Terpikat Sang Playboy - Bab 292 Masa Indah di Pantai!

Setelah Alex mendengar perkataan Tania, lubuk hatinya terasa hangat, lalu dia tertawa "Sapi perah?! Aku merasa seperti mengikuti pesta hewan”.

“Diam…” Tania memukul Alex.

“Karena mulutku yang nakal, maka hukumlah mulutku dengan kejam, ayo, ayolah” Alex mendekatkan mulutnya kearah Tania, Tania menghalangi mulutnya lalu bertanya “Apakah hari ini benar-benar hari ulang tahunmu?”

Pengalaman itu. "Tentu saja! Bagaimana mungkin aku membohongimu, seharusnya kamu memberikanku hadiah ulang tahun, aku tidak pernah menerima hadiah ulang tahun darimu" Alex menatap Tania, langit sudah gelap, bahkan wajah orang yang ada dihadapan pun hampir tidak terlihat jelas, namun mata Tania bersinar seperti bintang dilangit, jadi Alex dapat menatapnya dengan intens.

Tania melepaskan tangannya dengan perlahan, terasa ada sebuah angin yang berhembus, bibirnya dicium oleh bibir yang lembut, secara spontan Tania berusaha untuk mengelak sejenak, kemudian menyerah dalam kelembutan ini, lidah Alex seperti ular yang lincah, terus bergerak didalam mulut Tania, bagaikan tanaman rambat yang saling bergantung, sulit untuk dipisahkan.

Tania membalas ciuman Alex, mengalungkan tangannya di leher Alex, memejamkan mata, menggunakan jiwanya untuk merasakan perasaan yang indah itu, dari telinga terdengar suara ombak, angin menghembus rambut mereka.

Tubuh mereka menempel satu sama-lain, tubuh pria yang kekar dan tubuh wanita yang lembut adalah hal yang paling cocok didunia, walaupun sekarang udara sangat dingin, namun pada saat yang bersamaan juga terasa panas.

Alex mengelus punggung Tania, tangannya masuk kedalam pakaian Tania, lalu membuka kaitan pakaian dalamnya, kemudian tangannya kembali berkelana di bagian dada Tania.

Tania menempelkan pingganggnya dengan pinggang Alex, pria manapun tidak akan bisa tahan, apalagi Alex yang selalu penuh dengan vitalitas.

Tania dibaringkan diatas pasir.

Tidak tahu kapan, pakaian mereka sudah dilepas semua.

.......

Setelah selesai.

Alex memeluk Tania dengan erat "Apakah kamu merasa dingin? kita panggil taksi dan pulang dulu".

"Baik!" Tania menganggukkan kepalanya, bersandar dalam pelukan Alex, berjalan maju bersama "Aku punya kartu nama supir, aku meneleponnya" Tania mengeluarkan ponselnya, lalu menyadari bahwa ponselnya sudah mati.

"Aku saja yang menelepon" Alex menelepon nomor itu sambil tersenyum, tidak lama kemudian sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba menjemput mereka.

Duduk didalam mobil, Alex menempelkan bibirnya di telinga Tania lalu mengatakan "Pergi ke rumahku ya".

Awalnya Tania ingin menolaknya, namun kata-kata seperti itu hanya akan membuat hubungan mereka menjadi canggung, dan dia tidak menginginkannya, tujuan dia untuk mencari Alex hari ini adalah untuk berbaikan dengannya "Baiklah..." Kata Tania.

Satu setengah jam kemudian, mereka pun tiba di taman kaca, pulang kembali ke tempat yang pernah Tania tinggal, vila yang tidak asing, Tania merasa sedikit gugup, namun ketika kakinya melangkah kedalam, hatinya terasa tenang.

Tania sudah pulang, seperti dirinya yang akhirnya kembali bersama dengan Alex.

Disini masih sama seperti ketika Tania meninggalkannya, perabotan dan dekorasi, semuanya tidak ada yang berubah, kasur besar dalam kamar juga masih kasur besar yang sama, namun meja rias yang dulunya diletakkan disudut ruangan sudah tidak ada.

Tania menelepon ke rumah sakit, mengetahui bahwa Johan tinggal di rumah sakit.

Johan tidak ingin banyak bertanya, dalam hati dia juga sudah bisa menebak bahwa Tania mungkin pergi mencari Alex, jika Adiknya itu sudah membuat keputusan, maka Johan sebagai kakaknya mengatakan apapun juga tidak ada gunanya.

Alex turun kebawah untuk menuangkan air untuk Tania, ketika naik dia mendengar Tania sedang berbicara di telepon, Alex berjalan masuk, lalu meletakkan air disamping Tania, dirinya duduk disamping menunggu Tania selesai menelepon.