Kalau ia bisa menemukan salinan CD itu, itu sama saja dengan melenyapkan beberapa ranjau.

Alex menemukan beberapa kotak CD di dalam ruang baca dan diam-diam mengambil CD yang ada di dalamnya. Tiga kotak bersampulkan penyanyi, namun CD di dalamnya adalah CD salinan. Alex menduga inilah CD yang ia cari. Alex lalu diam-diam menyetir di malam hari dan pergi membeli beberapa CD kosong di toko CD. Ia lalu menukar CD salinan itu dengan CD kosong yang ia beli secara hati-hati. Alex lalu mengembalikan kotak CD ke urutannya yang semula.

Ketika Alex duduk kembali di sofa, ternyata sudah tengah malam. Melihat kondisi sekarang ini, sepertinya ia masih harus melanjutkan berpura-pura sampai ia bisa menghancurkan gambar di komputer.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu