Terpikat Sang Playboy - Bab 66 Tindakan Tak Wajar Semua Orang

Sahabat baik, ya baik… baik…, baik sampai ke ranjang!!

Cewek secantik begini, Alex begitu genit, otak dia masuk air bisa percaya mereka hanya sahabat baik, tapi masalahnya, dia juga gak bisa sepelit itu berkata jujur!!

“Mana mungkin, lain kali kamu telepon aku langsung saja, aku pergi menjemputmu, kamu teman suamiku, juga temanku” Tania dengan biasa tersenyum, alis mata sekejap bergerak mengatakan pecaya diri dan arti lainya yang dalam.

Linda terlihat hal lain dimatanya, sebentar kemudian menjawab,” Kakak, terlalu ramah!”

“Ini hal yang kulakukan, walaupun teman baik, tapi cewek cowok juga ada perbedaan, aku takut lelaki yang sudah married ini bisa memburukan nama baikmu, kalau demikian aku juga tak enak denganmu” kata Tania dengan penuh rasa khawatir.

Linda tetap senyum lembut, tidak ada perubahan!

“Waktu kerja, kenapa kamu ada disini?” Alex memotongkan pembicaraan mereka, dengan dingin berkata dengan Tania.

Tania juga bereaksi cepat, segera menjawab,” Aku disini ada kerjaan, dibawah liat kalian, rencana ingin nyapa kalian”.

“Sekarang nyapa sudah selesai, boleh pulang kan”, kata Alex dengan dingin.

“Tentu boleh”, untuk sikap dingin dia dan tindakan tak memberi muka, Tania tetap bersikap senyum dan tenang keluar.

Pulang dari kantor sudah jam setengah 4, linglung sampai selesai kantor, pergi toko obat beli obat flu, terus berkeliaran di jalan bentar, baru pulang taman kaca.

Sendirian makan malam, minum dua biji obat flu, bersandar di ranjang pelan-pelan tertidur.

Malam yang sunyi, orang di saat setengah sadar setengah mimpi, berkali-kali membuka mata, meraba ke Kasur lihat dia sudah pulang belum, berkali-kali kecewa, hati tenggelam, masuk kedalam kesedihan.

Dia sekarang apakah sudah ada diranjang Linda itu, bertenaga lengket dengannya, terkhayal bayangan itu, serasa hatinya panas dan sesak, sakit sekali.

Dia sepertinya benaran—jatuh cinta dengannya.

Hari ini minggu, dia tidur sampai jam 10, flunya sudah mendingan, bangun keluar merasakan sinar matahari, menggerakan badan.

Melihat tempat parkiran yang kosong, hatinya pun sekejap juga ikut kosong.

Dia semalaman tidak pulang! Telepon aja tidak, rasa asam yang kuat melenyap hatinya, sedih ya sedih, dia tetap kembali ke kamar ganti baju santai, pergi ruang makan sarapan pagi.

Tidak ada cinta, saat tidak ada orang menyayangin, dia harus lebih menyimpan kebanggan sendiri, lebih baik cinta diri sendiri.

Duduk di depan meja makan, Tania merasa para pembantu hari ini ekspresinya aneh sekali, melihat dia juga tidak berani bertatapan dengannya, seperti sengaja menghindarinnya.

Pasti ada terjadi masalah apa, setelah sarapan pagi, dia berjalan santai di sembarang rumput.

Nico keluar dari villa, melihat Tania, langsung memutar kepala kabur ke arah lain.

“Nico…, Diam disana” Tania mengejar dan menarinya,” Aku hantu kah, kenapa satu-satu menghindari aku”.

“Hehe…, Kakak ipar kamu kelihat begitu cantik, mana mungkin hantu, aku hanya keingat rumah sakit ada urusan darurat, aku mau pergi dahulu” Ekspresi nico sangat tidak wajar.

“Bukan, pasti terjadi masalah apa, tentang aku kah? Kakak sepupumu punya?” Tania dengan tes menanyakan, setelah tanya sampai pertanyaan kedua, alisnya sekejap naik turun, dia pun tahu, masalah ini berhubungan dengan Alex.

Nico masih ragu, tahu masalah ini dia bakalan tahu, tapi gak tahu gimana beritahu kepadanya,” Kakak ipar, sebelum aku ngomong, kamu harus tahan, cowok genit seperti virus canduan, tidak mudah hilang, tapi hati dia hanya ada kamu, suatu saat akan pulang kembali ke kamu, enggak tahu kamu sudah melihat koran hari ini kah”.