Terpikat Sang Playboy - Bab 45 Tanpa Ragu Sedikit Pun!

Alex ingin melihat reaksi Tania, Ia ingin membuatnya menyesal kenapa bertengkar denganya.

Sepanjang siang hari, Tania seperti terendam didalam kolam es, dengan kolam es yang rasanya sangat dingin, tubuh dan pikirannya sudah mati rasa, dia menghela nafas, dan dari tumpukkan dokumen, Dia menemukan dokumen yang disebut dokumen hotline selingkuhannya.

Dia membuka dokumen itu, dan menemukan nama yang tadi disebutkan Alex, dengan cepat dia menekan nomor telepon itu. Ketika telepon itu terhubung, dia langsung berbicara: “Apakah ini dengan Bu Felia, saya adalah sekretaris baru Direktur Alex, Direktur Alex meminta saya untuk menghubungi anda, bahwa hasil laporan kesehatan Alex telat dinyatakan terkena penyakit AIDS, dan dia juga meminta Anda segera menuju rumah sakit untuk menjalankan pemeriksaan kesehatan anda, selain itu, saya mohon anda jangan menyebarkan rahasia ini, agar tidak menimbulkan keributan.”

Setelah selesai berbicara, dia langsung membanting menutup telepon, dan meninggalkan wanita yang merasa panik didalam telepon.

Wajah Alex terlihat berubah menjadi biru, dan bayangan hitamnya sedang menggelilingi Tania “ Tania, kamu memang berani untuk mengatakan apapun.”

“Cepat atau lambat pasti akan mendapatkan penyakit itu, kurangilah menyakiti satu orang, menangkan regu mengambang tujuh tingkat” Tania berbicara dengan ekspersi datar, Ia melemparkan buku hotline selingkuhannya ke atas meja, dia berdiri dengan sepatu high-heelnya yang tinggi dan berjalan menuju keluar ruangan.

“Kemana kamu pergi?” Alex memanggilnya.

Tania meliriknya dengan pandangan dingin “ ke toilet, kenapa Anda juga mau ikut?”

Melihat dia tidak lagi berbicara, Tania langsung meninggalkan ruangan, setelah keluar dari ruangan itu, langkah-langkahnya perlahan menjadi lambat, sampai akhirnya dia harus berhenti berjalan, selama beberapa detik, kakinya tampak seperti membeku dan langkahnya tidak bisa diangkat. Dia hanya bisa berjalan sambil memegang dinding tembok.

Sebelum menikahinya, dia sudah mengetahui bahwa Alex adalah pria yang playboy, setelah menikahinya, dia juga mendapatkan sejumlah penderitaan, penghinaan dan ketidakadilan. Namun, dari awal dia tidak merasa bahwa dirinya dipaksa, meskipun dia menikahinya demi ayah dan kakak laki-lakinya, dia selalu percaya bahwa walaupun itu hanya pernikahan berdasarkan keuntungan dalam bisnis, dia percaya selain itu dia juga dapat memanen buah kebahagian.

Dia yang selalu memiliki keyakinan, tetapi sekarang dia telah kehilangan kepercayaan dirinya.

Setelah berdiri sekian lama, ia mendengar suara yang datang dari luar, mengetahui karyawan lain yang sudah selesai makan telah kembali, dan tidak ingin ada orang lain yang melihatnya, dia memilih jalan menuju sisi lain untuk menghindari mereka, penyamaran adalah hal yang sangat melelahkan. Sekarang, dia hanya ingin menemukan tempat yang tenang dan melepaskan topeng yang kukuh dan kuatnya.

Dia membeli sepotong sandwich, memandangi jallan yang dipenuhi dengan orang-orang yang datang dan pergi, pemandangan tersebut membuatnya merasa tercekik dan tertekan, kemudian dia naik taksi menuju taman hutan yang dulu sering Ia kunjungi.

Sesampainya ditujuan, dia turun dari taksi dan berjalan menuju kedalaman hutan, dia menemukan satu bangku yang warnanya sudah luntur, bangku kayu berwarna ungu tua untuk diduduki.

Perlahan-lahan merilekskan badannya, menutup mata, mengangkat kepala keatas, dengan sekuat tenaga dia menghirup nafas yang sangat dalam, kesegaran udara sejuk itu masuk menuju paru-parunya.

Ketenangan dalam keheningan, rasa kesepian yang membuatnya ingin menangis, perasaan kesepiannya yang selalu menekan hatinya, berjuang untuk menahan semua emosi, dan sekarang semua emosi yang ditahan kembali memukuli hatinya.

Kelopak matanya yang dipenuhi dengan air mata, cairan tersebut terasa panas dengan cepat mengalir melewati pipinya, dan kemudian semuanya mulai lepas kendali, seperti pintu penahan banjir yang terbuka, jika sudah tidak terkendalikan, maka biarkanlah air mata mengalir tanpa ragu sedikit pun.

Sesudah ini, dia akan menghapus air matanya, itu akan dianggap menjadi sebuah mimpi, dan dia harus melangkah maju dengan keberaniannya.

“Ahh-h…humm…” dia menamgis menghadap ke udara, air mata yang jatuh diatas kotak sandwich, dan kotak plastik transpran sandwich itu menjadi buram.

Angin yang sedang bertiup, dengan lembut angin mengangkat rambutnya dan menyentuh kulitnya, dan juga mengiringgi suara tangisannya.

“ Untuk pertama kalinya Aku melihatmu menangis seperti ini” sebuah tangan yang muncul dari samping menyeka air mata di wajahnya, dari suaranya yang lemah dan dingin, tidak bisa mengetahui emosinya, tetapi melalui jarinya yang dingin, bisa merasakan jarinya yang hangat dan lembut.

Tubuh dan pikiran Tania yang sudah mulai tenang, dan pada saat itu dia seperti menerima alarm peringatan, air matanya pun langsung terhentikan, dan badannya pun menjadi kaku membuatnya terdiam ditempat.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu