Terpikat Sang Playboy - Bab 133 Ingin Menangis, Namun Tidak Bisa Menangis!

"Bagaimana mungkin dia tidak tahu akan kehamilannya sendiri?" Alex tergeletak diatas meja, kesepian.

"Ini belum tentu, akhir-akhir ini suasana hatinya tidak baik, setiap hari tidak tahu apa yang dia lakukan, bahkan sembarangan melewati hari, dia mana mungkin memperhatikan hal ini" Nico teringat waktu bersama Tania di mobil, dia seperti tidak tahu apa-apa, lalu menyimpulkan bahwa dia benar-benar tidak tahu, jika tidak dia mana mungkin berekspresi seperti itu.

Setelah mendengarkan kata-katanya, Alex pun menertawai dirinya sendiri "ternyata benar Tuhan sedang menghukumku" hatinya semakin sakit, dia mengambil bir di atas meja dan meminumnya.

Jika bangun dari tidur, dan itu hanya sekedar mimpi, betapa baiknya itu, anak mereka pergi begitu saja, itu adalah anaknya Alex dan Tania.

Nico menggelengkan kepala, membuka satu per satu botol bir, mendorongnya kedepannya. Hari ini selain mabuk, tidak ada cara lain lagi. Besok setelah bangun , apa yang terjadi telah terjadi , siapapun tidak bisa mengubahnya.

Goresan luka di dada mereka, entah butuh waktu berapa lama baru bisa memulih.

Alex mabuk, bangunan rumah sakit yang jauh, ada jendela sporadis yang memantulkan cahaya, seperti kotak korek api kecil. Dan salah satunya, yang manakah kamarnya ? dia sekarang apakah masih koma atau sudah siuman,dia ingin pergi menemuinya, sangat menginginkannya, meskipun dia tidak tahu harus berbuat apa.

Dia mengulurkan tangannya dan meraih lampu-lampu itu, namun yang tertangkap hanyalah udara dan kekosongan.

Tania, Mengapa kita harus berakhir seperti ini? Betapa aku menginginkan untuk bersamamu selamanya, dan sekarang tidak ada lagi kemungkinan itu. Dia sendirilah yang mengurangi kemungkinan ini menjadi nol.

Diruangan pasien, Tania masih dalam keadaan koma, keluarga Tania terus berjaga disana,

Waktu sudah larut malam, semua orang kelelahan namun tidak ada sedikitpun rasa kantuk.

"Paman, apakah kalian mau pulang dulu? Ada aku disini menemaninya , jika nanti dia sadar , aku akan segera memberitahu kalian" Vincent melihat Siska duduk di tepi tempat tidur, dan Levita bersandar di sofa, dengan keadaan seperti ini menginap sepanjang malam, tubuh tentu saja tidak akan tahan.

“Baiklah, pulang tidur dulu, bangkitkan semangat. Tania masih mau bergantung pada kita untuk menjaganya, jadi kita tidak boleh jatuh dulu.” Ujar Ayah Tania, dia meminta Vincent untuk menjaga Tania, dan membawa pulang keluarga untuk beristirahat .

Vincent berjalan ke sisi Tania, menjepit-jepit selimutnya, dan menyentuh wajahnya dengan lembut. " Kamu kok bisa sebodoh ini membiarkan dia menyakitimu? Tapi kamu jangan sedih, aku akan menjagamu dengan baik, tidak akan ada yang menyakitimu lagi. "

Alis Tania bergerak, dia bisa merasakan kedua tangan yang dingin dan lembut dalam mimpinya, namun hatinya masih terasa kosong.

Jam 6 pagi, langit belum sepenuhnya terang. Tania bangkit dari koma, kelopak matanya masih terasa sangat berat , melihat-lihat sekeliling dan dia berada di rumah sakit.

Tangannya bergerak, lalu menyadari bahwa ada sepasang tangan menggenggam tangannya. Dia memiringkan kepala dan melihat pria yang bersandar di tepi tempat tidurnya, rambutnya hitam seperti giok hitam, dia adalah Vincent.

"Kamu kok bisa disini?!"

Dia mulai mengingat akan kejadian yang terjadi, Alex menggandeng tangan Linda dan mempermalukannya didepan umum, dia dipukul dan kemudian terjatuh . Menginjak-injaknya didepan keramaian, dia berdiri dan ingin keluar dari aula, kemudian hanya ada bayangan putih.

Teringat, Semuanya telah teringat, Dadanya bergejolak dengan sangat intens, dia ingin menangis tetapi tidak bisa menangis. Dia hanya merasa kehabisan nafas seperti orang mau mati pada umumnya.

Vincent merasa bahwa dia tampaknya sudah siuman, dia dengan kantuk mengangkat kepalanya. Dia melihat bahwa dia tampak tercekik dan terengah-engah. "Tania, kamu kenapa? Apakah kehabisan nafas? Aku akan memanggil perawat," Ujarnya , lalu dia berdiri dan ingin berlari keluar.

"Tidak perlu -" Tania menarik lengan bajunya dan menggeleng-gelengkan kepala.

Vincent menatapnya dengan cemas,"tapi kamu--"dengan keadaannya yang seperti ini mengatakan tidak apa-apa, sungguh membuatnya sangat tidak tenang.

“Aku baik-baik saja, aku bersungguh-sungguh, kamu duduk saja.” Dia meremas lengan bajunya dengan erat dan Vincent terpaksa duduk.

"Kamu pasti sudah tahu semuanya bukan? Kamu pasti merasa aku sangat konyol dan bodoh kan? Dia bilang sudah bosan denganku, jadi ingin bercerai denganku. Aku memberinya kesempatan untuk menyakitiku. Menurutmu apakah ini hal yang pantas aku dapatkan? Apakah ini semua kesalahanku sendiri? Apakah aku benar-benar memalukan? Orang seperti dia mana mungkin merendahkan diri dan memintaku untuk kembali. Aku terlalu tidak berotak, terlalu bodoh dan terlalu naif "Tania melihat kelangit-langit, berkata dengan suaranya yang lemah. Dia sekarang bahkan tidak memiliki kekuatan untuk berteriak.

Vincent menggenggam erat tangannya "Tidak, kamu tidak bodoh. Kamu hanya mengikuti hatimu sendiri. Tidak masalah. Bangkit dari keterpurukanmu, semuanya telah berlalu. Ketika matahari terbit, kamu akan tahu bahwa hidup masih sangat indah. Kami semua akan selalu mendukungmu. "

Tania menunjuk-nunjuk dadanya sendiri, dan mulutnya bernafas lebih kencang "Tetapi disini terasa kosong, sangat kosong. Apakah sudah dikosongkan? Beritahu aku! Apakah kalian mengantarku ke rumah sakit dan mengeluarkan hatiku? Aku sekarang ingin sekali menangis, tapi tidak bisa menangis keluar. Aku ingin bernapas dengan nyaman namun merasa sangat sesak. Bisakah aku melihat matahari? Beritahu aku, apa yang terjadi padaku sebenarnya. Apakah benar aku tidak bisa menangis lagi, tidak bisa berteriak lagi? Tolong beritahu aku, " Dia meremas pakaiannya dengan sembarangan.

“Jangan seperti ini, Tania, jangan begitu" Vincent memeluknya, membelai rambutnya, dan menenangkannya " Kamu tenang dulu, aku akan memberitahumu semuanya."

Tania dalam pelukannya pelan-pelan merelax , detak jantungnya berdebar dengan cepat dan kuat, penuh dengan vitalitas. Baginya, ini adalah irama yang luar biasa.

"Tania, aku beritahu kamu, kamu akan hidup dengan baik. Jantungmu sangat sehat, tubuhmu juga sangat sehat. Kamu bukan saja dapat melihat matahari terbit, tetapi juga dapat melihat matahari terbenam. Kamu dapat melihat musim semi dan musim gugur, dapat melihat lebih banyak lagi pemandangan yang indah. Hidupmu barulah berlalu sedikit, kamu masih memiliki banyak waktu. Dia bukan akhir dari hidupmu. Apakah kamu sudah mengerti? " Vincent berkata dengan nada lembut, tidak berani mengganggu keadaan hatinya yang sudah stabil, dia sangat takut dia tiba-tiba mulai menggila lagi.

Penyakit hati tidak ada obatnya, lebih mengerikan dibandingkan penyakit mematikan.

"Aku mengerti, aku mengerti, aku tidak akan pernah mencintainya lagi. Aku tidak akan pernah memikirkannya lagi, tidak akan pernah bersedih untuknya lagi. Dia tidak layak untuk itu, benar-benar tidak layak." Hatinya akhirnya terbangun dari kelumpuhan. Tetapi rasa sakit luar biasa yang kemudian datang, menarik-narik hatinya, membuat air matanya seperti mata air yang tidak pernah berhenti "Huhuhu ,,,,,"

Dikamar pasien, dia menangis dengan sangat sedih, Vincent berpikir, ternyata benar wanita itu terbuat dari air. Tetapi ini adalah air beracun, jika tidak membiarkannya mengalir keluar, lama-kelamaan itu akan mengikis organ dalamnya.

Dia tahu, bahwa walaupun nantinya dia tidak akan memilihnya, namun dalam kehidupan ini dan di dunia ini, dia tidak mampu untuk melepaskannya, bahkan sampai akhirnya nanti, dia hanya sendirian untuk selamanya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu