Terpikat Sang Playboy - Bab 108 Dalam Hal Ini, Wanita Tidak Akan Kalah Dari Pria!

“Iya! sudah banyak baikan. Selalu saja mau repotin kamu untuk bantu saya suntik air infus.Utang saya sudah terlalu banyak”. Tania mendengar perkataannya, akhirnya menjadi lebih lega.

“Tidak juga lah, di rumah sakit saya adalah seorang dokter,di rumah saya jadi seorang perawat, tapi kakak ipar kan bagian keluarga saya, jadi sudah seharusnya”. Nico menundukkan kepala tersenyum lembut dengannya.

Tania tertawa dengan ringan, “Kalau begitu, ada keluarga seperti kamu merupakan suatu keberuntungan terbesar bagiku”.

“Ya iyalah, tidak perlu dibilang lagi, lain kali kalau kamu memerlukan saya, saya kapan saja akan siap melayani anda”. Senyum diwajah Tania semakin dalam.

Perasaan untuknya selalu sangat menghargai dan disukai, perasaan ini jika lebih meningkat lagi akan menjadi perasaan cinta, jika mempertahankan level, kamu akan selalu berada di level suka, tidak akan meningkat dan juga tidak menurun.

Suka dapat dibagi menjadi berberapa macam, orang dekat kita, teman kita, bisa juga didapatkan dari orang yang membuat kita merasa nyaman.

Alex berada di samping, memperhatikan mereka saling ngobrol dengan bahagia, dan alisnya mulai naik “ Nic, saya rasa lebih baik kamu jangan mengganggu kakak iparmu beristirahat, ngobrol juga lumayan melelahkan”.

Tentu saja Nico mengerti maksudnya, benar-benar pencemburu “Baik, saya rasa kamu harus sedikit menahan diri dulu, kondisi badannya masih lemah, tidak akan tahan dengan, dengan—badai angin kencang”.

“Pergilah kamu, keluar sana, jangan masuk lagi.” Alex menatapnya dan menyuruhnya pergi.

“Ok, aku akan keluar, nanti air infusan sudah habis, kamu yang melepaskan jarum ya, nanti malam saya tidak datang ke sini lagi” Nico tertawa dan berjalan pergi, menutup ruangan.

Ruangan kembali sisa Tania dan Alex berdua saja.

“Suami”, Tania memanggilnya, menggunakan tatapan wajah yang tidak tahan, “Kamu tahu tidak, kamu sangat membosankan”

“Saya dimana membosankan? Saya hanya mengambil tindakan pencegahan” Alex mengatakan dengan nada yang tegas, dia ingin menyingkirkan segala bibit tanaman yang mungkin akan tumbuh.

“Cegah kepalamu, Nico itu berniat baik dan tulus, waktu itu sekali bukannya dia pernah membantumu juga membantu saya, pria baik seperti dia,itu sudah langka. Saya tidak tahu wanita mana yang memiliki berkah baik dan bisa menjadi pendamping hidupnya”. Tania berkata demikian malah memujinya.

Alex mengarahkan wajahnya “Yang pasti kamu sudah tidak ada kesempatan, karena sudah menjadi istriku”.

“Alex--, dasar kamu cowok naif” Tania sambil tertawa marah, tanpa kata ia mencium dagunya dengan tinjunya, hatinya sangat manis tiada tandingnya dengan madu.

Sebenarnya terkadang dia bisa merasakan ketegangan oleh Alex, itu juga karena dia peduli.

“Kamu pukul orang lagi, lihat saya gimana caranya menyembuhkanmu”. Api dalam tubuh Alex belum padam. Melihat bibirnya yang merah merona, dia siap bergerak, menggertak, dan menciumnya.

Dengan mulutnya yang beraroma membuat Tania seakan pingsan, kedua tangannya memegang lehernya, seluruh badan dan hati masuk ke dalam, Tania menyukai ciuman Alex, melebihi rasa cinta yang mengisi dalam hatinya. Satu buah hati yang tulus itu menjadi terang dan bewarna dipenuhi semangat hidup,bergerak dengan sehat, setiap detakan jantung adalah manis dalam sebuah hubungan.

Ciuman ini sangat panjang, keduanya sama-sama tidak ingin melepaskannya, ingin seperti ini cium terus dan terus.

Hingga mereka tidak bisa bernapas satu sama lain, ketika mereka akan terbunuh oleh kebahagiaan, dia baru mengambil nafas dan dahi keduanya saling tertabrak.

“Apakah kamu takut? lain kali kalau masih senyum dengan pria lain seperti itu, beginilah saya akan menyembuhkanmu, dengar tidak ?”

“Pria lain? ayah saya, abang saya, kakek kamu,paman kamu, semua juga pria lho”

Lain kali saya ketemu mereka juga harus berekspresi wajah yang datar ya? Tania bertanya dengan serius sambil menahan tawa.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Kamu tahu orang yang saya maksud itu siapa. Intinya jangan senyum sembarangan, tidak boleh main mata, lebih tidak boleh lagi jangan merayu” Alex sambil mengelus kepalanya bagian belakang.

Tania kehilangan ketawa “Saya benar-benar tidak bisa membedakannya, atau kamu coba buatkan saya satu daftar, biar saya ada ingatan dalam hati, kalau tidak nanti saya

disalahkan.

"Tidak masalah, besok saya akan memberimu daftar, nanti jangan sampai kamu tidak melakukannya”, Alex memandanginya dengan senyuman seringai, tangannya menggenggam pinggangnya dan membelai.

“Saya lapar” Tania lompat dari topik pembicaraan.

Alex mengulurkan tangannya diantara kakinya “Saya juga lapar”

Beberapa saat Tania baru mengerti maksud Alex, wajahnya menjadi merah seketika “maksud saya, saya sudah lapar, ingin makan”.

“Tapi saya ingin memakanmu sekarang, atau tunggu saya sudah kenyang makan kamu baru giliran saya menyuapimu makan”, Alex dengan tanpa rasa malu.

"Tunggu kamu kenyang, saya mati duluan. Tidak, saya harus makan dulu”. Tania menolaknya dengan tegas.

Alex tidak peduli Tania setuju atau tidak, dan jari-jarinya berlutut di lembahnya, dia bisa langsung membuat wanita itu mati rasa, lalu menggigit piyamanya dengan giginya, menggigit kuncup bunga yang wangi melimpah, sulit baginya untuk menahan gerakannya, selimut di ranjangnya menjadi basah sebagian.

Tubuh Tania berada dibawah belaiannya,keinginan terhadapnya menjadi semakin bersemangat, membusurkan badan,dan menggosok tongkat api yang sudah lama seperti besi.

“Hmm—Cepat lepaskan celanamu” bisik Tania.

Alex tersenyum puas, dan melepaskan celananya, lalu berada panas di lembahnya. Sambil mengatakan dengan jahat “Saya pikir , tidak baik membuat istri saya kelaparan, atau makan saja dulu”

"Makan apa, melakukan urusan ini lebih penting, bisa tidak kamu jangan lambat, cepat sedikit. Tania mengangkat pinggangnya lebih tinggi" Tubuhnya terasa tidak tahan digigit semut.

“Panggil namaku, katakan kamu sangat menginginkannya” Alex menggodanya dengan suara yang rendah, suara ekstasi ini bisa membuat tubuh wanita bergidik.

“Yah, saya ingin kamu, saya ingin kamu” Tania terkesiap, dan berkata dengan bingung.

Alex menarik nafas, berjuang di sekujur tubuhnya, mencapai yang terdalam, jenis kenikmatan yang meneteskan, membuat setiap pori-porinya jadi terbuka, gerakan lebih ganas, bagaikan serigala haus akan darah.

Di bawah benturan kerasnya, tubuhnya dengan cepat mencapai puncak orgasme, semburan antusiasme, kenikmatan menembus tubuhnya, tubuh menegang, setelah klimaks yang indah, ia kemudian mejadi lunak.

“Kamu begitu cepat sudah tidak sanggup lagi? Istriku cepat menyerah”. Alex masih tidak mengeluarkannya dan merangsangnya dengan pendekatan.

Tania sekali mendengar--dengan keras berbalik dan menekannya kembali di bawahnya, menungganginya, "Suamiku,dalam hal ini wanita tidak akan pernah kalah dari pria."

"Benarkah? Saya tidak percaya”. Tujuan jahatnya tercapai, dan senyumnya seterang matahari.

Adegan yang bergairah lagi, dipraktekkan diatas ranjang. Alex sangat menikmati diperlakukan oleh Tania.

Hingga jam 10 baru selesai.

Tania sudah lapar dan lelah, pembantu dirumah semuanya sudah pergi beristirahat dan tidak mungkin jam segini memanggil koki untuk masak makan malam.

“Alex, semua gara-gara kamu. Saya sudah mau mati kelaparan, cepat masakin untuk saya”. Tania menendangnya dengan pelan, berteriak.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu