Terpikat Sang Playboy - Bab 290 Penuh Dengan Antusias!

Nico setiap hari datang bersama asisten dokter untuk memeriksa, Tania ingin bertanya kepadanya banyak sekali, Alex sedang apa, tetapi setiap perkataan tidak dapat keluar dari mulutnya.

Dia juga merasa, Nico akan inisiatif berkata kepadanya, walaupun hanya mengobrol sedikit juga tidak masalah, tetapi tidak tahu karena di ruangan ada orang lain apa bagaimana, dia tidak bicara apapun, setiap hari yang diucapkan hanya perkataan rumit, sedikitpun tidak berhenti.

Hati Tania sangat pahit, mungkin dia juga merasa aneh dengannya, masalah dia dengan Alex pasti dia sudah dengar, dia juga merasa itu salahnya.

Siang hari, Johan dan Levita datang ke rumah sakit.

Tidak ada perang yang lama diantara saudara, amarah Johan juga mudah pergi.

Karena Alex tidak datang, tidak ada orang yang membantu membersihkan tubuh Vincent, beberapa hari lalu meminta bantuan suster laki-laki, tetapi Tania merasa tidak terlalu teliti, jadi tidak memanggilnya lagi, lalu terpikir, Alex setiap hari sangat teliti, sudah cukup menyusahkan dia.

"Kak, kalau malam kamu ada waktu, kamu dapat kemari untuk membersihkan Vincent tidak, aku wanita tidak begitu enak" Tania memohon, dan berkata.

Levita tidak bermaksud "Bukannya ada Alex."

Muka Tania menjadi muram, lalu berusaha tenang dan tersenyum "Dia sibuk, jadi tidak datang lagi" dia dengan cepat berbicara.

"Ah!!!" Levita terkejut, lalu membalikkan tubuh dan dengan canggung terdiam.

Johan disana mengejek "Aku sama sekali tidak heran, Alex itu orang seperti apa, di bar semalaman, setiap hari banyak acara, mana mungkin dapat bertahan menemanimu diam di rumah sakit, sehari dua hari tidak bagaimana, kalau dalam waktu panjang, sifatnya akan terlihat, adik, kamu tenang, aku setiap pulang kerja akan kemari."

"Eng!" Tania mengangguk, menggigit bibir, tidak berbicara.

"Aduh.... aku rasa aku tidak seharusnya berbicara seperti itu, sebenarnya tidak bisa menyalahkan dia, kalau dia setiap hari menjaga wanita orang, menyuruh Tania membersihkan, Tania juga tidak tahan, apalagi Vincent adalah musuhnya, ini adalah masalah hati dan kesabaran." Levita berdasarkan masalah berbicara kebenaran.

Johan mengerutkan kening dan marah "Kamu bisa membalikkan tanganmu"

"Aku mana ada, hanya bicara kebenaran." Levita membalas.

Kakak ipar berbicara demikiran, Tania tiba-tiba tersadar, kakak bicara benar, mereka hanya berdiri di posisi yang berbeda saja, untuk wanita yang disukai Alex, dia akan lebih hati-hati dan tidak mentolelirnya."

"Kak, kalian hari ini dapat bantu aku melihat ini, aku ingin pergi sebentar." Tania berdiri, sedikit terburu-buru memakai jaket.

"Tidak apa, hari ini minggu, aku dan istri ada waktu, kamu juga harus pergi keluar sekali-kali." Johan tersenyum.

Tania tersenyum dan berterima kasih, memeluk tas, bahkan rambutnya tidak sempat disisir rapi.

Udara dan cahaya di luar, membuatnya seperti keluar dari dalam gua, seketika tidak terbiasa, dia menghentikan taksi, dia dan Alex tidak dapat begini, pasti dapat menemukan cara yang baik, dia terlalu tertekan, dia hanya tidak mengganti sudut pandang, dia mengakui sifatnya tidak baik, membuat masalah menjadi runyam.

Sampai di taman kaca, dia tidak masuk, di depan pintu, meneleponnya, hatinya berdegup cepat, membuatnya sangat ingin meminta maaf, sudah membuat orang yang dicintainya berbuat diluar batas.

Berdering cukup lama tetapi tidak ada yang menjawab, tidak tahu apakah dia mendengar, pasti, kalau ada, dia tidak mungkin tidak angkat.

Hatinya berimajinasi, Alex sama dengannya sekarang, dalam waktu yang panjang, juga memikirkan hal untuk baikan dengannya, mungkin wajahnya akan canggung.

Selesai berdering, hari ini adalah minggu mungkin dia ada di rumah, sudahlah, harus berani berdiri di depannya, dia berjalan ke depan pintu, keamanan sudah berganti orang, mereka tidak kenal Tania.

"Aku adalah....." Tania sendiri tidak tahu harus dipanggil apa, dia bertanya "Alex di rumah?"

"Dia bersama dengan temannya pergi bermain golf." Keamanan menjawab dengan jujur.

"Oh...., baiklah, terimakasih!" Tania memaksa tersenyum, bermain golf, sepertinya dia menikmati hidup, tidak seperti yang dia pikirkan, dia seperti berada di dalam sinetron.

Hatinya mulai tertekan, tetapi dia tetap pergi ke taman golf, itu adalah tempat terbaik untuk menyegarkan pikiran, dulu juga sering menemani ayah, tetapi dia sama sekali tidak suka bermain.

Sesampainya disana, dia turun dari mobil, dia segera masuk, mukanya tidak baik, kepalanya tidak berbentuk, pakaiannya juga berbau, ini adalah keadaan yang paling buruk.

Saat masuk, dia langsung bertanya "Ada yang lihat Alex?"

"Dia ada didalam ruangan istirahat, satu jam yang lalu sudah selesai bermain, di gedung nomor 3" Pelayan dengan raman menjawab dan menunjukkan arah.

Tania mengikuti jalan, pelan-pelan menuju tempat peristirahatan, dia sangat bodoh, tidak menggunakan mobil malah berlari.

Menarik nafas, lalu berjalan masuk, di dalam terlihat laut yang sangat cantik, dia ingin berhenti sebentar untuk melihatnya, harus berbicara bagaimana, dia spontan mencarinya, dia mungkin akan merasa tersentuh.

Berdiri di depan pintu, di dalam sepertinya sangat ramai, hatinya berdegup sangat kencang, dia mendorong pintu dan masuk.

Dari luar sudah terasa hangat, dalam ruangan penuh dengan wanita menggunakan bikini, dada dan pantat yang besar, yang membuatnya terlihat sangat bodoh adalah Alex bersama beberapa laki-laki lain dikelilingi wanita itu, tertawa sangat senang, Tania tiba-tiba mundur, seperti dibuat kaget.

Hatinya berdegup sampai merasa sangat berat.

Seorang wanita memegang bunga, awalnya ingin membawanya kedepan, tiba-tiba diambil oleh seseorang, semua tidak tahu apa yang terjadi, Alex juga baru mengangkat kepala, melihat Tania dengan keadaan marah menerobos pergi.

"Kamu....."

Mulutnya hanya mengeluarkan sepatah kata, Tania membawa bunga dan tidak bersuara lalu melemparkan itu kepadanya "Mati kamu, mati, mati...."

Kelopak bunga merah itu beterbangan, teman yang duduk di sebelah Alex perlahan menjauh, wanita bikini juga terkejut dan pergi.

Alex hanya dapat menahannya, tetapi tidak bersuara, dia tiba-tiba seperti orang gila, dia hanya dapat menunggu sampai dia tenang dan menjelaskan.

Segenggam bunga yang dilemparnya hanya tersisa tangkai, dia juga melempar tangkai itu ke tanah, matanya sangat sakit seperti dicubit, dia menelan ludah "Bagus, minggu yang baik, lanjutkan main, main sampai senang."

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu