Terpikat Sang Playboy - Bab 125 Ku Berikan Kesempatan Terakhir Untukmu

Lengan Tania dijepit oleh sepasang tangan yang kurus, dan dia tersenym dengan dingin.

Vincent sadar dia tidak bisa ditarik lagi, lalu memalingkan kepala, dan melihat Alex berada dibelakangnya. Bagaimana dia(Alex) bisa tahu bahwa mereka pada saat ini akan pergi, pikirannya terlintas dengan cepat kejadian tadi Tania menyembunyikan ponsel, Jangan-jangan dia(Tania) mengirim pesan teks dan memberitahunya?!

Ingin merangsangnya? Ingin membuatnya cemburu?

Tania dengan santainya membalikkan kepala, meliat ke arah Alex, matanya perlahan bergerak dari wajahnya menuju ke tangan, dengan tenang berkata "Tolong lepaskan tanganmu".

"Pernikahan kita belum selesai, kamu pergi bersama dengan pria lain itu namanya perselingkuhan, aku akan segera melaporkan kalian ke pengadilan." Alex menunjuk kearahnya dan tatapannya sangat dingin.

"Jika kamu memiliki bukti, laporkan aja! pulang sana kamu jadi anak baik dirumah, dan kembali bersama dengan mantan istrimu" Tania menghempas-hempas tangannya, dan tersenyum dingin.

Alex menyimpan jari-jarinya, menatapnya dengan erat dan berkata"Kamu serius mau bercerai denganku?"

"Iya, aku ingin bercerai, Ketika aku kembali nanti, akan segera aku urus segala prosedurnya. Mulai dari sekarang, aku tidak akan melewati jembatan yang kamu lalui, dan kamu juga tidak boleh menginjakkan kaki dijalan yang aku lalui, sekarang sudah waktunya aku untuk masuk, jika kamu tidak membiarkan aku pergi, aku tidak akan sungkan lagi padamu" Tania memperingatinya dengan ekspresi dingin.

Mereka berdua mematung selama beberapa menit, dia(Alex) memandang kedua matanya dengan erat " Tania, aku berikan satu kesempatan terakhir untukmu, tinggalkan Vincent dan kembalilah bersamaku".

Tania tertawa, dia seperti mendengar lelucon terlucu sedunia dan tertawa, dia dengan ringan membelai pundaknya "Biarkan kesempatan itu pergi ke neraka".

Senyuman diwajahnya terkondensasi di mata, dan berubah menjadi kebencian.

"Ayo pergi, sudah giliran kita" Vincent menarik tangannya dan mengingatkannya bahwa dia dingin sampai tidak terlihat ekspresi diwajahnya, lalu menyelinap warna(wajah) yang berbeda.

Alex dengan perlahan melepaskan tangannya.

Tania membalikkan badan, dan pergi bersama Vincent.

Alex berdiri ditempat, matanya terus menatap ke pintu gate sampai dia(Tania) menghilang, rasa benci dihatinya benar-benar melampaui emosi lain, dalam hati hanya tersisa kebencian, kebencian yang tiada akhir.

Tania duduk di pesawat, dia merasa sangat-sangat dingin, walau memakai pakaian berlapis-lapis pun tidak akan merasa hangat, karena rasa dingin itu berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam, perasaan putus asa, kesedihan yang mendalam, bahkan menangispun sangat susah.

Dalam pikirannya terus menerus memikirkan kata-katanya, kesempatan terakhir!!!

Alex ingin memberinya kesempatan, tetapi Tania tidak berani untuk mencobanya lagi, karena tidak peduli dicoba berapa kali, dia tahu jelas hasil akhirnya, berkali-kali dilahirkan, dan kemudian berkali-kali mati, daripada sakit terus-terusan, lebih baik mati begitu saja.

Alex duduk dimobil, pesawat dengan begitu saja terbang melandas dari sisi sampingnya, hatinya pun serasa kosong, dan dia merasakan angin dingin melintasi didadanya.

Setelah terbang sekian lama, Vincent masih seperti sebelumnya penuh dengan perhatian, meskipun perkataannya tidak begitu banyak, namun semuanya adalah poin-poin penting.

Tania tahu bahwa dia mengerti perasaan hatinya, tidak ada yang bisa menipunya, tetapi dia selalu suka menyembunyikan kata-katanya didalam perut.

"Laper gak? Mau aku pesankan makanan?" Tanya Vincent sambil menarik selimut untuknya.

"Tidak ada nafsu makan, minum air aja deh, aku ingin tidur sebentar, ketika bangun seharusnya sudah sampai" Tania menutup matanya, dia memiliki satu harapan, yaitu berharap tertidur begitu saja, selamanya tidak pernah bangun lagi, dia juga berharap agar tidak ada orang membangunkannya.

"Tidurlah dengan tenang, aku akan selalu berada disampingmu, kali ini, aku berharap selamanya" Vincent menutupi tangannya, dan menggenggamnya dengan baik.

Tania benar-benar tertidur, karena dia tidak bisa mendengar suara di sekitarnya lagi, tetapi mengapa, hatinya begitu terjaga, dan semakin merasakan kelemahannya hanya tersisa satu nafas saja.

Italia.

Ketika pesawat landing, dia masih tertidur, semua orang telah turun dari pesawat, dan mereka masih di tempat duduk. Vincent meminta kapten untuk membiarkan mereka berada lebih lama dipesawat, kurang lebih 10 menitan.

Lalu dia samar-samar mendengar suara dialog di sebelah telinganya, kemudian diapun terbangun, dan pramugari tersenyum kemudian pergi .

"Ternyata sudah sampai, akukan sudah memintamu untuk membangunkanku" Tania dengan kondisi setengah sadar seakan mendengar suara dialog antara Vincent dan pramugari.

"Aku melihatmu tertidur dengan sangat lelap, jadi berencana membiarkanmu untuk tidur sedikit lebih lama, sekarang kamu sudah bangun, ayo kita turun" Vincent membantu memegang Tania yang masih belum begitu sadar untuk turun pesawat.

Saat itu sudah malam, dan juga sedang hujan gerimis, akan tetapi suhu udaranya masih saja tinggi.

Vincent membawanya pergi ke hotel, setelah sampai di hotel, Tania berkata ingin keluar jalan-jalan.

Malam telah larut, langit berwarna abu-abu gelap belum sepenuhnya gelap, udara dan jalanan dinegara asing, memberikan perasaan seakan terisolasi dengan kenyataan.

Tania dengan Vincent menggunakan satu payung, berjalan-jalan ditengah hujan gerimis, Tania mengosongkan dirinya, menyaksikan para pejalan kaki yang tidak mengenakan payung berjalan dengan tergesa-gesa, menyaksikan para pasangan muda berpelukan serta berciuman di tengah hujan, melihat cahaya hangat yang berasal dari restoran, dengan lembut dan hangat melintasi hujan.

Dia seperti terperangkap dalam film yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka, tenang dan melahirkan perasaan kosong yang menakjubkan.

Dalam hati seakan melupakan perasaan sakit secara sesaat, tetapi setelah sadar, perasaan sakit itu masih saja tidak bisa di hindari.

"Kamu sekarang pasti sudah lapar,ayo kita pergi makan, cobalah untuk tidak memikirkan apapun, ini adalah sebuah traveling, jika kamu terlalu banyak membawa pemikiran, maka itu akan sangat berat" Vincent merasakan dia santai untuk beberapa saat, dan setelah itu kembali kekeadaan nya yang semula(perasaan sedih).

Tania menganggukkan kepala "iya, aku bakalan mencoba untuk membuat diri sendiri lebih relax, karena tertawa juga sehari, menangis juga sehari, dan kenapa aku memilih untuk menangis, benar gak?" dia berkata begitu, sebenarnya diperuntukan untuk Alex dengar, dan sekaligus untuk menghibur dirinya sendiri.

"Kamu bisa berpikir seperti itu sudah sangat benar, dalam beberapa hari kemudian kita harus bersenang-senang, apakah kamu masih ingat tempat terakhir kita pergi traveling kemaren ?" Vincent bertanya dengan santai.

Dia mengira Tania masih ingat dengan jelas, dan pada kenyataannya ,dia berpikir sejenak dan menjawab"sepertinya kita terakhir kali pergi ke mesir deh".

Hati Vincent kecewa sesaat "apakah kamu sudah lupa? waktu itu adalah musim gugur ditahun lalu, kamu kok cepet banget uda lupa?"

Tania merasakan ketidakbahagiaannya, langsung tersenyum dan berkata"bukan begitu,aku tidak bisa mengingatnya dalam waktu singkat, mungkin karena tempat yang pernah dikunjungi terlalu banyak."

Jadi kamu sudah lupa?" hatinya penuh dengan kepahitan.

"Ingatanku memang selalu tidak baik" Tania tersenyum dengan terpaksa, dia mengatakan bahwa ingatannya tidak baik, tetapi setiap kali dia mencari-cari kenangan diotaknya, yang banyak terlintas hanyalah kenangan bersama dengan Alex, kepingan serta potongan kenangan itu seolah-olah telah dicap di jiwanya.

Vincent menghibur dirinya sendiri dan tersenyum"tidak masalah, jika sudah tidak ingat gak apa-apa kok, kita bisa pergi sekali lagi, kali ini kamu gak boleh lupa lagi, oke? "

Tania menghindari tatapannya yang penuh dengan harapan"aku sudah lapar,ayo pergi".

Di Italia, mereka tinggal selama setengah bulan, dan telah mengelilingi kota-kota kecil maupun besar .

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu