Terpikat Sang Playboy - Bab 29 Tidak Ada Waktu Untuk Menemanimu!

Pada malam yang tenang, Tania mengenakan pakaian tidur, tubuhnya condong ke jendela merasakan angin malam, langit yang hitam seperti jalan masuk ke neraka.

Alex sudah tertidur pulas di atas kasur, dia tersenyum di dalam hati, malam ini terasa lebih baik dari pada malam kemarin, paling tidak setengah bagian kasur tidak akan dingin lagi. Besok pagi setelah bangun bisa melihat wajahnya, di dalam hatinya mengatakan menjadi suami istri yang terpenting bukanlah tidur bersama, tetapi bangun bersama.

Kata-kata yang di ucapkan oleh pria itu, lagi-lagi berkumandang di telinganya membuat dadanya terasa sakit lagi. Heh, Dia rasa akan sulit melahirkan anak untuknya.

Dia menutup jendela, dan naik ke atas kasur, menarik kembali selimut yang telah di ambil pria itu,lalu menyelimuti dirinya.

Dia tidur menyamping, dia melihat pose tidur pria itu sangat bagus, tidak mendengkur, tidak terdengar suara gertakan gigi, sungguh enak di pandang, bahkan dia sedang tidur juga memiliki daya tarik. Dia sudah begitu besar tetapi baru pertama kali tidur bersama orang lain, sekarang dia baru percaya bahwa orang ini adalah suaminya.

Tangan dan kakinya sangat dingin, waktu membalikan badannya tidak sengaja menyentuh tubuh pria itu. Awalnya pria itu tidur menghadap ke langit-langit, lalu pria itu berbaik memeluk pingang wanita itu, tubuh pria itu sangat panas seperti api, dalam sekejap menghangatkan tubuhnya yang dingin.

Rasanya menyerang tanpa terasa dia tidur di dalam pelukan pria itu, di dalam mimpi dia mendengar suara detak jantung yang kuat.

Waktu bangun di pagi hari, Alex baru menyadari, dia memeluk seorang wanita, sangat lembut, dan sangat wangi, siapa dia? Melihat wajahnya yang cantik, dia baru ingat dia menikahi Tania.

“Istriku,Kamu mengunakan lenganku sebagai bantal, apakah tidurmu terasa nyenyak?” Pria itu tersenyum dan membangunkannya, di dalam hatinya terdapat marah.

Tania mengerakan kepalanya dengan terlihat masih mengantuk membuka matanya, melihat wajah alex yang tersenyum, di dalam senyum itu terdapat pisau yang tersembunyi, dengan perasaan yang tidak senang mengatakan: “Sedikitpun tidak nyenyak, sekarang leherku terasa sakit, lain kali tolong jangan biarkan tanganmu membentang ke sini.”

“Aiya.., jelas-jelas kamu sendiri yang masuk ke dalam pelukanku, dan masih berani untuk berdalih.” Alex memegang kencang leher wanita itu.

“Orang yang berdalih itu adalah kamu, saya hampir tercekik mati olehmu, apakah kamu ingin membuat kasus pembunuhan, lepaskan saya, dasar bajingan!” Tania mencungkil tangan pria itu, memutar dan mengorek. Hanya saja tidak mengigit tangannya.

Alex melepaskan dia, menarik kembali lengannya, dan mendorongnya, “Saya peringatkan kamu untuk yang selanjutnya waktu tidur tidak boleh memeluk saya. Tidak boleh mencari kesempatan masuk ke dalam pelukanku.”

“Saya pikir lebih baik kamu memperingatkan dirimu sendiri, jangan letakan tanganmu di pinggangku, jangan mendekatkan wajahmu ke arahku, apakah kamu tahu kamu memiliki mulut yang bau.” Tania mencela pria itu, dan tidak peduli apa yang terjadi nanti.

“Benarkah saya memiliki bau mulut?” Alex sangat terpukul, “Baiklah, saya akan membuatmu mati mencium bau mulutku!” Pria itu menarik tubuhnya lagi, lalu menekannya ke tubuhnya. Menyiapkan bibirnya untuk menciumnya, dia mengeluarkan lidahnya memasukan ke dalam mulut wanita itu, lidanya masuk keseluruh sudut mulut.

Alex merasakan responnya dan segera mendongak, “Kalau saya memiliki bau mulut kamu tidak akan suka jika saya cium .“

“Apakah ada? Dasar terlalu cinta pada diri sendiri membuat kamu banyak mengkhayal, padahal mulutmu bau begitu, bahkan babi juga akan merasa jijik!” Tania memperlihatkan tatapan yang congkak, dan suara gendang di hatinya.

“Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku, karena saya memberikanmu air liurku di pagi hari agar kamu tidak haus. Kamu lebih buruk dari pada babi, kamu adalah phoenix yang telah kehilangan bulunya!” Alex mencemooh dia, dia selalu memiliki cara untuk menyakiti orang lain.

Wajah Tania berubah pucat, dan Alex dengan perasaan senang bangun dari kasurnya.

Dia bermaksud turun ke ruang tamu untuk sarapan, dan sengaja di depan wanita itu meminum air mineral. Wanita itu merasa lapar dan haus , lambungnya terasa sakit, merasa dirinya sangat sekarat. Bahkan sampai akhir dia tidak boleh terlihat lemah.

Hari ketiga, kembali ke rumah orang tuanya.

“Saya sudah menyuruh orang menyiapkan hadiah. Kamu pergi sendiri, saya tidak memiliki waktu senggang untuk menemanimu!” Alex dengan enteng mengatakan hal itu. Sambil dia menelepon seorang wanita untuk pergi makan, sambil memperhatikan reaksinya.

Tania menghadap ke cermin menutupi mukanya yang pucat dengan bedak, dengan tenang mengatakan : “Tidak masalah, saya bisa pergi sendiri!” Dia berdiri dan mengambil tas lalu keluar dari kamar tersebut, tanpa menatap matanya pergi begitu saja.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu