Terpikat Sang Playboy - Bab 41 Hubungan antara Senior dan Junior!

Melinda menelan kebencian di dalam hatinya dan menganggukkan kepalanya dengan tenang, “Baiklah, Sekretaris Tania.”

“Aku akan menanyakan satu hal sederhana kepadamu. Selama ini, bagaimana kamu mengurus direktur kita? Aku harus belajar dengan sebaik mungkin darimu, sebab ini akan menjadi tanggung jawabku.” ujar Tania.

Alex dengan tenang menatap Tania. Ujung bibirnya menaik sedikit membentuk senyuman kecil. Siapa sangka ternyata istrinya bisa merasa gugup juga.

Melinda sudah berada di sisi Alex untuk waktu yang lama, tentu saja ia tahu jawaban dari pertanyaan umum seperti itu. Begitu mendengar pertanyaan Tania, Melinda mengedipkan kedua matanya dan menjawab dengan tenang, “Setiap pagi, Pak Direktur minum secangkir kopi gunung biru tanpa gula untuk menyegarkan tubuhnya. Pukul 10, saya akan masuk untuk membantu mengganti kopinya menjadi teh hijau, bukan daun teh biasa. Setiap hari, beliau memiliki pertemuan makan siang dengan klien. Sore hari, beliau akan tidur selama satu jam di dalam ruang istirahat yang sudah saya bersihkan. Setelah menunggu beliau keluar, saya akan masuk untuk merapikan dan membersihkan ruangannya. Setiap pagi, saya akan mengonfirmasi jadwal harian beliau untuk mengatur apakah ada jadwal yang harus dimajukan atau dimundurkan dan saya harus bekerja dengan cepat dan tepat. Kurang lebih seperti ini.”

“Hmm... Ternyata ada banyak hal yang harus kupelajari. Baiklah, karena aku sudah tahu, kamu bisa pergi sekarang. Tunggu sampai aku bertanya lagi kepadamu bagaimana cara menyeduh kopi.” ujar Tania sambil tersenyum. Melinda benar-benar pantas disebut sebagai seorang sekretaris!

“Kalau begitu saya keluar dulu.” ujar Melinda. Kebenciannya langsung reda begitu ia menatap mata Alex.

Setelah Melinda keluar, Tania pun berjalan menghampiri Alex dan berdiri di sisinya. Ia meletakkan sikunya di atas bahu Alex, “Ada satu pertanyaan yang aku mau tanyakan padamu, dan kau harus menjawabku dengan jujur. Apakah kau pernah tidur dengan sekretarismu?”

Seulas senyum muncul di wajah Alex. Ia lalu menjawab, “Ini jawabanku yang jujur, sepertinya belum.”

“Hahaha... Sepertinya?! Suamiku, apa terjadi sesuatu dengan otakmu? Setiap hari ada wanita yang begitu cantik di hadapanmu dan kamu bersikap biasa saja? Hanya hantu yang akan mempercayai itu.” Ia, Tania, bukanlah seseorang yang dapat dengan mudah ditipu. Ia dapat mengetahui apakah ada sesuatu yang mencurigakan hanya dengan sekali lihat.

#Sensor#

”Ah...” Tindakan Alex membuat Tania takut. Ia berusaha untuk mendorong pria itu menjauh, “Kamu pasti sudah gila. Kita masih berada di kantor! Cepat lepaskan aku!” Akan sangat memalukan apabila ada seseorang yang masuk saat ini juga!

“Seperti yang kamu bilang, kita berada di dalam kantor dan aku sedang bekerja. Kamu adalah istriku tapi kamu saja takut untuk bermesraan denganku di dalam kantorku. Apalagi para pegawai itu. Jadi, kamu jangan berpikir yang tidak-tidak.” ujar Alex sambil menepuk-nepuk wajah Tania, lalu melepaskannya.

Tania mengerutkan bibirnya namun ia tidak memiliki apapun untuk dikatakan, “Baguslah kalau begitu, Pak Direktur. Sekarang aku akan membuatkanmu secangkir kopi tanpa gula.”

“Hmm... Aku takut aroma kopi hari ini akan bercampur dengan aroma cuka.” ujar Alex dengan penuh makna.

“Oh begitu? Itu hanyalah halusinasimu yang memalukan.” Tania menatapnya sekilas lalu berjalan keluar pintu. Dasar rubah licik!

Melinda sedang merapikan mejanya di luar ketika ia melihat Tania keluar dari ruangan Alex. Kebencian pun merambati hatinya sampai ia mengeratkan giginya dan melihat rambut Tania yang sedikit berantakan.

“Sekretaris Melinda, tolong ajarkan aku bagaimana menyeduh kopi.” ujar Tania sambil merapikan rambut dan pakaian mahalnya, senyumnya begitu tenang.

“Baik, mari ikuti saya.” ujar Melinda sambil meletakkan barang-barang yang sedang ia genggam. Melinda membawa Tania masuk ke ruang membuat teh, lalu berkata dengan nada santai, “Saya dan Pak Direktur adalah mahasiswa di universitas yang sama. Saat itu, beliau adalah senior saya dan beliau benar-benar menjaga saya dengan baik. Dihitung-hitung sampai sekarang, kami sudah saling mengenal selama delapan tahun, jadi saya tahu semua kebiasaannya. Apabila ada hal yang Ibu Tania tidak ketahui, silakan tanya saya.”

Sedikit nada sombong menyelimuti ucapan Melinda.

“Baiklah kalau begitu. Belum ada satu bulan kami saling mengenal, jadi dengan senang hati aku akan meminta pendapatmu.” Tidak ada nada amarah sedikitpun dari suara Tania. Ia menyentuh rambutnya dan cincin permata yang melingkari jari manisnya berkilau. Lalu memangnya kenapa kalau mereka sudah saling mengenal begitu lama?

Setelah selesai membuat kopi, Tania pun membawanya masuk ke dalam ruangan Alex sambil berseru, “Senior, kopimu datang.” Tapi, Tania tersandung sehingga kopi yang masih panas itu tumpah di kaki Alex dan membakar kulit Alex.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu