Terpikat Sang Playboy - Bab 107 Curi Ciuman!

Setelah menghabiskan gantungan air infusan di dalam rumah sakit, Tania keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah kaca untuk memulihkan kesehatan.

Setelah dokter berkomunikasi dengan pihak keluarga pasien, bertanggung jawab atas tindakan pemulihan selanjutnya, sisanya tidak ada hal yang lebih rumit,hanya perlu pasang air infusan 5 hari lagi,ditambahakan beberapa suplemen bernutrisi dan Nico akan datang untuk menjaganya sebentar.

Setelah Alex dan Sekretaris Melinda selesai berpesan, bahwa beberapa hari ini akan bekerja dirumah, menyuruhnya agar berkas yang harus diurus dalam waktu dekat ini, dibawa ke rumah kaca dan beberapa yang bisa ditunda disimpan dulu, tunggu dia kembali ke kantor baru dibicarakan lagi.

Sepanjang hari ia menemani Tania, Dia tidur di dalam kamar, Alex berada disampingnya melihat berkas, terkadang saat dia merasa lelah melihat berkas, dia akan tidur di sisinya sebentar.

Saat masa sunyi dan tenang ini, biarkan hati mulai terisi penuh dengan rasa aman dan penuh kepuasan.

Meskipun akan memasuki musim dingin, hati telah mengantar pada musim semi, sementara hati rakus menikmati kebahagiaan dan rasa manis ini, sambil berhati-hati, seperti berusaha memegang gelas yang rapuh, agar tidak terjatuh.

Tania terbangun dari tidurnya, langit terasa redup, air infusan telah habis, Alex juga berada disampingnya ketiduran dengan berkas yang ada di samping tangannya.

Tania dengan diam dan pelan membangunkan badannya, lebih mendekatinya lagi.

Hari ini dia memakai baju santai bewarna pink putih,rambut coklat gelap yang mengapung lembut di alis. Panca indra yang indah menyerupai orang barat, juga disertai kelembutan dari orang timur,dan bulu mata yang panjang nan lentik.

Sosok pria campuran seperti dia, benar-benar menawan, makanya tali jodoh begitu kuat.

Melihat bibirnya yang tipis dan indah, tiba-tiba dia memikirkan sesuatu, diam-diam dia bangun, mengayunkan tangan ke depan matanya, dan meniupkan angin ke wajahnya, yakin bahwa dia tidak bereaksi, dia mencondongkan tubuh ke arahnya. Kemudian dia berpikir untuk cara lain, ia memutar kepalanya ke sisi lainya, membiarkan bibirnya ketemu disamping bibir, dan mendarat dengan pelan.

Langkah ini gila, membuat jantung berdetak semakin kencang dan yang paling penting, dalam hati terasa manis bagaikan madu.

Terpikir bahwa dia sendiri yang berinisiatif untuk menciumnya, wajahnya mulai memerah, selagi Alex masih belum menyadarinya, mendingan dia segera mundur kembali saja.

Ketika ia memposisikan bibir untuk mulai menciumnya, mata Alex tiba-tiba terbuka, empat mata saling berhadapan,dia sama sekali tidak terlihat seperti baru bangun, mata biru itu bersinar dengan cahaya yang menggoda.

“Kamu tidak tertidur?”

“Saya hanya menutup mataku dan bermeditasi”, dia tersenyum

Senyumannya sehangat angin musim semi.

Wajah Tania berubah menjadi merah bagaikan tomat, Ya Tuhan dia ingin pergi menabrak tembok. Dia itu kerasukan hantu atau kebanyakan tidur ya, kenapa bisa melakukan hal bodoh ini, kali ini bakalan diketawain sampai mati, dan dibunuh olehnya.

“itu…..itu…kamu lanjutkan saja meditasinya, saya mau pergi minum air putih” Dia perlahan menghadap turun ke bawah, ingin lompat dari ranjang.

“Hey.. Jangan pergi, ada yang berani cium tapi tidak mau mengakuinya?” Alex membangunkan badan dan menarik kakinya, perlahan mendekati Tania dan mendekatkan ke wajahnya, “Ayo, cium sekali lagi”

“Tidak tahu malu” Tania menepuk wajahnya, “Tadi itu mau lihat apakah kamu sudah bangun atau belum, makanya begitu. Kamu pikir saya mau mencium kamu? Kamu pikirnya melenceng”.

Alex menghadapkan kepalanya lebih dekat lagi “kalau begitu anggap saja saya berpikir melenceng, lagian kita hanya cium, tidak kurang sekali lagi, atau saya berpura-pura tidur lagi? Kamu tahu tidak, tadi bibirmu betapa lembut, saya belum puas merasakannya, kamu sudah pergi, kamu sengaja menggoda saya ya.

Semakin dekat dia, Tania semakin tersandar.

“Tapi ciuman saya sangat suci”, Tania menjawabnya dengan polos. Orangnya sudah terpaksa terbaring di ranjang, dengan posisi badan yang terjepit.

“segera akan menjadi tidak suci lagi, biarkan aku memberitahumu apa yang disebut ciuman.” Bibir Alex mendarat ke bibirnya, dengan api yang terbakar mendarat ke bibir Tania, memancing bibirnya terbuka dan berbalik ke sisi yang berlawanan lalu mencium bibirnya. Keindahan sudut dan ciuman lembut itu membuat orang tidak tahan untuk tidak kecanduan.

Ketika ciuman semakin dalam, api di sekitar mereka secara bertahap dinyalakan, dan piyama di tubuhnya ditarik dengan lembut olehnya, semuanya jadi terbuka.

Ternyata beneran, ciumannya membuat orang lain segera tidak suci lagi.

Bibirnya jatuh ke tulang selangka, dan menciumnya atas bawah,tanpa dia sadari, pelan-pelan dia sudah tanpa busana. Inilah kehebatannya, kapan waktunya ia melepaskan bajunya, terkadang sama sekali tidak terduga olehnya.

“Aku seorang pasien, rasanya tidak baik melakukan latihan seperti ini, suster saja menyuruhku untuk beristirahat dengan baik”. Tania dengan ekpresi susah bertahan , sambil berkata.

“Jika kamu tidak menginginkannya, saya akan menghentikannya” Alex tahu bahwa Tania lain di hati lain di mulut, ia menghentikan dan seperti mau turun dari ranjang.

Tania membalikkan badan dan menahannya “perkataanku belum selesai, walaupun dia berkata demikian, tapi menurutku keluar sedikit keringat juga baik”.

Dia mengelus tenggorokannya dengan jari-jarinya, “lebih baik kita bergerak saja”, Wah dia genit !

Kepala Tania mencium ke bawah.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, dan Nico tiba-tiba muncul di depan pintu,membuat mereka berdua yang lagi semangat, tiba-tiba terkejut bangun, dan yang paling parahnya lagi, Tania masih belum mengenakan pakaian.

“Ahh………”

Alex merespon dengan cepat, segera menggunakan selimut untuk membungkus tubuh Tania. Ia berteriak menghadap ke Nico “Matamu melihat kemana, sebelum masuk bukannya mengetuk pintu dulu, kamu benar-benar seorang idiot”.

Nico memandangi gambar bagian ini dengan tatapan tertegun, ia tahu bahwa mata tidak boleh tertuju ke bagian yang tidak boleh dilihat, tapi ini begitu pas dan tidak sengaja harus terlihat.

Bagaimana dia tahu bahwa seorang pasien bisa melakukan hal semacam ini, dia terlalu melebih-lebihkan daya tahan mereka.

“Kakak, saya ingin melapor kembali, beberapa hari yang lalu, kakak sendiri yang mengatakan supaya tidak mengganggu kakak ipar sedang istirahat,maka masuk saja jangan mengetuk pintu,dan kemarin saya juga jam segini datang ke sini, secara aturan harusnya kalian tidak melakukannya pada saat jam segini,,,” Nico sampai canggung antara mau pergi meninggalkan tempat atau harus bertahan di sana.

Tania bahkan punya perasaan ingin mati saja, memeluk erat selimut, mata menatap Alex.

“Itu--, Ini masih perlu gantung tidak?” Tangan Nico membawa air infusan, sambil berteriak dengan kencang.

“Kamu keluar dulu beberapa menit, kemudian masuk kembali, ingat ketuk pintu”. Alex dengan terpaksa harus mengatakan, soal kemarin memang dia yang mengatakannya, berpesan agar mereka boleh masuk, tidak perlu mengetuk pintu.

“Ok---” Nico mundur keluar, menghembuskan nafas dengan kencang, Ya Tuhan, sungguh stimulasi yang seru.

Tania mendorong Alex, dan segera memakai baju, setelah 15 menit kemudian, Nico masuk dan mengambil pergelangan tangannya, memberikan dia suntikan infus. Gerakan dia sangat pelan dan cepat, lebih baik daripada suntikan suster, belum begitu terasa sudah selesai.

Keduanya menjadi sangat canggung dan tidak alami.

“Kakak Ipar, beberapa hari ini sudah terasa baikan kan, besok masih ada 1 hari, lusa tidak perlu gantung air infusan lagi”.

Nico mengatur kecepatan air tetes infusan sambil tersenyum mengatakannya. Beberapa pemikiran yang tidak realistis dalam gambaran tadi, benar-benar hilang seketika

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu