Terpikat Sang Playboy - Bab 439 Vincent, Kamu Tidak Datang Juga Tidak Masalah

Alex tersenyum lembut "Dia sudah makan, dia ini benar-benar anak kecil yang pemilih, ia hanya ingin minum asi ibunya."

"Aku pikir, mungkin dia tahu aroma tubuh ku, ia tahu aku adalah ibunya, kamu lihat, putra kita sangat ganteng, ganteng dan sangat menarik, kelak mungkin dia akan menjadi pria tampan yang sangat menggoda" Tania membelai wajah kecilnya, rambut hitamnya yang subur, ia sangat menyayanginya, menyayanginya sampai ke dalam tulang, dan hatinya menjadi lembut selembut awan, seakan-akan sudah mau melayang.

Mungkin ini adalah kasih sayang seorang ibu, tidak peduli bagaimana kepribadian wanita itu, ketika anak lahir dan berbaring dalam pelukannya untuk minum susu, kasih sayang yang begitu kuat itu sama.

Tania tiba-tiba menyadari kasih sayang ibu mertuanya kepada suaminya, begitu lembut dan mendalam.

Pada awalnya, air susunya belum banyak, jadi si kecil mengisapnya dengan keras untuk waktu yang lama lalu ia baru bisa meminum susunya. Kemudian, dia mungkin lelah mengisapnya, ia melepaskan puting susu, dan tertidur di pelukan ibunya.

Bayi yang berbaring di sisi lain juga sudah merengek. Tania berbalik ke samping dengan hati-hati. Anak perempuan nya membuka matanya dan menatapnya dengan dalam. Dia seperti ayahnya, memiliki rambut cokelat dan kulit putih seperti orang Barat,mulut kecil nya itu berwarna pink seperti mawar merah muda yang baru saja mekar, begitu lembut, tatapan matanya sangat kepolosan "Suamiku, putri kita ini seperti malaikat. Super imut, dia terlihat mirip denganmu, bola matanya sepertinya berwarna hitam, cerah seperti kristal hitam, itu membuatnya terlihat lebih cantik. "

"Kamu memberikanku anak yang paling cantik sedunia. Kelak, kita akan menyaksikan mereka tumbuh bersama dan melihat merek tumbuh hari demi hari. Aku merasa sangat bahagia." Alex membungkuk, ia mencium wajah Tania dan wajah putrinya.

Mulut bayi kecil itu bergerak ke atas. Mereka terkejut dan sadar bayi kecil imut itu tampaknya tersenyum. Ini membuat mereka sangat gembira.

"Putriku sedang tersenyum, apakah kamu melihatnya, bagaimana mungkin anak sekecil itu bisa tersenyum?" Alex lebih gembira daripada membicarakan bisnis bernilai miliaran dolar.

"Karena kamu menciumnya, dia tahu kamu adalah ayahnya, dia tidak bisa bicara, dia hanya bisa mengekspresikan cintanya dengan senyuman" kata Tania sambil tersenyum.

"Kalau begitu, putri kita adalah seorang jenius, ia sangat kecil, dan dia sudah dapat mengekspresikan emosinya yang begitu mendalam dan rumit" Alex menyentuh wajah putrinya, dan ia sangat menyayanginya.

Terdengar suara ketukan pintu, seseorang memutar gagang pintu lalu masuk.

Tania menoleh untuk melihat, dan ketika dia melihatnya, dia tersenyum dengan sedikit terkejut "Vincent——"

Vincent datang dengan membawa seikat bunga dan sekeranjang buah "Maaf aku datang terlambat, aku pergi ke provinsi lain pagi ini. Aku menerima telepon dari Johan dan aku baru tahu bahwa kamu sudah melahirkan, dan aku segera bergegas kembali."

"Sebenarnya, kamu tidak datang juga tidak masalah." Alex menjawab lebih cepat dari Tania.

Vincent tidak.mempedulikannya, ia mengabaikannya, setelah menaruh bunga dan buah-buahan itu kesamping, ia duduk di sebelah tempat tidur "Bagaimana tubuhmu?"

"Setelah melahirkan aku merasa sangat lelah, tetapi aku sudah tidur sepanjang sore, sekarang aku merasa jauh lebih baik, terima kasih kamu kembali dan datang menjengukku" ujar Tania dengan tulus, tidak peduli seberapa jauhnya, dia selalu mengutamakannya. Dia tersentuh dan merasa bersalah padanya.

"Ini sudah seharusnya. Kamu tidak perlu mengatakan terima kasih." Vincent tersenyum elegan"Sekarang biarkan aku melihat kedua bayi itu, kata Johan, mereka sangat imut seperti dua boneka."

Vincent menunduk dan memandangi dua bayi yang tergeletak di lengan Tania. Dia tidak bisa membedakan jenis kelamin mereka"Mereka kembar kan? Menurutku mereka sangat mirip, yang rambut hitam ini kakaknya bukan? Bibirnya merah, sangat cantik, tetapi adik laki-lakinya juga sangat cantik, keduanya seperti anak perempuan. "

"Vincent, kamu ini gimana sih, tidak bisa membedakan laki-laki dan perempuan" Alex memarahinya, dia salah menyebutkan jenis kelamin mereka.

Tania tertawa di tempat tidur "Vincent, kamu sudah salah, yang berambut hitam adalah laki-laki, dan yang berambut cokelat ini adalah anak perempuan."

"Oh begitu, mereka sangat kecil. Pada pandangan pertama, sangat sulit untuk membedakan jenis kelamin mereka. Tania, mereka sangat lucu." Vincent dengan teliti melihat kedua anak itu lagi dan berkata dengan tulus.

Alex dengan bangga mengangkat dagunya "Tentu saja, itu tidak perlu dikatakan dan tidak perlu di pikirkan lagi, gen baik siapa yang mereka warisi."

"Apakah itu baik? Mengapa aku tidak menyadarinya, apakah kebaikan yang kamu maksudkan itu adalah kesombongan dan kelicikan? Atau kepribadian playboy mu itu? Itu sepertinya memang cukup baik." Vincent mengangkat matanya dan menyindirnya.

"Kamu——, itu karena kamu iri padaku" kata Alex, dia mulai menyerang nya.

Pandangan Vincent menjadi dingin, dia memiringkan kepalanya dan tersenyum sinis, lalu menoleh kearahnya "Jadilah lebih dewasa, Alex, di depan anak-anak, berhentilah menjadi kekanak-kanakan seperti anak kecil".

"Biarkan saja, memangnya kenapa?" Alex tidak marah ia malah tersenyum, ia mengangkat alisnya, tampak seperti ingin bertengkar dengannya.

"Tidak apa-apa, aku tidak pernah ingin berurusan dengan orang idiot" Vincent berkata dengan tenang, ia menundukkan kepala menatap ke bayi itu.

Mungkin suara mereka terlalu keras, mulut bayi perempuan itu menjadi cemberut, dan dia menangis keras, Alex bergegas menggendong putrinya "Jangan menangis yah nak, ayah akan menggendongmu, jangan menangis, jangan menangis"

"Suamiku——menurutku dia sudah lapar. Dia belum minum susu." Tania memikirkan kemungkinan itu.

"Kalau begitu coba berikan dia asi, jangan sampai ia kelaparan" Alex menempatkan bayi itu di samping Tania, melihat istrinya sudah mau membuka pakaiannya, dia menutupi dadanya "Vincent, kamu seharusnya sadar diri dan memalingkan wajahmu."

Wajah Tania agak sedikit canggung "Aku agak miring, tidak apa-apa, tidak akan kelihatan."

Vincent tidak mengatakan sepatah kata pun, dan ia langsung membalikkan tubuhnya. Dalam beberapa hal, dia masih rasional.

Ketika bayi menyentuh puting susu, dia segera membuka mulutnya dan memakannya dengan cepat, Tania merasakan susu di payudaranya terus keluar, anak perempuannya menghisap dengan sangat cepat, dan semakin kuat.

"Anak ini benar-benar lapar, tidak heran dia menangis."Alex dengan sangat hati-hati, dan dengan ringan mengelus rambutnya dengan tangannya. Wajah kecil itu merah karena dia mencoba berusaha untuk menyusu.

Ketika dia sudah kenyang, dia menarik napas dan kelelahan, lalu menutup matanya dan teertidur dengan tenang. Gerakan-gerakan kecil ini tampak aneh dan menyenangkan bagi Tania dan Alex.

"Vincent, kamu boleh berbalik, ia sudah selesai." Tania berbaring telentang.

Vincent berbalik "Kelak, kamu harus menyusui dua anak sendirian, Takutnya air susu nya tidak dapat disuplai."

"Semoga cukup untuk mereka berdua meminum susu. Sebelumnya aku mendengar dokter mengatakan bahwa minum lebih banyak sup ikan, sup kuku itu akan membantu penambahan air susu, aku pikir aku akan segera menjadi induk sapi" Tania bercanda.

Vincent tersenyum dan duduk sebentar. Tania tertidur, melihat waktu sudah agak malam, dia bersiap untuk bangkit dan pergi, lalu kedua bayi kecilnya yang tertidur tiba-tiba menangis.

Alex menggendongnya sebentar, tetapi yang satunya masih menangis. Dia berkata kepada Vincent "Idiot, kenapa.kamu terbengong, ayo gendong dia."

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu