Terpikat Sang Playboy - Bab 294 Konfrontasi langsung dan tekad!

Muka Anlice memerah, mengarah pada Tania dan memarahinya: "Dasar kamu gadis tidak tahu malu, masih juga tidak ingin turun dari anakku, dia orang yang sangat terhormat, mengapa dapat dengan mudah ditaklukkan olehmu,,," Kalau dipikir-pikir keduanya belum tentu dapat bersama, wajah tuanya bertambah sedih dan kusut, sudah tidak dapat berkata-kata, baru pertama kali bermasalah dengan kehidupan anaknya, dia juga kebingungan.

"Bu........, kamu keluar sebentar, tunggu sebentar di ruang tamu, kami akan segera selesaikan" Alex masih berbicara dengan normal.

Tania sudah malu daritadi, tidak dapat tersenyum, apalagi marah.

Anlice dengan segera keluar dan menutup pintu, dalam hati berkata, apakah anakku dapat membencinya, kalau ada sesuatu terjadi didalam, ia juga tidak bisa menerobos masuk.

"Fiuh....., ibumu akhirnya keluar juga" Tania menghela nafas, dan turub dari atas Alex, berbaring disampingnya.

Alex memiringkah badannya dan menenangkannya "Menurutku ibuku tidak sengaja tadi, kamu tidak lihat betapa canggungnya dia tadi, kalau dia tahu aku begini denganmu, dia pasti tidak akan masuk, kamu tidak usah kesal dengannya." Dia membela ibunya.

Dia sekarang ketakutan, sampingnya duduk sebuah gunung api yang bertemu dengan gunung api dibawah.

Tania menatapnya, dengan samar berkata padanya, "Apakah aku ada bilang kalau marah padanya" Ia dari awal sudah mengerti, musuh utama wanita bukanlah selingkuhan, tapi mertuanya, karena kalau selingkuhan bisa ditanggapi, bisa juga tidak, tapi kalau ibunya tidak bisa disalahkan.

"Bukan, maksudku bukan begitu, sayang, aku lihat-lihat kamu baik hati juga ya" Alex ditatapnya sampai berkeringat satu badan.

"Kamu kurangilah memuji-muji diriku, nantinya aku tidak bisa berantem terus dengannya, tidak bisa melawan, tidak bisa memarahi balik, kalau kamu masih khawatir, boleh ambi lem dan tempelkan bibirku ini." Nada bicara Tania ada sedikit kekesalan, ia bangkit dari kasur, berjalan ke lemari, mencari baju dan memakainya.

Alex juga bangun, dan memakai baju.

Setelah keduanya mencuci wajah, mereka turun ke lantai bawah.

Mengenakan setelan merah muda Chanel, rambut berwarna coklat, riasan yang halus Anlice sedang duduk menunggu di ruang tamu bawah.

Alex menggandeng tangan Tania dan duduk di sebrangnya, ia memulai "Bu, hari ini pagi sekali bangunnya." Biasanya, dia jam 10 baru bangun.

Anlice mengabaikan putranya yang ingin mengalihkan topik pembicaraan, ia menatap Tania, berkata "Mengapa ia bisa ada disini?"

Tatapan Tania tenang, tidak gentar, tapi juga tidak sinis, ia tidak ada salah apa-apa, mengapa harus merasa bersalah.

Alex mengangkat gandengan tangannya "Aku yang mengajaknya, bu, aku ingin bersama dengan Tania, hatiku sudah bulat, siapapun tidak dapat mengubah keputusanku, kalo ibu tidak suka dengannya, tidak puas dengannya, aku juga sudah tidak bisa mengubah keputusan itu, dia adalah perempuan yang baik, perempuan yang paling kucinta, aku berharap ibu bisa berhubungan baik dengannya, jangan menyulitkan dia, kalo benar-benar tidak bisa, aku tidak akan mengabaikan kemungkinan untuk pindah".

Ia menggenggam erat tangannya, selamanya tidak akan dilepasnya.

Perasaan Tania penuh dengan percaya diri, saat dilantai atas, dia masih takut, sampai ke saat ini, Alex tidak ingin membantunya, tapi sekarang mengatakan yang sebaliknya, dia sangat mendukungku penuh, tidak melunak sama sekali, ini tidak diragukan lagi ini sangat melegakan bagi Tania, jika saat tahun itu ibu tidak dihancurkan oleh Stella, pasti sekarang anak mereka sudah bisa berlari.

Anlice tidak berbicara untuk beberapa lama, untuk pertama kalinya putranya berbicara dengan penuh tekad, Anlice sakit hati, tapi ditambah juga perasaan takut.

"Baiklah, kamu sedang mengancam ibumu sekarang?"

"Bu, kamu tahu aku tidak bermaksud sama sekali, aku menghormatimu, aku sayang padamu, tapi kamu adalah ibuku, kamu tidak bisa mendampingiku di sisa hidupku, dan juga tidak bisa melahirkan anak untukku, memberiku kasih sayang, yang bisa memberikan kehidupan yang baik untukku hanyalah dia, karena aku mencintainya, kalau ibu mendukung, aku dan dia akan sama-sama menghormati ibu, tapi kalau ibu masih belum bisa mendukunh, maka kami akan pergi jauh dari pandanganmu, tapi sesekali aku masih akan menengokmu" Alex mengetahui saat dia bicara seperti ini, pasti akan sedikit banyak menyakiti hati ibunya, tapi dia juga tidak berdaya.

Anlice mendesah, ia sedikit terpana untuk sesaat "Kamu ingin meninggalkan ibumu, aku juga tidak dapat berkata apa-apa, lagipula selama bertahun-tahun aku juga telah hidup sendiri, aku juga tidak peduli hidup sendiri sampai tua, ibumu, tidak dapat tinggal dengan orang yang dibencinya, aku tidak ingin memprovokasi keluarga besar untuk menyerangku seorang, atau tidak tidak usah bertemu lebih baik, aku tinggal di lantai atas, tidak akan turun kebawah, kalian juga tidak perlu menggangguku" Dia pergi dan berjalan keluar.

"Bu....." Alex memanggil, sikap ibunya, tidak diragukan lagi sudah menganggapnya anak tidak berbakti.

Tania melepaskan genggaman Alex, berjalan kedepan Anlice, dengan tersenyum berkata "Aku dan Alex sudah bercerai, jadi kalau memanggilmu ibu sedikit kurang pas, aku panggil bibi bagaimana, bibi, kamu tidak menyukaiku, hal ini aku tahu, aku juga sama denganmu, tidak dapat tinggal bersama orang yang dibenci, tapi dikemudian hari setiap harinya kami ingin menghormatinmu, masalah memaafkan Alex atau tidak bukan masalah, yagn terpenting adalah, kami dapat menjadi anak yang berbakti kepadamu, takutnya gara-gara kami, kami tidak dapat menjadi contoh yang baik untuk cucu-cucumu."

Wajah Anlice mengkerut, ia dipermalukan oleh seseorang yang lebih muda "Hei...., gadis jelek, kamu berani naik ke atas, akan aku perlihatkan mukaku setiap hari, akan kumarahi kalian agar pergi."

"Kami mengganggap ibu sedang mengajarkan kami, dan kami siap dengan rendah hati mendengarkan." kata Tania dengan sopan.

"Dasar kamu gadis licik, benar-benar membuatku marah, baiklah, aku akan menunggu kalian setiap harinya" Anlice memegangin dahinya, mulutnya berkata demikian, tapi hatinya sudah sedikit baikan, tidak mengabaikan perasaan kehilangannya.

Alex berdiri sambil tersenyum "Biarkan kami mengantarmu kembali, ada apa yang tidak puas, boleh diutarakan sembari kami mengantarmu."

"Aku belum 70 80 tahun sampai harus diantar" Tiba-tiba Anlice teringat panggilan yang masuk pagi ini, hatinya ingin memberitahukan putranya, "Baiklah, Stella ingin kemari membuka perusahaan, ia ingin tinggal denganku untuk beberapa waktu".

"Tidak boleh! Suruh dia cari tempat tinggal sendiri" Alex langsung menolahknya mentah-mentah, dia tidak tahu apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya, sampai-sampai saat ini pun Stella masih bisa muncul dalam hidupnya, ia benar-benar ingin mencari cara mengirimnya keluar bumi.

"Tapi aku sudah mengiyakannya, ada juga ayah dan ibunya! Dia aku lihat-lihat sudah bertumbuh, ayahnya adalah teman baikku, kamu menyuruhku menolaknya sekarang, aku tidak akan bicara dengannya, kalau tidak, kamu sendiri yang bicara dengannya" Anlice juga takut putranya memalingkan wajahnya, setelah bertahuun-tahun ini, dan berbagai masalah, sebenarnya dia sudah sangat mengerti bahwa tidak dapat menyatukan mereka berdua lagi.

"Baiklah! Aku akan segera menelponnya" Alex mengambil handphone dan langsung menelpon.

Tania mengambil teleponnya "Karena bibi sudah mengiyakan dengan keluarga orang lain, nanti jika dibatalkan bisa dianggap orang tidak bisa dipercaya, biarkan Stella kemari, taman kaca ini sangat besar, mengatur sebuah kamar untuk ditinggali bukanlah hal sulit, aku juga kepikiran jadi ada kesempatan untuk meminta maaf kepadanya secara langsung, beberapa hari lalu dia melukai kepalanya dan memuntahkan darah, kayaknya akan sulit lupa."

Alex dan Anlice terkejut mendengarnya, Tania bersikap dengan hati yang terbuka, ini hal yang tidak terpikirkan oleh Anlice.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu