Terpikat Sang Playboy - Bab 304 Mengapa Harus Berbohong, Dia Sangat Benci Dengan Kebohongan !

Alex masih menyimpan surat itu di kantornya, ia menggosok di pelipisnya dengan tangan, dan suasana hatinya berubah menjadi sangat buruk.

Di tempat lain, Tania di toko, dia sedang sibuk merapikan pakaian baru. Setelah sekretaris Melinda pergi kemarin, mereka kembali ke Taman Kaca. Untungnya, Stella yang gila tidak keluar untuk membuat masalah, dia dapat merasakannya perasaan Alex agak sedikit tertekan, jadi dia tidak mengganggunya lagi, dia pergi tidur setelah mandi, dia memeluknya dan segera terlelap.

Namun, dia insomnia tadi malam, dia berpikir, dia mengklarifikasi masalah ini, apakah itu benar atau salah? siapa pun memiliki hak untuk mencintai orang yang ingin dicintainya, dan hak apa yang ia miliki untuk membuat sekretaris Melinda terlihat begitu buruk?

Kemarin dia menang, tetapi dia tidak merasa bahagia, wanita demi pria, berbuat begitu terhadap wanita lain, dan pada akhirnya membiarkan wanita itu menangis dan pergi, apakah itu hebat?

Sebaliknya, jika ada kesempatan sekali lagi baginya untuk memilih kembali, dia mungkin masih akan melakukannya, walaupun ia bersimpati padanya, tetapi dia tidak dapat menempatkan rasa simpati itu pada posisi krisis seperti itu.

"Bos, kamu menggantung pakaiannya dengan terbalik" pelayan Ani mengingatkannya di belakangnya.

"Oh——" Tania tersadar dan menepuk-nepuk kepalanya "Kamu lihat aku ini benar-benar ceroboh" Dia tersenyum dan menggantung pakaiannya kembali.

Pelayan Ani bertanya di samping "Bos, apakah kamu memiliki masalah? Pagi hari begini sudah melamun saja, apakah kamu mengkhawatirkan Vincent yang berada di rumah sakit sendirian? Atau karena kamu memiliki masalah dengan Alex?"

"Dasar penggosip, semuanya bukan, kamu jangan sembarangan menebaknya, kamu gantungkan ini, aku akan duduk di sana sebentar" Tania dengan santai berjalan ke meja depan, duduk disana, melihat ponselnya untuk waktu yang lama, ia ragu apakah mau menelpon Alex atau tidak, dan akhirnya ia memutuskan untuk menelponnya.

Dia mengambil ponselnya dan mengklik namanya lalu menelponnya, setelah berdering beberapa kali baru ada orang yang mengangkat teleponnya, Dia segera berkata "Halo—— Alex ayo kita makan siang bersama"

"Maaf, aku punya pelanggan di siang ini, aku harus menemaninya, bagaimana kalau kita makan malam bersama?" Suara Alex datang dari ujung telepon situ, dia tidak bisa mendengar emosinya dari telepon.

Tidak tahu mengapa, hati Tania seperti agak suram "Oh——begitu, tidak masalah, kalau begitu kamu sibuk saja dulu"

Ia menutup teleponnya dan udaranya terasa tipis.

Dia meremas ponselnya dengan keras, menghibur dirinya sendiri di dalam hati, Tania bagaimana kamu berubah menjadi begitu lengket, dia memiliki pelanggan untuk ditemani, bukankah itu sangat normal, dia bukan seorang pemalas, membiarkan mu memanggilnya kapanpun dan dimana pun, kamu harus lebih leluasa, bisa tidak jangan melakukan hal yang sama seperti seorang gadis kecil, jangan berpikir terlalu banyak, berbisnis lah, berbisnis lah.

Setelah pukul 10, para pelanggan mulai berdatangan, Tania menyambut setiap pelanggannya secara pribadi, dengan hangat membantu mereka untuk menyocokkan pakaian, dan tidak membiarkan diri nya untuk berdiam sejenak, ia juga melakukan pekerjaan para staf nya secara bersamaan.

Satu dua jam berlalu dengan cepat. Pada jam 12, pelanggan sudah agak berkurang. Amel dan Rita pergi untuk membeli makan siang, Tania membongkokkan pinggangnya untuk merapikan pakaian yang di coba para pelanggan tadi.

"Bos, kamu selalu mengambil pekerjaan kami, apakah kamu ingin memecat kami?" ujar Pelayan Ani dengan bercanda.

"Kamu paling cerewet, kalau harus memecat orang kamulah yang pertama kali yang akan aku pecat" Tania meletakkan pakaian yang dilipatnya itu ke atas rak, berkata dengan tersenyum, pada kenyataannya, hatinya masih penuh dengan emosi dan masalah, baiklah, dia tidak bisa tidak memikirkan itu, Apakah Alex menyalahkan nya karena terlalu banyak bicara semalam? jadi dia tadi mengatakan bahwa ada pelanggan yang harus ia temani, dan pada kenyataannya, sebenarnya dia tidak ingin bertemu dengannya.

Ketika dia memikirkan hal itu, hatinya merasa lebih tidak nyaman lagi, dia tiba-tiba ingin tahu apakah dia benar-benar pergi menemani pelanggannya.

Agar hatinya bisa tenang, ia pergi untuk melihatnya sebentar dan akan segera kembali setelah itu.

Tania adalah seseorang yang langsung melakukan apa yang ia ingin lakukan, ketika ia memikirkan sesuatu, maka ia akan segera melakukannya. Dia pergi ke meja depan dan mengambil tas. Sambil berjalan ia berkata kepada pelayan toko "Aku akan keluar sebentar dan akan segera kembali"

"Oh, baiklah" kata Ani dan Rita secara bersamaan.

Tania naik taksi ke Perusahaan Even, ia bersembunyi di singa besar di luar pintu, mengamati kendaraan yang masuk dan keluar, dan ia melihat waktu sudah jam 12:30, jika pergi makan bersama dengan pelanggan seharusnya ia sudah pergi.

Ia berpikir keras, terus menunggu seperti itu juga bukan cara yang baik, lalu ia menelepon ruang sekretaris presdir dan ia masih berpikir dalam hatinya, jika sekretaris Melinda menjawab telepon itu, dia masih bisa memanfaatkan kesempatan untuk meminta maaf padanya.

Telepon berdering beberapa saat sebelum seseorang mengangkatnya. Tetapi yang membuat Tania merasa aneh adalah bukan sekretaris Melinda yang menjawab telepon itu. Dia bertanya kepadanya apakah Alex ada disana atau tidak, dan orang itu mengatakan bahwa dia sudah pergi makan, ia baru saja pergi.

Baru menutup telepon, Tania melihat mobil Alex keluar, dia menghentikan taksi dan mengejarnya, melihat dia masuk ke sebuah restoran Prancis, dia juga mengikuti nya masuk, lalu duduk di belakang punggungnya.

Tania melihat nya duduk dan langsung memesan makanan, setelah 10 menit berlalu, ketika makanan diantarkan, dia memakannya sendirian, tidak ada pelanggan.

Hatinya terasa dipukul dengan keras, ia memegang buku menu, hatinya bergetar dengan sangat luar biasa, perasaan dibohongi itu benar-benar tidak nyaman. Apakah dia benar-benar benci melihatnya?! Hatinya tidak bisa mengendalikan rasa sakit itu.

Pelayan berdiri di sisinya dan menunggunya memesan makanan.

Tania menutup buku menunya, kedua kakinya gemetaran dan ia berdiri, berjalan beberapa langkah menuju ke pintu. Ketika dia datang, dia berkata pada dirinya sendiri, tidak peduli apa pun hasilnya, dia akan segera pergi setelah melihatnya.

Tetapi ketika ia berjalan, dia memperlambat langkah kakinya, dan langsung berhenti di tempat, berbalik, memegang erat dompetnya dan berjalan kembali, berdiri di depan Alex melemparkan dompetnya ke piringnya "Kamu seharusnya mengatakannya padaku, kamu ingin makan sendirian hari ini, jadi kamu seharusnya tidak datang untuk mengganggu ku, begitu munafik, apa itu bermakna? " iya, dia tidak bisa pergi begitu saja dan berpura-pura tidak tahu.

Kebohongan lebih tidak dapat diterima olehnya dibandingkan dengan kemarahan.

Makanan di piring terciprat ke tubuh Alex, pisau dan garpu pun jatuh ke lantai. Orang-orang di restoran semuanya melihat ke arah mereka, itu membuatnya sanagt kehilangan muka.

Dia membersihkan noda-noda di tubuhnya, menahan amarahnya dan mengangkat kepalanya. Dia bingung lalu mengerutkan alisnya "Tidak benar, bagaimana kamu tahu bahwa aku ada di sini? Apakah kamu mengikutiku?

"Iya, aku mengikuti mu, aku ingin melihat apakah kamu benar-benar seperti yang kamu berbicara di telepon, menemani pelanggan mu makan, terima kasih kamu telah membiarkan ku melihat kebenarannya, pada awalnya aku berpikir untuk berpura-pura tidak melihatnya dan berjalan pergi, tetapi aku merasa bahwa diriku sangat tidak berguna, lalu aku kembali, apakah itu tidak boleh?" Tania tidak menyangkalnya, dia mengakuinya dengan jujur.

Alex memandangi wajahnya yang galak itu. Sekarang kata-kata yang akan membuatnya melembut, dia juga merasakan dirinya itu penakut, tidak berguna dan sangat tidak memiliki wajah "Sekarang kamu sudah melihat nya dan kamu boleh pergi sekarang"

Tania merasakan rasa sakit di hatinya, berdiri di sana dan dia tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dia menggigit bibirnya dan meraih dompetnya yang berminyak itu dari makanan di depannya. Berjalan pergi ke luar dengan sepatu hak tinggi nya.

Kakinya terpelintir, sepatu hak tinggi 12 inci nya itu bukanlah lelucon, dia langsung jatuh ke lantai, beberapa pelayan toko bergegas membantunya "Nona, apakah anda baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa, terima kasih!" Tania tidak mempedulikan kakinya yang sangat sakit itu, ia berjalan maju ke pintu dengan kaki yang pincang, dia hanya ingin segera meninggalkan restoran sialan itu.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu