Terpikat Sang Playboy - Bab 234 Ini Adalah Tempat Yang Membuatnya Hangat!

Alex melihat dia memilih dengan gembira, wajahnya bersinar berseri-seri, pria itu tidak tega untuk menggangu kesenangannya, hanya bisa memaksa dirinya untuk bertahan.

“Bos, bantu aku membuka kulitnya dan bungkus dengan kotak , saya beli sebanyak ini, kamu seharusnya memberikan saya diskon.”Tania satu kali nafas sudah memilih 5 buah durian, dalam hatinya berfikir nanti aku dan Alex akan memakannya, jika membeli sedikit mungkin akan kurang, kamu tidak tahu bahwa seseorang di belakangmu ini ingin pergi melarikan diri dari perahu.

Pemilik durian seketika menjual begitu banyak durian, tersenyum sampai memejamkan mata“Baiklah, melihat kamu membeli begitu banyak saya memberi kamu diskon, yang saya jual ini adalah durian bantal emas asli, kalian pasangan suami istri ketika memakan ini pasti akan kecanduan.”

Tania sambil membayar uang sambil berkata“Bos, dari mana kamu melihat kami adalah pasangan suami istri?”

“hai, sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, mana mungkin membeli durian untuk di makan, ketika mencium bau mulutnya pasti bisa mati, hanya suami istri yang tidak akan peduli akan hal itu”Penjual durian itu mengira dirinya benar mengatakan hal tersebut.

Tania tertawa dengan gembira, tetapi wajah Alex bertambah hitam kelabu. Dia memikirkan bahwa nanti dia akan menciumnya, pada akhirnya mulut yang penuh dengan bau durian ke tubuhnya, membuat gas dari dalam perutnya berguling-guling naik ke atas, dan menghabisinya tanpa ampun.

Setelah selesai membeli durian, Tania mengambil 8 kotak yang berisi durian yang sudah tidak memiliki kulit, dia menyuruh pendayung kapal terus mendayung.

“Nanti kita bagi saya 4 kotak kamu 4 kotak, jika tidak cukup jangan merebut punyaku ya.”Tania masih mengira pada dasarnya tidak ada orang yang akan membenci makan buah yang lezat ini, sehingga tidak ada keraguan bahwa Alex juga pasti menyukainya.

Alex tersenyum lebih jelek dari pada menangis“ saya tidak akan mengambil punyamu, kamu makan saja semua.”

“Bagaimana mungkin saya memakan semuanya, saya membeli 5 buah durian, apakah kamu mau memakan satu sekarang juga.”Tania memiringkan pinggangnya ingin membuka kantong tersebut, sebenarnya mulutnya sudah ingin melahap makanan tersebut.

Alex bertindak sebagai musuh terbesarnya, dengan cepat memegang tangannya“Jangan di keluarkan.”

“Kenapa?”Tania mengedip-ngedipkan matanya tidak mengerti apa maunya.

“Eeem... Karena--”Alex mengangkat satu alisnya, berusaha keras memikirkan alasannya,“Karena jika, setelah kamu memakannya lalu membuang biji kedalam sungai, bisa mengakibatkan pencemaran sumber mata air, setelah sampai di pinggir sungai baru kita memakannya.”

Tania mengedipkan mata indahnya, merasa dia sedikit aneh, tetapi tidak mendapati keanehannya, dia menarik kembali tangannya“saya sungguh tidak menyangka, kamu memiliki kesadaran untuk melindungi alam ini. Nah baiklah, setelah sampai di pinggir sungai kita cari tempat untuk menyantap makanan ini.”

“Baiklah--, Okelah!”Ai, Alex terbujur senyum kaku, dari dalam hatinya merasa hancur sendiri, wanita itu terlihat sungguh menyukainya, dia juga ingin memiliki hobi yang sama dengannya.

Kalau tidak, tunggu saya mencobanya, dia melihat kantong yang di tangan wanita itu, memikirkan rasa itu saja, membuatnya tidak memiliki keberanian.

Sudah sampai di darat, Tania menariknya, untuk mencari tempat beristirahat.

Alex secara diam-diam berdoa dalam hati, membayangkan siapa yang dapat merebut dua kantong yang berada di tangannya, jika tidak dia pasti akan langsung membuangnya, atau memberi tahu dia bahwa dia sangat membenci durian dan memerintahkannya untuk tidak memakannya. Wanita itu hanya bisa seperti burung kecil yang menuruti semua perkataannya dan berjanji tidak akan pernah memakannya lagi.

Dia sedang memainkan teater kecil ini dari dalam benaknya.

Tania melihat wajahnya yang terlihat sedang melamun, mengunakan tangannya mengelus dahinya,“Apakah kamu baik-baik saja, apa yang membuat kamu tidak nyaman?”

Seketika jiwa Alex kembali“Tidak ada, saya baik-baik saja.”

“Saya merasa kamu mulai dari tadi terasa sedikit aneh, Apakah mungkin...”Tania menarik panjang suaranya, memandangnya dengan begitu dalam dan panjang, Alex mengira dia sudah dapat melihatnya, dia berpikir begitu juga bagus, siapa tahu dia melihat ke kanan dan ke kiri, lalu menginjitkan kakinya mendekati telinga pria tersebut dan berkata,“Apakah kamu mau buang air kecil?”

Di wajah Alex terlihat garis hitam, dia mengelengkan kepala, menjawab“tidak ada.”

“Jangan malu-malu, kamu lihat ekspresi wajahmu itu seperti menahannya terlalu lama, sekarang kita pergi ke toilet umum dahulu.” Tania yakin dia sangat ingin pipis, dan lagi wajahnya terlihat linglung begitu lama.

Dan lagi-lagi Alex ditarik dia untuk mencari toilet umum.

Dan hasilnya di sini tidak ada restoran ataupun toko apapun itu, hanya ada dermaga di pinggir sungai, tidak terlihat ada orang di sini, dan di dalam jalan ini orang tidak akan mungkin datang kemari.

Jangan bilang, pemandangan di dermaga ini juga sangat bagus.

Tania menarik-narik Alex “Saya lihat tidak akan mudah untuk mencari toilet umum, lebih baik saya menutupi kamu saja, kamu kan pria, dengan berdiri juga bisa menyelesaikan semua ini.”

Alex tidak dapat menahan tawa sampai menyembur dan tertawa, “Wanita ini tidak ada perasaan malu. Di atas langit dan matahari sembarangan buang air kecil dan besar, saya belum pernah mencoba semua ini.”

“Benci--”Tania memukul dia“Bukannya saya memikirkan ini demi kamu, baikah silakan kamu terus menahan hal itu, ayo pergi, kita pergi kesana lalu makan durian”Dia menarik pria itu berjalan ke pinggir dermaga, di sana ada kursi, dan pas untuk kita duduk berdua.

Makan durian!!! Alex sungguh ingin melarikan diri.

Setelah duduk, Tania mengeluarkan satu kotak durian, membukanya, mencubit sebuah lalu memakannya, dan sambil memuji rasanya,“Sangat manis, rasanya sungguh tidak buruk.”sambil menyerahkan satu kotak ke hadapan Alex dan berkata“Kamu makan juga.”

Alex mengambil nafas, menahan nafas sampai sedikit lagi melepas nafasnya, sampai dia benar-benar tidak dapat menahan nafasnya, dia menarik satu hembusan, bau busuk itu, seperti penggiling daging, berguling-guling di dalam perutnya.

“Kroww--”cairan di dalam perut mengalir ke tenggorokan, dia tidak bisa menahannya lagi lalu pergi melarikan diri.

“Apa yang salah denganmu, kenapa kamu pergi--”Tania melihat dia mendadak pergi begitu saja, sedikit tidak jelas, apakah mungkin sudah tidak tahan lagi untuk ingin pergi ke toilet.

Di dalam hatinya pria itu pasti akan kembali mencarinya, jadi dia melepaskan perutnya, seketika sudah memakan tiga kotak durian. Dia bersendawa, kenyang, tidak bisa memakannya lagi, dan sungguh terasa enak.

Alex melihat dia sepertinya sudah selesai makan, baru kembali. Tania melihat dia kembali tersenyum lalu mendekatinya, mulutnya menghembuskan bau itu, langsung membuatnya mati terbekap.

“Wajahmu sungguh tidak enak dilihat, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu? Apakah kamu lapar? Ayo makan durian.”Tangan Tania, mulutnya mengelurkan bau durian, dan pada akhirnya mau memasukan satu buah durian ke dalam mulutnya.

Jika kamu mencintainya kamu harus berani memakannya, Alex bahkan seperti mau kehilangan nyawanya mengigit dengan satu gigitan. Indra pengecap tidak merasakan rasa manis ataupun masam, yang pasti bau dari durian sudah masuk ke setiap pori-pori di tubuhnya.

Dengan terburu-buru dia berdiri, lalu meludahkan durian yang berada di dalam mulutnya.

Baiklah, bahkan jika pria itu mencintainya, tetapi tetap saja tidak dapat memakannya.

Tania melihat durian yang jatuh ke lantai, dan melihat orang yang sedang menderita seperti lebih baik mati dari pada hidup seperti ini, seketika baru mengerti ekspresi aneh sepanjang perjalanan ini, menahan perutnya lalu tertawa sekeras-kerasnya,“Jika kamu tidak bisa makan kenapa kamu tidak katakan, Alex kamu sungguh lucu, haha...”

Pada hari itu dia tahu, dia yang terus berjalan dalam jalan apa yang di inginkannya, Alex yang tidak memperdulikan apa yang orang lain rasakan, sekarang sudah belajar untuk beradaptasi, semua ini yang membuat wanita itu merasakan bahwa ini merupakan tempat yang terhangat.

“Kamu masih tertawa, saya sudah menyuruh kamu jangan membelinya tetapi kamu masih saja ingin membelinya, ya ampun sungguh busuk.”Alex mengunakan air mineral untuk mencuci mulutnya, seperti orang indonesia yang memakan bawang bombai, sungguh menderita karena ada bau yang tidak nyaman.

Tania memeluknya, lalu sengaja menjilat bibir merahnya“Ayo kemari, saya berikan kamu ciuman lagi.”

Secepatnya Alex menutup mulutnya, menangkapnya dan berkata“Bocah tengik, jangan terlalu senang dahulu.”

“Ayolah, hanya satu ciuman saja”Dia semakin begitu, wanita itu semain menggodanya.

Di dermaga itu mereka meninggalkan suara tawa dan keributan, duduk dengan tenang, dan menikmati matahari yang terbenam sangat indah.

Di malam hari, mereka naik mobil kembali ke hotel, di perjalanan Tania sekali lagi menerima telepon dari Vincent, dia sudah tahu pria itu telah tiba!

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu