Terpikat Sang Playboy - Bab 449 Berita Mengerikan Dari Agus Leng

Mendengar suara tersebut, wajah Tania tampak merah bagaikan tomat “Alex, kamu sudah cukup belum? Putri dan putra kita masih memperhatikan kita.”

Alex rakus dan enggan pergi.

Dave melihat persediaan makanan untuk dirinya sendiri di rebut oleh ayahnya, mulutnya cemas dan menangis begitu nyaring, tidak boleh merebut susu untukku, tidak boleh merebut susu untukku.

Tania mengatakan 100 kali pun tidak berguna, tapi sekali anaknya menangis, ia segera melepaskan.

“Ini gara-gara kamu” Tania menyalahkan Alex dan mengambil ahli kembali Dave yang berada di dalam gendongannya “Cup cup Dave jangan menangis, sayangku jangan menangis, pasti sudah lapar ya, Ibu segera menyuapimu, besok Ibu akan pukul ayah yang merebut susu kamu ya nak.”

Tania sambil berkata ia mengambil handuk panas di samping dan menyekanya. Ketika bayi kecil itu mencium aroma susu, dia menemukan sumber dari aroma dan dia memegangnya dengan dua tangan kecil yang gemuk,lalu menyedotnya sekuat tenaga sampai muncul bunyi suara ku tok ku tok menelan susu, seperti ada yang ingin berebut dengannya.

Pada kenyataannya, memang ada yang berebut dengannya yaitu ayah yang tidak tahu malu.

“Dave anak yang baik" Tania menyentuh kepala kecilnya dengan kasih sayang, waktu yang paling membahagiakan adalah melihat mereka penuh dan puas, dan bahkan ketika mereka berkumpul bersama, manisnya dunia tidak bisa dikalahkan suasana hati yang penuh kebahagiaan.

Alex berubah dari posisi jongkok menjadi duduk di samping tempat tidur, menatap bayi yang sedang minum susu dengan nikmat, sambil memaki sambil bercanda “Dasar bocah, kamu hebat sekali ya punya cara, menangis adalah kartu sakti kamu, kan? Kamu dan kakakmu selalu memonopoli Ibumu, ini tidak boleh, harusnya sisakan 10 persen untuk ayah.”

“Idiot, apakah dia mengerti dengan perkataan kamu dan apalagi isinya membosankan” Tania meliriknya dengan dingin.

“Kenapa, bukankah kamu yang bilang harus berkomuniksi dengan anak-anak, Haish, jujur saja setelah memiliki anak, dunia untuk kita berdua telah hancur menjadi dunia kita berempat” Mau berkomentar apa itu tidak mungkin, itu seperti ikan dan cakar beruang tidak bisa memiliki keduanya.

"Kalau begitu apakah kamu ingin punya keturunan di masa mendatang atau dunia milik berdua?! Tuhan sangat adil, apa yang terampas dari kamu, pada waktu yang bersamaan akan memberimu sesuatu yang lain, tergantung bagaimana kita menyikapinya.” Tania berkata dengan santai.

Alex memandang Dave dalam pelukan Tania, dan berbaring miring di samping Diva, memandang bayi itu seperti mimpi di dekatnya. Dia menoleh ke Alex dan berkedip padanya, karena dia mewarisi gennya, ia seperti melihat dirinya versi mini, ini adalah kelanjutan dari hidupnya. Dia mengulurkan tangan dan mencoleknya, bocah yang sudah kenyang puas, sekali di colek oleh ayahnya, kelembutan seperti ini tidak dapat digantikan oleh perasaan apapun.

“Istri, kamu benar. Tuhan itu adil.” Dia melanjutkan perkataannya dan mendekati tubuh lembut Diva sang bayi kecil lalu menciumnya, putriku, kau adalah sebagian rusuk dari ayah.

Wajah Tania, dari sudut mata ke ujung alis,semuanya ringan,hangat, senyum lembut, apa yang di sebut dengan kebahagiaan sebenarnya, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata cantik dan rumit, hanya dapat di rasakan dalam ketenangan,tidak perlu kata-kata, lebih tidak butuh lagi ungkapan kata.

Malam seperti itu, meskipun lelah, tetap suatu hal yang puas dan rela. Ke depan bisa diingat kembali kenangan bersama anak-anaknya, begitu banyak interaksi, bukan hanya kenangan kosong. Tania dan Alex juga merasakan untuk pertama kalinya betapa bahagia dan memuaskannya menyaksikan pertumbuhan anak-anak mereka setiap hari, karena begitu mereka melewatkannya, walaupun punya uang juga tidak dapat menukar kembali.

Acara bulan penuh purnama diadakan di rumah taman kaca, saat ini sedang musim semi, suhu udara tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin, taman cermin dipenuhi bunga, dan pohon willow akan bergoyang, sebuah pemandangan yang indah.

Lusa adalah acara undangan genap bulan purnama, Tania menunjukkan pakaian yang akan dikenakan oleh anak-anaknya, dia mengakui bahwa dia sombong karena dia berharap anak-anaknya akan menjadi sorotan paling terang.

Alex menggunakan tablet untuk main game, yang penting soal acara genap bulan purnama dia sudah mengurusnya. Edwin sudah di atur di jemput orang. Setelah menyelesaikan semua hal ini, dia baru merasa lega sekarang.

“Suamiku, menurut kamu jumpsuit pink ini terlihat lebih bagus atau rok biru ini ?” Tania menggambarkan dua pakaian kecil di depan mata Alex.

“Jangan menghalangi,,,awas,,,aduh, kalah deh” Alex yang lagi fokus main game, sekali di halangi oleh Tania, permainannya kalah, dan harus mulai dari awal lagi, dalam hatinya jadi jengkel.

Tania mengambil tabetnya dan mengesampingkannya "lihat cepat, mana yang terlihat bagus?”

"Semua terlihat bagus," Alex diam-diam mencerna kemarahannya di dalam hatinya, memaksa berkata dengan hati yang tenang.

“Kamu begini sama saja seperti tidak mengatakan apa-apa” Jawabannya membuat Tania merasa tidak puas.

Alex menghela nafas, "Sejujurnya, tidak ada satu pun yang terlihat bagus. Putriku adalah malaikat. Putih adalah yang paling cocok. Dia cantik secara alami. Kamu bisa mengenakannya gaun katun putih."

“Benarkah, kalau begitu aku akan pergi membeli satu yang bewarna putih, kalau putra kita kasih pakai yang warna hitam saja ya, lebih keren, tapi berpakaian begitu apakah tidak berkesan hitam putih? Tania berdiri di sana, merasa berantakan.

Alex menggunakan tangannya menutupi wajahnya, sungguh dikalahkan oleh wanita. Wanita lain pun setelah menikah akan seperti ini juga.

“Ngut… Ngut…” suara panggilan masuk di ponsel Alex bergetar, ketika dia ingin menerima panggilan, pintu terdorong terbuka dan Edwin berjalan masuk dari luar.

"Mengapa kamu memanggilku ketika kamu sampai di sini, otakmu bermasalah?" kata Alex dengan marah.

Tania meletakkan pakaian dan menghampirinya “Agus, kamu sudah datang? Silahkan duduk”

Agus Leng melonggarkan dasinya dan duduk dengan hormat “ Alex, barusan aku menerima telepon, Linda bertengkar dengan seorang wanita tahanan. Dia membunuh wanita itu. Kasusnya buruk. Penjara seumur hidup tidak ada jalan lain.”

"Apa?" Alex mendengar berita itu, dan hatinya tiba-tiba tenggelam. Meskipun dia tidak ingin mendengar nama itu lagi, dia masih merasa berat di dalam.

"Dia, mengapa dia melakukan ini? Sejauh yang aku tahu, Linda bukan tipe orang yang impulsif, bagaimana itu bisa terjadi?" Tania tidak percaya, dia tidak memiliki perasaan berat seperti Alex dan Agus Leng, tapi juga tidak bisa merasa senang.

Agus Leng menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, aku hanya tahu bahwa dia marah dan menusuk wanita itu dengan balok besi, masih perlu melakukan pemeriksaan mental." Agus Leng berkata dengan tenang. Setelah dia menjawab telepon tadi, seluruh kakinya menjadi lemas, kaki dan tangannya menjadi dingin, hatinya menjadi cemas, dia bersama Linda sudah dari pelajar hingga tempat kerja, mereka bertahun-tahun bersama di Inggris dan Perancis, meskipun dia orang yang tidak kenal ampun, meskipun dia sering memanfaatkan dia, bahkan jika dia masih temannya, ini adalah hal yang tidak bisa diubah.

"Sekarang—” Alex mengucapkan sepatah kata, berhenti sejenak, menenangkan suasana hatinya, mengangkat matanya, "Masih bisakah mengunjunginya?"

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu