Terpikat Sang Playboy - Bab 48 Berlutut, Akui Kesalahan!

“jangan bilang padaku kalau kalian tidak sering bertemu, jangan bilang padaku, brengsek itu membantumu menyeka air mata, dan kamu masih bisa berkata kamu tak mengenal dia” Alex murka, menggebrak meja sembari berdiri.

waktu Alex menerima video ini, otaknya seketika seakan mau pecah, mereka awalnya baru saja bertengkar, Tania sudah mencari orang lain untuk teman curhat, di waktu yang sama membiarkan Alex tahu, Ternyata dia bisa mengungkapkan kelemahannya sendiri di depan Vincent, ini membuatnya marah seperti orang gila.

“ya, benar, itu kebetulan sekali, aku juga mengakui bahwa aku tak tahu orang yang membantuku menghapus air mata adalah dia, aku tahu kamu tidak akan percaya, sama seperti aku juga tidak percaya, kamu memeluk adik kelasmu, ini sama seperti membantu menenangkan hati, sah-sah saja kan” jawab Tania sedikit berteriak, Alex yang memulainya, 50 langkah Alex dibalas 100 langkah oleh Tania, dirinya begitu egois, apa yang membuatnya berpikir bahwa Tania tak tahu apa-apa.

Tania juga sangat marah, sangat kesal, juga sangat ingin meluapkannya seperti itu.

suara mereka berdebat, terdengar sampai keluar ruangan, seluruh karyawan dan sekretaris dapat mendengarnya, para karyawan menunjuk-nunjuk, lalu tersenyum menggosip, mengetahui bahwa hubungan rumah tangga mereka tidak harmonis.

Alex meregangkan kepalanya sampai berbunyi sendi-sendinya, dadanya naik turun, dia melangkah menuju ke hadapan Tania, dengan keras mencengkeram wajahnya, “kamu kira kamu sebanding denganku? Dasar murahan, jangan banyak bermimpi, kapanpun aku mau aku bisa membuatmu hidup bagaikan mati.”

Pipi tania ditampar oleh alex, membuatnya sangat sakit, tapi rasa sakit ini nilainya hanya satu dari 10 ketimbang sakit hatinya.

“mau aku hidup atau mati, Tolong beri aku penyegaran, aku tahu bahwa kamu memegang kelemahanku, kamu adalah Tuan besar di keluargamu, dan juga penyelamat di keluargaku, tanpa kamu, kami akan hancur, tapi, apakah dengan seperti ini kamu bisa menginjak-injak martabat orang lain?” Suaranya semakin melemah, napasnya makin berat.

"Jika kamu berlaku baik, aku bisa memperlakukanmu sebagai orang dewasa, aku menikahimu, bukan dengan tujuan agar kamu bisa selingkuh dariku, kamu melanggar satu hal yang paling penting bagi saya, kamu tahu itu.” Alex memaksa tania untuk menatapnya.

Tania yang membuat Alex marah, dia yang mencari perkara sendiri.

Tania mendongakkan kepalanya, bahkan jika menyakitkan, Tania harus berusaha menyudahi perbudakan ini “bagaimana menyelesaikannya, terserah kamu, aku sudah tidak punya hal lain untuk dibicarakan dengannmu.”

Alex melepaskan dagu Tania dengan kasar, Alex menggunakan kekuatannya terlalu kuat, Tania sempoyongan, sepatu hak tingginya tidak stabil, dia jatuh ke lantai.

“jika kamu benar-benar menginginkan hal ini, kamu harus mengamati, kuberi kamu 10 detik waktu untuk berpikir, berlutut dan akui kesalahanmu, kalau tidak aku akan menelepon, dan menghentikan semua biaya untuk keluargamu” Alex tidak membantunya berdiri, dia kembali duduk di kursi kerjanya, menunggu Tania menjawab.

Tania tampak panik, antara harga diri dan keluarga, dia tidak bisa membuat pilihan, setiap detik berlalu hatinya bergetar, karena dua hal ini sangat penting bagi Tania, jika kehilangan salah satunya, Tania tidak akan menjadi orang yang sama lagi.

“Masih ada dua detik” Alex mengambil gagang telepon, menatap Tania sambil menekan nomor telepon “Halo--, aku—“

“Maafkan aku---“ di detik terakhir, Tania masih bertahan, dia tak bisa menyerah untuk orang yang ia cintai.

Tania bangkit dari lantai, kakinya mungkin memar, terasa sakit ketika ia melangkah, Tania menahan sakit, dan berlutut di lantai, matanya matanya menatap ke bawah, “aku salah, aku tidak akan mengulanginya, maafkan aku” wajahnya, merah seperti terbakar, tapi seketika berubah pucat pasi.

perasaan hidup bagaikan bertemu kematian memang terjadi saat itu, Tania memahaminya secara mendalam.