Terpikat Sang Playboy - Bab 215 Matipun Tidak Rela!

Wanita licik ini, dia tahu Martin akan menghentikannya, jadi dia sengaja untuk loncat, dengan begini, Martin menghalanginya, Alex juga, dia bisa tenang untuk menangis, dia wanita lemah di tahan oleh dua pria kuat, kalau dapat loncat baru sangat aneh.

"Kalian jangan tahan saya, biarkan saya loncat, dihina oleh dia, apa artinya saya hidup" Linda penuh dengan air mata, berusaha untuk melepaskan pegangan mereka, tubuhnya berlari mengarah ke jendela.

Alex dan Martin, satu kanan satu kiri menahan dia, tidak membiarkan dia sembarangan bergerak.

"Linda kamu tenang sedikit bisa tidak, tiduran dulu, ada yang ingin dikatakan perlahan di bicarakan, tidak ada masalah yang tidak dapat di selesaikan" Martin menarik tangan kecilnya, juga menahan pinggangnya, membawanya ke kasur.

"Martin berbicara benar, tenang sedikit" Alex menahan pergelangan tangan satu lagi, tidak membiarkan dia ada kesempatan untuk melompat.

Dua laki-laki itu terkejut sampai penuh dengan keringat.

Nico tidak tahan, cukup frustasi menghela nafas "Kalian dua orang bodoh, dia tahu kalian akan menahannya, jadi dia berani untuk bunuh diri, kalau tidak percaya kalian lepas tangannya, dia sama sekali tidak ada keberanian untuk loncat, dia masih mau hidup dan berhubungan dengan Alex, jadi tidak bodoh untuk bunuh diri."

"Nico kamu tutup mulut, pergi dari sini" Martin dengan marah berteriak, memeluk Linda supaya tidak sembarangan bertindak, sudah sangat mengeluarkan tenaga, dia masih sangat emosi, juga menyesal memberitahu dia.

"Nic, kamu keluar dahulu, saya bisa menyelesaikannya baik-baik." Alex menegaskan, dengan kecewa menatap muka Nico, juga tahu apa yang dilakukan Nico untuk dia, tetapi masalah sudah sangat parah, dia dan Martin tidak boleh bermain dengan nyawa.

Wajah Linda sangat puas, dan ekspresi yang dilemparkan dalam perjuangan, terisak, sangat menyedihkannya.

Nico menatap Linda "Kamu hebat, tetapi saya mau memberitahu kepadamu, kamu sekarang begini sangat memaksa, pada akhirnya tetap tidak mendapatkan apa yang kamu mau, bukan milikmu, kamu mengeluarkan apapun juga sia-sia, sudah sangat tidak adil, kamu sendiri yang akan menerimanya, jangan sampai akhirnya sangat menyedihkan."

Dia selesai berbicara, kemudian keluar dari ruangan.

Linda menggunakan waktu dimana Alex dan Martin tidak memerhatikan, terhadap Nico menatapnya tajam seperti panah, jika mereka mengetahui Linda begini, mungkin dapat merubah pikiran mereka, tetapi tunggu mereka sekali lagi berbalik badan, dia kembali kepada ekspresi yang penuh penderitaan.

Mereka bersama mengembalikannya ke kasur, Alex dengan cepat menariknya, bersamaan hatinya berpikir.

Jika hari ini tidak membicarakan dengan jelas, mengunakan kata-kata yang stabil, terlebih lagi perkataan Nico, nanti akan semakin sulit untuk di selesaikan, dia selalu akan mengungkit mati, dipikir lagi sangat menyeramkan, dia harus bagaimana.

"Kalian kenapa menahan saya, Nico menantang saya, awalnya saya juga sudah tidak ingin hidup, kalian akan memenuhi saya, dan biarkan saya menjaga martabat terakhir, "kata Linda sambil berbaring di tempat tidur menangis, sangat sedih.

Alex menghampiri, sedikit kesal duduk disana, Martin duduk di sisi lainnya.

Menunggu dia tenang sedikit, Martin mulai menasihatinya "Mati tidak akan menyelesaikan masalah, di dunia ini masih banyak laki-laki, menyerahlah dengan Alex, setelah ini kamu bisa cari laki-laki yang mencintaimu, kenapa sangat keras kepala, membuat diri sangat kesakitan, buat Alex juga sangat susah."

Dia sangat berharap, mereka dapat menjadi teman, seperti dulu, hanya ada persahabatan, tidak di rumitkan dengan urusan cinta, dia tahu Alex tidak mencintai Linda, kalau di paksa, dia tetap tidak akan berubah.

Linda hanya menunduk dan menangis, sedikitpun tidak berbicara,

Ekspresinya yang seperti ini, membuat orang lain takut banyak berbicara, dia akan berpikir tentang bunuh diri lagi.

Alex di samping, memikirkan sangat lama, akhirnya dengan berat berbicara "Lin, saya pikir saya tidak pantas kamu melakukan hal ini, dulu adalah salah saya, saya seharusnya tidak membuatmu putus asa, tetapi saya benar-benar tidak mencintaimu, jika diteruskan, hanya dapat melukaimu saja, jadi saya pikir sebaiknya selesai saja, saya yakin kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari saya."

"Tidak perlu bicara lagi, saya tidak ingin dengar......." Linda menutupi wajahnya dengan selimut, bahkan jika dia meninggal, dia bersikeras untuk memutuskan hubungannya dengan dia.

"Kalau begitu kamu istirahat dulu, tunggu kamu baik, baru bicara lagi" Alex memutuskan pembicaraan, jika terlalu banyak bicara takut menyakiti perasaannya, dia hanya berharap dia mengerti, jika dia ingin cinta, dia benar-benar tidak bisa, itu bukan hal yang bisa langsung di kasih, hatinya sudah tidak dapat menerima orang kedua, orang itupun juga sudah pergi, membuat hatinya kosong, tidak ada cara membuat hatinya diisi oleh wanita lain.

Di tempat tidur, mata Linda perlahan meneteskan air mata. Jika dia berpura-pura sebelumnya, dia benar-benar patah hati sekarang, dan sakit hatinya tidak bisa ditambahkan.

Dia mengeluarkan waktu sangat banyak, banyak tenaga, hanya ingin masuk kedalam hatinya, tetapi pada akhirnya, dia tidak mendapat apa-apa bahkan hanya di luar hatinya, dia tidak rela, matipun tidak rela.

Dia mengepalkan tangannya, Alex, kecuali saya mati, jika tidak, kamu akan mendamparkan saya.

Mereka melihat dia menutupi mukanya dengan selimut, tidak bersuara, hatinya sangat khawatir.

Sudah hampir sejam, Alex berdiri "Martin, kamu hari ini istirahat saja, kalau begitu kamu di rumah sakit temani dia, besok baru giliran saya, sore saya masih banyak kerjaan yang harus di urus."

"Tidak apa, kamu pergi saja, saya akan menemaninya, beri dia waktu untuk berpikir baik-baik" Martin tersenyum datar, Alex kali ini tidak beri dia komitmen, perlahan dan jelas menjelaskan kepadanya, ini baru cara yang benar.

Semua orang butuh waktu untuk memikirkan baik-baik.

"Kalau begitu saya pergi" Alex berjalan keluar ruangan, saat keluar, dia menyetir mobil dan tidak kembali ke kantor, dia sedang tidak ada niat, untuk menyelesaikan masalah kantor.

"Silahkan datang kembali" Tania di dalam toko, menggunakan senyum yang menawan, memberikan kepada tamu toko, duduk di depan komputer, menghitung seluruh baju yang terjual.

Jam 3 sore, tamu tidak terlalu banyak, sebentar lagi sudah mau malam, orang-orang baru akan kembali banyak.

"Bos, saya pergi beli ice cream dulu ya, kamu ingin rasa apa?" Pelayan bertanya kepadanya, sambil tertawa.

"Saya yang pergi saja, terlalu banyak duduk, pantat sudah tidak tahan, pergi keluar lihat-lihat" Tania mematikan komputer, membawa dompet keluar.

Pelayan mengelilinginya, masing-masing memberitahu rasa ice cream yang diingini kepada Tania "Baiklah, saya sudah tahu, kalian jaga toko baik-baik."

Tania mendorok pintu toko, berjalan keluar, udara panas langsung menghampirinya, dia menggunakan sepatu high heels, berjalan di jalan, juga suka ice cream itu, harus berjalan beberapa langkah baru sampai.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu