Terpikat Sang Playboy - Bab 211 Malam Tanpa Tidur !

Sudah sampai !

Dia baru menyadari bahwa dia sedang bermimpi tadi, dan sekarang dia terbangun, kembali ke kenyataan, tetapi hatinya merindukan untuk masuk lagi ke mimpinya dan tidak pernah bangun lagi.

Tidak boleh, dia menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa dia meninggalkan orang yang dicintainya seperti ini? Dia terlalu tidak berbakti.

“Sudah bangun?” Vincent memandangnya yang baru bangun dari tidur, ia tampak agak sedikit bodoh. Dia memperkirakan bahwa ia masih belum begitu sadar.

Tania menepuk wajahnya,"Aku sudah bangun, ayo turun." Dia membuka pintu dan turun. Malam hari di musim panas tidak sepanas siang hari, dan vila megah itu berdiri di depan matanya. Ini adalah tempat tinggalnya dari kecil, baru pergi beberapa hari, tempat itu sudah agak terasa asing.

Rasanya seperti sudah lewat begitu lama.

"Tania, kamu akhirnya bisa pulang, kamu membuat ibu sangat khawatir.” Siska berlari keluar, memeluknya dengan erat, dan memeriksa setiap bagian tubuhnya dari atas ke bawah, “Apakah Alex orang jahat itu ada memukulmu, membully mu? ".

"Tidak apa-apa, Bu." Tania dibuat tertawa oleh ekspresi gugup sang ibu, hatinya terasa hangat.

"Baguslah kamu sudah pulang, jangan katakan lagi, ayo masuk ke rumah." Ayah tania sangat senang melihat putrinya dapat kembali dengan selamat, dan hatinya yang menggantung itu akhirnya bisa diturunkan juga ... "Apa yang ayah katakan itu benar, ayo aku bawa kamu masuk. Beberapa hari ini dikurung, pasti tidak ada air untuk diminum, dan tidak ada makanan untuk dimakan, dan seluruh tubuh pasti sudah lemas bukan?" Imajinasi Levita mulai bekerja.

Dahi Tania keluar keringat dingin, mereka memikirkan Alex seperti seorang pembunuh. Dia dituntun beberapa langkah oleh Levita, dan tiba-tiba dia melepaskan tangannya dan berlari ke sisi mobil. Membuka pintu belakangnya, lalu mengambil kantung plastik putih.

“Apa ini ?!” Johan penasaran dan bertanya, orang yang diculik kok dapat membawa pulang sesuatu?

"Oh, ini adalah produk lokal yang diberi oleh teman baruku. Ini melon dan anggur beras. Melon itu sangat manis. Anggur beras ini juga sangat lezat. Kamu pasti belum pernah memakannya. Kamu harus mencobanya nanti. "Tania berkata sambil mengangkat kantong plastik itu dengan tangannya, alisnya menari, ia sangat bersemangat.

Melihat keluarganya terbengong, Vincent berdiri di samping sambil menjilat bibirnya yang tipis.

Tania tidak wajar menurunkan kantong yang ada ditangannya, ia menyimpan senyumannya "Mengapa kalian melihatku seperti itu?"

“Tania, kamu diculik oleh Alex? tapi kok rupamu sekarang ini, kelihatan seperti orang yang baru pulang dari tour. Masih membawa oleh-oleh lagi.” Levita meras aneh. Sepertinya tebakannya tidak benar.

"Adik, kemana saja kamu beberapa hari ini dengan Alex? kedengarannya seperti… tidak tampak seperti marah?" Johan melihat Vincent, kata-katanya belum keluar dan diputarkannya lagi, dia sebenarnya ingin berkata, kelihatannya sangat bahagia.

Siska dan Ayah Tania bertukar pandangan. Mereka berpikir, jangan-jangan pikiran putrinya telah di racuni lagi oleh Alex.

"Ini - aku bisa masuk dulu ke rumah dan mengatakannya lagi nanti." Tania menunjuk ke arah vila, ia berjalan dengan tergesa-gesa, dia benar-benar ingin mengetuk kepalanya sendiri. Di dunia ini, mana ada sandera yang bahagia diculik. Tidak heran mereka semua merasa aneh.

Masuk ke rumah, Tania memberikan barang di tangannya ke pelayan, kemudian ia duduk diruang tamu.

Vincent dan anggota keluarganya duduk di sisi kiri dan kanannya, mengelilinginya.

Tania melihat mereka dan berkata, "Sudahlah! Jangan melihatku seperti ini. Aku akan menceritakannya. Dihari itu aku ditarik ke dalam mobil oleh Alex. Dia mengikatku dengan tali dan menutup mulutku dengan selotip. Setelah memberontak beberapa saat, aku dilemparkan ke dalam mobil barang olehnya. Mobil itu membawa aku dan dia ke sebuah perdesaan. Setelah dia memastikan bahwa aku tidak akan lari, dia pun membuka ikatannya. Pak sopir orangnya sangat antusias dan dia tidak tahu bahwa aku diculik olehnya. Dia mengundang kami untuk pergi ke rumahnya. Aku belum pernah ke tempat seperti itu. Aku merasa semuanya sangat baru. Ditambah lagi orang-orang di sana sangat sederhana dan ramah, tidak terasa, aku disana sudah tinggal beberapa hari. Ceritanya begitu saja."

Sebagian besar dari apa yang dikatakannya adalah benar, dan sebagian kecil adalah untuk menutupi masa lalunya.

"Dia mengikatmu, dan kemudian membawamu ke pedesaan untuk bermain tanpa melakukan apa-apa ?!" Johan agak sedikit tidak mempercayainya.

"Aku sudah berbicara dengannya di sana. Dia tidak akan datang untuk mengacaukan lagi di kemudian hari, dan tidak akan datang untuk mengangguku lagi." Ujar Tania dengan tenang, ekspresi wajahnya tampak seperti senyum dan agak sedikit sedih.

Siska menjabat tangannya, dan berkata dengan ramah, "Jika bisa seperti itu, tentu saja akan lebih baik, acara pernikahan bisa diganti ke hari lain."

“Tania baru saja pulang, kerabat dan teman-teman juga tidak ada yang kaget, pernikahan ini di tunda dulu untuk sementara.” Ujar Ayah Tania, lalu ia melihat ke Vincent. “Aku berkata begitu, kamu tidak keberatan bukan? Aku juga mempertimbangkan tekanan opini publik, kita tunggu berita ini agak tenang, lalu pilih hari yang baik untuk mengadakan acara pernikahan yang kemarin belum terselesaikan. "

Vincent tersenyum tipis"Paman, yang anda katakan itu benar, saya tidak keberatan kok!"

Hati Tania perlahan-lahan lega, jika sekarang mau mengadakan acara pernikahan lagi, dia tidak memiliki keyakinan untuk bisa menyelesaikan, dia ingin berterima kasih kepada ayahnya karena telah memberinya waktu, membiarkan dia untuk menenangkan hatinya.

Siska merasa apa yang dikatakan suaminya itu masuk akal, dan ia pun tidak mengatakan apa-apa.

"Hahaha…Sekarang aku baru sadar, Tania, pakaianmu sangat lucu" Levita mengalihkan fokusnya ke baju Tania, ia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

Tania melihat bajunya sendiri" Kakak ipar kamu jangan melihat bajuku ini jelek, ini enak dipakai loh."

"Sudahlah, gaya baju seperti ini aku tidak mau mencobanya. "Levita melabaikan tangannya, ekspresinya agak sedikit ketakutan.

Pada tengah malam, Vincent bangkit dan pulang. Tania kembali ke kamar untuk mandi, mengganti baju tidur sutra putihnya sendiri, dan membuka AC. Ia tiduran di tempat tidur yang lembut, ditutupi dengan selimut, dan itu terasa sangat nyaman.

Dia masih tidak bisa tidak memikirkannya. Tidur di atas tikar bambu yang kasar, tidak menggunakan selimut dan jendela terbuka, mendengarkan suara daun kipas angin berputar, dan kadang-kadang ada nyamuk yang berbunyi di telinga, Alex bangun dan menepuk nyamuk sambil marah dengan suara kecil.

Dia menarik-narik selimut, menutup matanya untuk tidur lagi, namun dia tidak bisa tidur lagi.

Alex kembali ke Taman kaca. Selama dua hari dua malam mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ketika mereka kembali, mereka pergi untuk beristirahat. Anlice memandang Linda, dan meliriknya dengan mata dingin kemudian pergi. Hari ini dia terlalu lelah. Selain itu, dia percaya bahwa wanita ini hanya alat bagi putranya untuk melampiaskan kebutuhan fisiologisnya, dia tidak perlu menaruhnya dihati.

Nico pergi dan menepuk-nepuk punggungnya"Istirahat dululah, besok kamu pergi ke tempat kakek, masih ada rapat yang menunggumu disana. Karena kamu, bibi dan kakek hampir saja bertengkar, maka kamu harus berhati-hati."

"Kalau begitu menakutkan, apa perlu aku pergi dengan memakai baju besi? " ujar Alex, dia bercanda.

Nico menyipitkan matanya dan menggelengkan kepalanya, "Dasar kamu!" Dia berbalik untuk melihat Linda. Dia menyinggungnya "Jika bukan nyonya muda keluarga Alex, tidak bisa tinggal disini, jadi kamu mau pulang sendiri atau diantar sopir? pilihlah."

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu