Terpikat Sang Playboy - Bab 150 Jika Dia Bisa Mati Bersamanya, Itu Juga Merupakan Kebahagiaan Terbesarnya

Pikirannya sudah sangat kacau.

Selain tidak tahu dimana dirinya berada, dirinya juga tidah tahu siapa pria yang duduk disampingnya itu, lalu ia membuka pakaiannya sendiri.

Musim disaat ini awalnya memang sudah panas, ditambah lagi dengan reaksi obat yang di minumnya, lebih membuatnya seperti terbakar oleh api.

Alex melihatnya sekilas, Apakah obatnya sudah bereaksi?

Obat seperti ini sudah biasa ditemukan di Bar. Ini semacam obat halusinogen. Jika diminum oleh wanita, maka dia tidak hanya akan menuruti segala keinginanmu, dan juga akan menjadi lebih proaktif.

Tania membelai lehernya sendiri.

Pandangan matanya terus-menerus terfokus pada tubuhnya. Pandangannya menjadi jahat.

Penampilannyalah yang membuat dia menjadi jahat.

Alex menggepalkan tangannya, meletakkannya di sisi mulut dan membatuk. Lalu mencoba bertanya kepadanya"Kamu sekarang ingin ke rumah sakit atau ke rumahku?"

Tania tidak mendengarkan apa yang dikatakannya. Hanya terdengar suara orang dengan samar-samar. Dia mengarah ke arahnya, dan membelai dadanya sampai ke perutnya. Benar-benar perbuatan kejahatan.

Alex bernapas dengan berat.

"Hei,kalau kamu begitu bagaimana aku bisa menyetir!" Roda kemudi di tangan Alex berputar. Dijalan mobilnya miring sana dan miring sini, hanya kurang beberapa sentimeter lagi sudah menabrak ke truk yang berada di sisi jalan.

Dia ketakutan dan kemudian memberhentikan mobil ke sisi jalan. Menarik kedua tangannya"Tania, kamu lihat dengan jelas aku ini siapa".

Tania dengan keadaan tidak begitu sadar membuka matanya. Kepalanya dari satu menjadi dua dan tiga, dan kemudian menyatu lagi menjadi satu. Singkat kata bagaikan bayangan ilusi yang bergerak.

Tetapi dia akhirnya melihat jelas wajahnya"Kamu? pergi,pergi, jangan,jangan kesini"

Dia mundur sampai kesudut. Menendangnya dengan kakinya.

Alex marah padanya, dan menangkap kaki telanjangnya. "Jangan sembarangan bergerak, kamu harus jelas, sekarang kamu sedang mengganguku dan membuatku tidak bisa mengendarai mobil. Jika ingin aman sampai ke rumah sakit, maka kamu harus duduk dengan baik. Jangan membelaiku lagi".

Telinga Tania berdengung, hanya melihat mulutnya terbuka lalU tertutup lagi, dan tangannya diletakkan di kaki telanjangnya. Membuatnya berpikir banyak.

Dia dibuat takut oleh pikirannya sendiri, dan hanya ada satu suara di dalam hatinya, yaitu menjauh darinya!

"Kamu pergi sana——" Dia menarik kembali kakinya, membuka pintu mobil lalu lari. Dia berlari dengan sembarangan di jalanan. dan jalan itu penuh dengan mobil-mobil yang melesat.

Alex sibuk untuk keluar dari mobil dan mengejarnya. Dia berteriak dibelakang "Tania berhenti,jangan lari, bahaya——"

Jantungnya menggantung di tenggorokan. Dengan gugup mengikutinya di lalu lintas. Melihat mobil sudah sangat dekat dengannya, dan dia terus berlari tanpa mempedulikan hidupnya.

Dia tidak berpikir panjang lagi dan melaju kedepan untuk menyelamatkannya. Bahkan dia tahu bahwa cara itu sama dengan bubuh diri. Dia tidak memiliki kepercayaan diri untuk melaju lebih cepat daripada mobil. Kemungkinan besar dirinya sendiri akan ditabrak mati oleh mobil. Namun disaat ini, pikiran yang terlintas di otaknya hanyalah, jika mereka bisa mati bersama, itu juga merupakan kebahagiaan terbesar dalam hidupnya!

Jika dia mati, dan dia masih hidup, maka hidupnya tidak akan berarti lagi!

Dia memeluknya dan berbalik, menggunakan tubuhnya untuk menghadapi mobil yang menabrak ke arahnya.

Rem keras dan cahaya yang kuat datang, Alex awalnya berpikir untuk memeluk Tania dan menggelinding ke arah taman bunga.

Tetapi karena mobil itu melesat dengan sangat cepat, dia tidak memiliki waktu untuk berbuat lebih banyak. Sebelum kegelapan datang, dia hanya tahu untuk menggunakan tangan melindungi kepalanya. Karena dia tahu, jika kepalanya tidak terluka,maka dia tidak akan bermasalah.

Jika dia mati, dan dia masih hidup,itu juga suatu keberuntungan!

Bau darah berserakan di jalan.

Semua mobil dari segala penjuru berhenti karena kecelakaan mobil ini. Sopir turun dari mobil, melihat dua orang terbaring dijalan lalu sibuk memanggil ambulance.

Semua orang tekejut, bagaimana mungkin ada orang yang menganggap dirinya sebagai perisai daging.

Vincent melaju dan melihat mobil yang diparkir disisi jalan sangat akrab. Dia memperlambat kecepatan mobil, dan melihat plat mobil. Itu adalah mobil Alex!

Dia teringat bahwa pelayan bar tadi mengatakan bahwa orang yang mengaku sebagai suami yang membawanya pergi, apakah itu Alex?

Dia menghentikan mobil dan berjalan, lalu mengetuk pintu mobil"Alex,keluar——"

Setelah mengetuk beberapa kali,tidak ada yang menjawab. Dia membuka pintu mobil dan didalamnya tidak ada orang satupun. Tetapi dia mengenali dompet dibangku itu, itu adalah milik Tania.

Ternyata benar Alex yang membawa Tania pergi.

Tetapi bagaimana dengan mereka?

Mereka kemana? kok bisa memberhentikan mobil ditempat yang tidak ada toko seperti ini. Kemana mereka bisa pergi?

Dia berfokus, melihat ke arah sekitar. Ada banyak orang berkumpul didepan mengelilingi mobil, sepertinya ada kecelakaan mobil.

Dia memiliki prediksi yang sangat buruk di dalam hatinya, Apakah mungkin ...

Dengan hati yang tidak tenang, dia berlari ke tengah keramaian, memadati kerumunan, dan ketika melihat orang yang terbaring disana, matanya melotot sampai batas maksimum.

Ambulance telah tiba saat itu.

Mengangkat mereka ke atas tandu dan membawanya ke rumah sakit. Vincent tidak punya waktu untuk bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan buru-buru menyusul ambulance.

48 jam kemudian.

Tania membuka mata dan sadar bahwa dirinya terbaring diatas tempat tidurnya sendiri. Kepalanya sangat sakit, dan tubuhnya juga pegal, seolah-olah berlari di luar sepanjang malam.

"Kamu sudah bangun——" Vincent berjalan masuk. Melihatnya bersandar di tempat tidur, dan dia merasa lega.

"Hei, kenapa kamu datang ke rumahku sepagi ini?" Tania bertanya dengan heran.

Melihat waktu dan itu masih kurang dari jam 8.

Vincent melihat bahwa dia tampaknya tidak ingat dengan kejadian semalam, berpikir lalu bertanya: "Aku datang untuk mengajakmu sarapan. Apakah kamu merasa tidak nyaman?"

"Agak sedikit pegal, mungkin itu karena terlalu banyak bekerja semalam. Yang lain sangat bagus. Aku pergi mandi dulu, lalu kita pergi sarapan bersama.” Tania bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

Vincent duduk diluar, Apakah karena pengaruh alkohol yang menyebabkan dia melupakan semuanya?

Jika memberitahu dia bahwa Alex masih dirumah sakit dan belum sadar karena dia, dia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri.

Dia pasti akan lari menemuinya, memaafkannya untuk keegoisannya. Dia tidak bisa membiarkan mereka bersama lagi, jadi dia tidak akan memberitahunya tentang hal itu.

Dia tidak takut pada guntur, hanya takut dia akan kehilangannya.

Tania baru selesai mandi, keluar dengan bersih dan menyegarkan. Jejak di lehernya di cermin hampir tidak terlihat, hanya satu malam dan itu menghilang dengan sangat cepat.

Dia berjalan keluar dari ruang ganti dan melihat wajah Vincent sangat serius. Dia berjalan dan melambai di depan matanya"Sadarlah, apa yang sedang kamu pikirkan sehingga begitu serius?"

Vincent membelai-belai dahinya dan tiba-tiba memeluk pinggangnya, "Tania,kamu tidak akan meninggalkanku lagi bukan?"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu