Terpikat Sang Playboy - Bab 65 Hati, Pertemuan,Saling Membelakangi!

Dan rasa sakit yang seperti ini, jauh melebihi sakit yang dulu, berubah menjadi lebih menyedihkan, lebih menderita.

Hati yang sedang tertekan seperti itu lebih tidak bisa menahan luka yang sakit ini, jadi ia tidak mau dirinya terlalu naïf, percaya bahwa cinta yang romantis itu ada, merasakan kehangatan yang diberikan oleh sang pria, perempuan yang diperlakukan dengan lembut pada awalnya, selanjutnya bisa berubah menjadi pengecut dan tidak berdaya, sampai akhirnya di medan perang hanya bisa menangis melihat si pria yang terlihat seperti tidak berterima kasih dan tidak punya hati dan memperlakukan dirinya seperti sebuah boneka yang dibuang.

Jadi, ia selalu mengingatkan dirinya, harus memahami betul fakta yang terjadi, harus berpikiran jernih, bagaimana bisa semua hal yang indah direbut pergi oleh halusinasi yang indah bahkan sampai helaan nafas terakhirnya.

Sayangnya, ia masih tidak hati-hati, seperti membiarkan salah satu sisi sebuah hati yang merah segar, lembut juga rentan terhadap serangan ditelanjangi, seketika itu juga terasa sakit yang menusuk tulang, ini adalah penggambaran yang sangat baik.

“Sudah jam pulang, ayo kita pulang bersama, aku memberitahu Andi supaya ia tidak datang” Alex berjalan sampai kesamping mejanya, nadanya masih terhitung lembut.

Begitu Tania mendengar suaranya, hatinya terasa tercekat, rasa bersalah yang sangat menyedihkan ini, dengan cepat menenggelamkan sarafnya.

“Kenapa lagi?” Alex melihat perutnya dingin, wajahnya sangat tidak menyenangkan, dan bertanya dengan suaranya dijaga rendah.

Mungkin hari ini seluruh badannya, seluruh hatinya sudah cukup merasakan sakit, bahkan untuk mengeluarkan emosi saja tenaganya sudah tidak ada, Tania mengambil tasnya dari laci “ Aku tidak apa, Andi tidak datang kan? Ayo kita pergi bersama.”

Alex baru berpikir kalau Tania mau menganggap dirinya sebagai bawahan lagi, tidak mengijinkan Alex turun, apa yang harus dilakukannya, untungnya, kali ini Tania tidak meracau.

Dalam perjalanan pulang.

Tania berbaring didalam mobil, tangannya mengangkat dagu “Alex, katakan dengan jujur dan yang sebenarnya, dengan wanitamu sebanyak ini, apakah kamu mencintai mereka?”

“Kalau kamu, sudah berhubungan selama 3 tahun, dan begitu banyak kenangan bersama dengan Vincent, apakah kamu mencintainya?” Alex yang sedang menyetir mobil balik bertanya, sorot matanya dramatis.

“Menurutku, aku sudah tidak mencintainya” Tania tertawa hambar menjawab, awalnya Vincent memang membuatnya kagum, ia tidak yakin apakah menyukainya, tapi itu hanya seperti cinta pertama seorang gadis yang hanya manis dan romantis tapi tidak membuatnya merasa bergelora.

Perkataan Tania membuat Alex yang mendengarnya sangat nyaman, tapi juga tidak berani percaya, pria selalu harus lebih waras dan berpikiran jernih dari seorang wanita.

“Kalau aku bilang, aku juga tidak percaya tidak pernah mencintai wanita-wanita itu, apakah kamu percaya” Alex tertawa ringan, dia sangat berharap Tania akan percaya, kalau seperti itu, dia pasti akan sangat senang.

“Ei——, aku juga percaya, tapi aku tidak mau menipu diri sendiri, kalau kita balik dan kamu berpikir dari posisiku, begitu aku pulang kerumah ada seorang perempuan yang akan melahirkan anakmu, sesampainya dikantor ada segerumulan perempuan bergiliran mengelilingimu, terlebih lagi saat kamu dinas kantor selalu ada perempuan yang pergi bersamamu, sebelum kehadiran Jiajia, kamu hanya beberapa kali pulang kerumah, sebenarnya tidak sedikit energi dan uang yang kamu keluarkan untukku, awalnya aku kira, sesedikitnya kamu mencintaiku makanya mau menikahiku, tidak kukira——“ Tania mulai bergumam, ia seperti sedang mencurahkan hatinya kepada Alex, juga seperti berbicara kepada diri sendiri.

Setetes air mata pun mengalir, tanpa suara dan tidak jelas jatuh diatas punggung tangannya, dan terasa panas.

Ia mencintai dengan dalam pria ini, jadi ia tahu bahwa dalam hatinya sudah hancur lebur.

“Diri sendiri tidak berusaha, tapi berharap bisa mendapatkan balasan? Kamu yang terlalu serakah” Tatapan Alex dalam dan gelap, tersembunyi sebuah lapisan depresi.

Tania mengusap air matanya, tidak bicara, dia juga tidak bisa bilang padanya bahwa dia mencintainya, dia tahu dengan begini setidaknya ia masih bisa sedikit berdiri dengan sombong, dan dengan kuat berdiri.

Lagipula bicara hari demi hari, ia benar-benar tidak memiliki apapun lagi.

Ketika seorang laki-laki tidak tahu apakah perempuan yang duduk dibelakangnya sedang menangis atau tertawa, sepertinya walaupun Alex masuk kedalam hatinya, ia tidak mungkin memiliki Tania seumur hidupnya.

Perasaan memang begini, jika saling berhadapan bisa berjalan semakin dekat, tapi jika saling membelakangi maka akan terpisah semakin jauh.

Di taman kaca.

Saat Alex dan Tania berjalan masuk, Jiajia sedang menggantungkan kakinya diatas meja, sambil makan semangka sambil telpon, begitu mendengar langkah kaki mendekat, ia dengan gelisah segera menutup telpon “Kalau begitu sampai sini dulu, nanti kutelpon lagi.”

Lawan bicaranya ditelpon adalah Vincent, mendengar ia berkata seperti itu, dengan segera menebak bahwa ada orang lain yang datang, ia barusan mendengar dari Jiajia bahwa Alex memperlakukannya dengan sangat baik, demi dia, Alex bisa mempersulit Tania, tapi beberapa malam ini Alex dan Tania tidak pernah tidur di vila, seperti menunjukkan bahwa Alex tidak pernah begitu memperhatikan Jiajia.

Eiii——, perkataan Jiajia ini tidak sejalan awal dan akhirnya, membuat dia menjadi bingung.

“Jiajia, sedang telpon dengan siapa” Alex tertawa menyelidik duduk disampingnya, dengan tatapan penuh makna menatapnya.

“Aku… aku sedang telpon dengan temanku, kamu juga tahu ibu hamil sangat bosan kan, jadi aku menelpon temanku menemaniku ngobrol.” Jiajia merasa khawatir dalam hati, semakin takut ketahuan oleh Alex, justru ia semakin panik, dan segala gerak geriknya semakin salah!

Tania berbaring diatas sofa, ekspresi Jiajia kali ini, juga membuatnya curiga, jika hanya telpon dengan teman, kenapa dia begitu gelisah, apakah dalam hal ini ada masalah lain.

Saat makan malam, Nico juga berada disitu, ia mengeluarkan sebuah bantal dari tas kertas “Kakak ipar, ini aku beli sekalian saat jalan pulang, duduk diatas bantal ini bisa terasa lebih nyaman”.

Tania merasa begitu canggung, dari wajah sampai kakinya langsung merona merah, karena dengan pemberian bantal ini artinya, ia juga tahu mengenai masalah tersebut, Tania pun dengan sungkan menerima sambil tertawa “Terimakasih!”

“Tidak perlu lah! Semuanya ayo mulai” Nico tidak mempedulikan ekspresi Alex yang tidak menyenangkan, ia malah tersenyum kepada Tania.

Jiajia yang berada disamping dengan aneh memprovokasi “Seorang adik ipar begitu baik dengan kakak iparnya, aneh sekali”.

“Perkataan nona Jiajia begitu menarik, satu keluarga tentu saja bisa saling perhatian, apakah kamu tidak memperhatikan keluargamu sendiri?” Nico menggulung setengah lengan bajunya, dan dengan berwibawa berbicara.

Wajah Jiajia pun merah merona, terlarut dengan ketampanan dan dirinya yang menawan, bagaimana bisa para lelaki di keluarga Alex masing-masing begitu keren!

“Tentu saja aku memperhatikan! Oh iya, Nico, dengar-dengar kamu seorang dokter, beberapa hari ini dadaku seperti tertekan, apakah nanti kamu bisa bantu lihat?” Jiajia tidak peduli apakah Alex ada disitu, didepan umum ia menggoda Nico dengan genit.

Air yang baru saja diminum oleh Tania hampir saja tersedak keluar, dia benar-benar tidak mengerti logika berpikir perempuan bernama Jiajia ini, walaupun ada perasaan baik terhadap Nico, harusnya juga menunggu sampai Alex tidak disitu kan, lagipula anak didalam perutnya adalah anak Alex, kalau sampai berhubungan dengan Nico, anak itu nanti anak siapa, sampai saatnya nanti, keluarga Alex benar-benar bisa berantakan seperti sepanci bubur aneka isinya, seorang istri yang sedang hamil besar, dia masih berani menganggap dirinya penakluk pria kah.

Tentu saja, Nico tidak seperti orang yang tidak memiliki seleranya sendiri.

“Aku bisanya hanya bisa menggunakan pisau operasi dan membuka bagian dadanya, lalu kulihat dibagian mana jantungnya sakit, lalu kupastikan apakah terpotong dengan baik, atau harus ditukar dengan jantung yang masih bagus, ada kalanya juga bisa kutarik lepas keluar” Nico dengan sopan dan bersahaja tertawa, sebelah tangannya memegang pisau dan yang sebelahnya memegang garpu memeragakannya, sambil bicara dengan pembicaraannya yang sangat menyeramkan

Jiajia tertawa kaku, mengusap dadanya, segera menundukkan kepala dan makan, ia tidak bicara lagi.

“Nico, jangan menakuti Jiajia, dia adalah ibu hamil” Alex berpura-pura memelototinya, sekaligus menenangkan Jiajia “ Kamu tidak usah takut, ayo, makan yang banyak, nanti aku temani kamu kembali ke vila, malam ini aku akan menemanimu”

Malam ini, Alex mau mencari siapa dalang dibalik semua ini, walaupun didalam hatinya sudah ada orang yang dipilih!

Tania yang mendengar malam ini Alex mau menemani Jiajia, makanan yang ada didalam mulutnya seketika berubah rasa, hanya rasa pahit yang terasa!

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu