Terpikat Sang Playboy - Bab 220 Orang Yang Tidak Berani Pergi Pasti Sedang Berpikiran Jahat

Dari pusat perbelanjaan hingga tempat untuk memanggil taksi, Tania terus mempertimbangkan akan lebih baik jika dia menelepon Alex, lalu menentukan waktu bertemu untuk mengembalikan sepatu, atau diam-diam meletakkan sepatunya di depan pintu villa yang kemarin, dengan begitu jika dia ada kesana, maka pasti akan melihatnya, apakah lebih baik jika dia mengembalikan sepatu ini tanpa bertemu dengannya.

Kedua pemikiran ini terus dipikirkan oleh Tania sampai dia menaiki taksi, bahkan ketika sudah duduk didalam taksi, Tania masih belum bisa mrmutuskannya, jadi ketika supir menanyakan tujuannya, Tania baru memberitahu supir taksi alamat villa itu.

Ketika tiba didepan pintu gerbang villa, satpam menghalangi dan tidak membiarkan Tania untuk masuk kedalam. Sekarang sedang turun hujan, Tania yang tubuhnya sudah basah kuyub itu berdiri didepan pintu gerbang, ketika satpam menanyakan siapa yang dia cari, Tania sangat bimbang, tidak tahu harus mengatakan apa, ketika dia hendak memutar badan dan pergi, satpam melihatnya dengan tatapan aneh, lalu memintanya untuk memberitahu mereka dengan jelas, karena Tania tidak ingin menjadi pusat perhatian banyak orang, akhirnya dia pun nenelepon Alex.

Alex yang sedang rapat itu kaget ketika melihat siapa yang meneleponnya, kemudian dia berpikir matanya pasti salah melihat, setelah melihatnya selama 10 detik, Alex baru mengangkat telepon "Halo...."

Mendengar suara Alex, Tania merasa agak gugup "Anu..., Aku ingin mengembalikan sepatu yang kemarin kamu pinjamkan, penjaga pintu tidak mengizinkanku untuk masuk kedalam, lalu mereka juga mencurigai identitasku, bisakah kamu datang kesini sebentar, atau memberitahu satpam juga boleh" Setelah mengatakannya, Tania merasa dirinya juga sangat frustasi, seharusnya Alex tidak akan memperdulikan sepatu ini, seharusnya tadi dia membuangnya saja.

Sekarang dia mengembalikan sepatu seperti ini, seperti Tania sengaja datang untuk mencarinya.

"Sekarang aku sedang rapat, tidak bisa segera kesana, bagaimana jika....."

Sebelum Alex menyelesaikan perkataannya, Tania sudah memotong perkataan Alex "Kalau begitu lain kali saja..."

Alex melihat para petinggi kantor yang sedang diam itu, masih ada seorang karyawan teknisi yang sedang berbicara sampai setengah, sekarang dia sedang membahas masalah yang sangat penting, jika sekarang dia pergi begitu saja, maka apa yang akan dipikirkan oleh seluruh karyawannya.

Dengan begitu Alex menyetujuinya. "Baiklah, lain kali saja, kamu berikan teleponmu kepada satpam, dia pasti akan percaya" Dalam hati Alex merasa kesal karena dia telah melewatkan kesempatan bagus ini, Tania tidak akan berpikir bahwa dia sedang sok jual mahal kan?

Tania merasa sangat malu, hingga dia tidak berani untuk mengatakan apapun, lalu dia mematikan telepon, hatinya terasa sakit, lain kali dia tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi.

Satpam melihat raut wajah Tania yang tidak baik setelah menutup telepon ditambah lagi sedang turun hujan, juga tidak lagi mempersulitnya "Sudahlah, masuklah".

"Tidak usah masuk lagi, tolong berikan benda ini kepada tuan Alex" Tania meletakkan bingkisan itu kedalam, lalu membalikkan tubuh menerobos hujan.

Tania yang langsung menutup telepon tanpa mengatakan apapun membuat Alex ingin melupakan segalanya dan segera pergi mengejarnya.

"Direktur, apakah aku bisa melanjutkannya?" Karyawan yang sedang berdiri itu memberanikan diri untuk bertanya dengan sopan.

"Oh, lanjutkan" Alex meletakkan ponselnya, berpura-pura mendengarkan dengan seksama seperti tidak terjadi apapun, namun pikirannya sudah melayang keluar.

Tania yang kehujanan berjalan mengikuti jalanan, dia membiarkan air hujan untuk menyadarkan otaknya, alasan untuk mengembalikan sepatu adalah alasan yang paling payah, sekarang dia mengusirmu hanya menggunakan satu kalimat aku sedang rapat, tahukah betapa malunya Tania.

Apakah kamu kira dia akan segera mendatangimu, wanita didunianya sangatlah banyak, seharusnya dia juga sudah mulai menyukai orang lain, begitu bebas, hanya Tania sendiri yang mencari masalah.

Setelah kembali ke toko, tanpa mengganti pakaiannya, Tania berjalan masuk kedalam ruangan istirahat.

Pelayan membawa handuk masuk kedalam, lalu memberikannya kepada Tania "Bos, hujan deras begini kenapa tidak membeli sebuah payung, jika begini terus nanti anda akan sakit".

"Akan lebih baik jika aku yang bodoh ini mati kehujanan, sudahlah, kamu keluarlah" Tania mengelap rambutnya dengan menggunakan handuk, hidup sampai setua ini, ini adalah pertama kalinya dia merasa sangat malu hingga kehilangan akal sehat.

Setelah selesai rapat, Alex baru tahu bahwa diluar sedang hujan, ketika dia tiba di villa, Tania sudah pergi.

"Awalnya nona itu bersikeras untuk masuk kedalam, ketika aku menanyakan siapa yang dia cari, dia juga tidak mengatakan apapun, aku takut dia melakukan hal yang aneh, jadi menanyakan beberapa hal lagi, kemudian setelah menelepon, aku mengizinkannya untuk masuk, tapi dia mengatakan dia tidak masuk lagi, hanya menitipkan benda ini di pos dan memintaku untuk memberikannya kepada anda, lalu berjalan menerobos hujan, aku melihat raut wajahnya tidak terlalu baik" Satpam itu melaporkan sesuai dengan kenyataan.

Kelihatannya Tania benar-benar salah paham, dia mengira Alex sengaja melakukannya,

Alex mengemudikan mobilnya sampai di depan pintu toko Tania, dari jauh Tania tidak terlihat ada didalam toko, mungkinkah dia belum kembali, Alex terus menunggu dari sore sampai malam.

Akhirnya Tania keluar pada pukul 9, menutup pintu toko, lalu menyalakan mobil bersiap untuk pulang.

Kenapa Vincent tidak menjemputnya hari ini?

Mobil Alex mengikuti mobil Tania, Alex menelepon Tania ketika tidak ada banyak mobil, melihat bahwa Alexlah yang meneleponnya, Tania tidak mengangkatnya, langsung dia matikan, sekarang dia menelepon untuk apa, untuk mempermalukannya?

Setelah Tania tidak mengangkat teleponnya yang sudah ditelepon beberapa kali, Alex menambah kecepatan, melaju melalui mobil Tania, lalu berhenti didepan mobil Tania, turun dari mobilnya dan masuk kedalam mobil Tania.

"Kenapa tidak mengangkat telepon?" Alex menatap wajah Tania, sudah satu bulan lebih tidak bertemu, Tania jadi lebih kurus dibandingkan dengan dulu.

Tania tidak menolehkan kepalanya, hanya melihat kebawah "Apakah kamu sudah mengambil sepatunya?"

"Sepatu tidaklah penting, bukankah karena merindukanku, jadi kamu menggunakan alasan mengembalikan sepatu untuk bertemu denganku, tidak ada gunanya kamu mengelak hal yang terlihat dengan sangat jelas ini" Kata-kata Alex membuat Tania tidak bisa berdalih.

"Aku..." Tania mennarik nafas, tidak dapat menemukan alasan yang tepat untuk membela diri, maka dia mengakuinya "Benar, apa yang kamu katakan itu benar, tadi pagi otakku kejepit pintu, mengakibatkan otakku menjadi bermasalah, jadi baru bisa mealukan hal seperti itu, kamu tidak perlu datang untuk menertawakanku".

Alex tersentuh, dia menarik Tania kedalam pelukannya "Kalau begitu jepit lagi otaknya, karena sekarang kamu lebih lucu, otak bermasalah juga merupakan hal yang cukup baik".

"Baik kepalamu, kamu pergi jepit sendiri saja, akan lebih baik jika jepit hingga menjadi orang idiot" Tania memukul Alex, hilang sudah kesedihannya sejak sore tadi.

"Boleh juga, kalau begitu kita cari pintu yang cukup kuat, lalu jepit bersama, bodoh lumayan cocok dengan idiot" Alex curi cium wajah Tania "Sebenarnya aku juga sangat merindukanmu, memikirkanmu setiap malam, tapi karena kamu selalu mengatakan aku adalah orang yang tidak dapat memegang perkataan sendiri, jadi aku terus menahan diri, aku merasa sangat senang bagaimana mungkin aku menertawakanmu, tadi aku memang sedang rapat penting".

Alex mengatakannya sambil menempelkan bibirnya di telinga Tania, Tania merasa jantungnya berdebar dengan kencang, ternyata hanya hubungan asmara yang dapat membawa kebahagiaan yang sulit untuk dideskripsikan.

Ruang dalam mobil sangat kecil, nafas Tania mulai tidak teratur "kamu sudah selesai berbicara kan, aku harus pulang".

"Sudah makan malam belum?" Tanya Alex serius, lalu duduk tegak disamping.

"Belum" Jawab Tania jujur.

"Kebetulan aku juga belum makan, ayo kita makan bersama, aku tahu sebuah tempat yang bagus, kamu yang menyetir atau aku yang menyetir" Kata Alex sambil tersenyum mempesona, tanpa menunggu jawaban Tania, Alex sudah memutuskan semuanya.

"Aku tidak pergi, aku akan makan dirumah saja, kamu menyetir sendiri saja" Setelah dipikirkan, Tania memutuskan untuk menolak ajakan Alex, dia merasa jika pergi dengan Alex akan terjadi sesuatu.

Alex mengenakan sabuk pengaman "Ayo jalan, orang yang tidak berani pergi, pasti sedang berpikiran jahat" ...... "Justru aku yang takut kamu memiliki pikiran yang jahat, ayo pergi, siapa yang takut siapa, heh, tunjuk jalan" Kata Tania sambil mengangkat dagunya, jantungnya berdebar dengan cepat.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu